Surat Terbuka untuk Shinji Kagawa

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Surat Terbuka untuk Shinji Kagawa

Di pekan terakhir bursa transfer 2014/2015, manajemen Manchester United sepakat untuk melego Shinji Kagawa ke Borussia Dortmund. Faktor “not fit in United style”, membuatnya kembali ke klub pertamanya saat menjalani karier di Eropa.

Banyak yang beranggapan, Kagawa datang di saat yang tidak tepat. Sir Alex Ferguson ataupun David Moyes kesulitan untuk memberinya tempat yang tepat baginya berkreasi. Padahal, di Dortmund kala itu, Mario Goetze sampai harus mati-matian untuk menggeser posisi kagawa di klub.

Hal ini yang membuat sejumlah fans menyayangkan kepergian pemain kelahiran Kobe, 17 Maret 1989 itu. Sebuah surat terbuka pun ditujukan oleh salah satu fans, begini isi suratnya.

“Destiny is a good thing to accept when it’s going your way. When it’s not; just don’t call it destiny. Call it injustice, treachery or simply bad luck

Halo Shinji,

Aku menyebutnya sebagai suratan takdir saat engkau tiba di Manchester United. Aku menyebutnya sebagai ketidakadilan ketika engkau pergi hanya dalam dua tahun.

Setiap penggemar United benar-benar tertarik saat engkau tiba. Melihat kau bermain untuk Dortmund, kami yakin benar, kami telah mendatangkan pemain kelas dunia yang akan mengubah klub.

Engkau seharusnya menjadi sang nomor sepuluh kami. United telah dikenal karena permainan sayapnya, umpan silang, dan 4-4-2. Kami percaya bahwa engkau akan membawa modernisasi bagi klub, mengubah cara kami bermain. Kami melumat bibir kami saat memikirkan bagaimana jadinya kau dan Rooney akan berpasangan.

Aku masih ingat benar saat menyaksikan pertandingan pertama musim 2012-13 kala menghadapi Everton. Di malam saat semua orang kepayahan, kau menarik perhatian dengan memberikan dua kali umpan bagi Javier Hernandez. Namun sinarmu tertutupi oleh pemain yang tidak berkontribusi, Tuan Robin van Persie, sebuah tren yang terus berlanjut hingga kepergianmu.

Selama dua tahun selanjutnya, jumlah pertandingan yang kau mainkan di posisi favoritmu bisa dihitung dengan jari tangan. Ketidakadilan yang kotor. Posisi sayap kiri adalah tempat di mana kau mendapatkan kebuntuan dan itu membelenggu kreativitasmu.

Belakangan, musim kedua mestinya lebih baik. Wayne Rooney mungkin telah pergi, dan engkau akan pantas mengenakan nomor punggung 10. Namun, semuanya berubah saat David Moyes tiba. Hal yang konyol untuk mengharapkan manajer yang menyenangi Tim Cahill/Fellaini sebagai pemain nomor sepuluh, untuk mengerti atau bahkan berpikir tentang cara bermainmu. Ia memainkanmu di sana untuk satu setengah pertandingan dan memberikan penghargaan sepakbola terbaik di bawah masa jabatannya—melawan Bayer Leverkusen dan Swansea.

Saat tiba pada bursa transfer Januari, klub membutuhkan sebuah “statement signing” dan datanglah Juan Mata untuk mendorongmu lebih dalam lagi. Ada sejumlah pertandingan di mana kalian berdua berkombinasi dengan baik, tapi itu hanya sesaat.

Engkau adalah alasan klasik tentang bagaimana sejumlah hal tidak berjalan mulus di klub besar seperti United. Talenta saja tidak cukup. Nasib. Takdir. Keberuntungan. Banyak faktor yang membuatmu dan fans menderita, kau tak memiliki faktor-faktor itu bersamamu.

Atau mungkin ini hanya masalah taktik. Mungkin manajer tidak melihat umpan cepatmu dan pergerakan yang cocok dengan permainan lambat United. Sangat menyedihkan melihat pemain berkualitas medioker memiliki kesempatan bermain saat kau diasingkan ke bangku cadangan. Namun, selama dua tahun, tidak peduli berapa banyak yang kau teraniaya, tapi tak kau tak pernah mengeluh ataupun merengek. Engkau selalu memberikan yang terbaik dan fans akan selalu mengingatmu dengan rasa syukur.

Some dreams are never fulfilled. Some goals are never fulfilled. Some journeys do not reach their destination. All we are left with is thoughts about how well it could have gone and regrets about how badly it has gone.

Engkau telah kembali ke tempat di mana orang-orang memujamu. Di mana pelatih tahu bagaimana cara memberikan yang terbaik untukmu. Kami semua senang untuk mu dan semoga talentamu bisa muncul kembali.

Atas nama Manchester United dan fans, kami berharap yang terbaik untuk petualangan keduamu bersama Borussia Dortmund. Aku akan terus mengikuti karirmu dari dekat. Aku harap engkau dapat membuat kami menyesal telah menjualmu.

Regards,

A Manchester United fan an Shinji Kagawa admirer.”

Sejumlah fans lantas mengomentari surat terbuka tersebut. Saif Ur Rashid misalnya, ia menulis: “Absolutely, tapi aku bahagia setidaknya talentanya tak akan tersia-siakan di bench United. Aku akan merindukannya.”

Fan lain yang bernama Karan Patel mengungkapkan kekagumannya, “Shinji Kagawa adalah pemain yang underrated. Ia adalah pemain kelas dunia dengan umpannya, gocekannya, serta umpan terobosannya amat fenomenal. Sayonara Shinji, dan aku senang bisa melihatmu bermain lagi di Dortmund, tak seperti di MU.”

Jika Anda ingat permainan Shinji Kagawa di Borussia Dortmund, setujukah bahwa Manchester United tidak pernah bisa memaksimalkan kemampuannya?

Sumber gambar: ramblingsofanfan.wordpress.com

Komentar