Siarkan Transfer Deadline, Sky Sports Didemo

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Siarkan Transfer Deadline, Sky Sports Didemo

Live report adalah momen menegangkan bagi reporter dan stasiun televisi. Bagi reporter, mereka harus tampil sesempurna mungkin karena siaran akan dilakukan tanpa cut. Sedangkan bagi stasiun televisi, live report menjadi ajang unjuk kualitas dengan tv rival.

Mendapatkan gangguan saat live report merupakan hal yang paling tidak diinginkan, baik itu oleh reporter maupun stasiun televisi. Bisa berupa gangguan teknis seperti pemancar yang rusak, hingga ada penyusup yang mengganggu siaran tersebut.

Hal ini yang dialami oleh tiga reporter Sky Sport, Kaveh Solhekol, Geraint Hughes, dan Gary Cotteril. Ketiganya bekerja di perusahaan media raksasa Inggris, Sky Sports. Ketiganya diprotes fans Crystal Palace kala melaporkan langsung dari Selhurst Park, kandang Crystal Palace.

Awalnya, Solhekol tengah melaporkan mengenai perkembangan transfer deadline di depan Selhurst Park. Tiba-tiba saja, fans Crystal Palace yang menamai dirinya Holmesdale Fanatics mulai bergerak secara teratur. Mereka meneriakan chant berisi perlawanan terhadap stasiun televisi berbayar tersebut.

“We ----ing hate Sky Sports”, teriak kerumunan tersebut. Sembari berjalan, mereka pun membawa banner bertuliskan “Sky Sports – Killing Our Game Since1992”, ditulis dengan huruf kapital.

Unjuk rasa ini sudah cukup untuk membuat Solhekol menghentikan live report-nya. Ia pun dievakuasi demi keamanan dirinya.

Suporter Palace sebenarnya memang sengaja untuk mengusir Sky Sports agar tidak melakukan siaran langsung di depan Selhurst Park. Banyak yang beranggapan bahwa stasiun televisi tersebut ikut andil mengatur jadwal klub. Akibatnya, mereka sering bermain pada tengah hari, dan bukan pada Sabtu sore.

Salah satu penyebab perubahan jadwal Liga Inggris adalah penjajahan oleh Asia, bagaimana hal tersebut dapat terjadi: Ketika Asia Mendikte Tradisi Sepakbola Inggris

Lain di selatan London, lain pula di utara. Geraint Hughes yang melaporkan dari depan stadion Emirates, mendapat gangguan serupa. Atas izin dan saran pihak keamanan, Hughes pun melaporkan dari dalam stadion.

Namun, kejadian di Selhurst Park dianggap yang paling serius ketimbang kejadian lainnya. Mereka merusak hari paling serius dan paling menguntungkan (karena ratingnya tinggi) bagi Sky Sports.

Kantor Komunikasi Inggris, Ofcom, menerima delapan keluhan dari pemirsa yang menjadi saksi ketika seorang pria meneriakkan kata-kata berbau seks saat live report berlangsung. Salah seorang reporter diganggu oleh alat bantu seks tepat di depan wajahnya!

SEX

Selain dua reporter tersebut, Gary Cotterill juga mendapatkan gangguan. Ia pun terpaksa menggunakan cat semprot, untuk menjauhkan penonton yang berkeliaran agar tidak mengganggunya.

Kejadian ini memang bukan yang pertama, tapi yang paling serius. Juru bicara Sky Sports menyatakan setidaknya lebih dari 270 reporter yang melakukan live report langsung dari depan kantor sepakbola seluruh klub di Liga Primer Inggris, selama 24 jam tanpa henti.

“Kami meminta maaf karena adanya sebagian kecil insiden, dan kami sedang mencari cara agar hal ini tidak terulang ekmbali di masa depan, sementara kami memastikan penggemar akan menjadi bagian penting dalam liputan kami.”

Stasiun televisi berperan besar bagi penggemar untuk menyaksikan klub kesayangannya. Namun, peran tersebut tak berarti jika penggemar membayar untuk itu semua. Sky Sports telah menyiarkan Liga Inggris sejak 1992.

Sepanjang itu pula, penggemar merasa bahwa Sky Sports pilih kasih, terutama bagi klub yang tidak reguler berada di Liga Primer. Jadwal pertandingan dimundurkan menjadi tengah hari, padahal dalam tradisi sepakbola Inggris, pertandingan biasanya digelar pada sore hari.

Aksi-aksi seperti yang dilakukan fans Crystal Palace ini intinya bukan menyerang reporter yang tengah bertugas, melainkan mempermalukan korporasi media besar di belakang televisi tersebut.



sumber gambar: whoatallthepies.tv

Komentar