Silang Sengkarut Sponsor, Jersey, dan Profit

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Silang Sengkarut Sponsor, Jersey, dan Profit

Beberapa klub yang sudah marak menaruh sponsor di seragam mereka bahkan sempat ada yang didesak untuk memikirkan strategi mereka. Salah satu conton yang paling mutakhir adalah FC Barcelona yang telah lama menolak untuk memakai sponsor pada seragam mereka.

Mereka bilang, sponsor akan menodai kesucian seragam Katalunya kebesaran mereka. Bertahun-tahun lamanya mereka tidak memakai sponsor dan berhasil menjaga "kesucian" mereka.

Namun seperti yang kita tahu pada tahun 2006, Barcelona menaruh imej UNICEF di seragam mereka, dengan dalih bahwa UNICEF melambangkan logo amal yang bersinggungan dengan kemanusiaan dan tetek bengeknya.

Perlahan-lahan Sandro Rossell ingin menyetir pemikiran para pendukung Tim Catalan tersebut agar mulai terbiasa dengan tulisan maupun logo di dada seragam mereka. Stragtegi tersebut sejauh ini terbukti efektif.

Ketika datang saat-saat sulit di Camp Nou ketika uang menjadi prioritas yang tak terelakkan, dewan Barcelona menandatangani kontrak tinggi dengan salah satu perusahaan Timur Tengah. Awalnya adalah Qatar Foundation, dan juga masih memiliki imej UNICEF di belakang seragam mereka.

Dikabarkan mengalami kerugian sebesar 64 juta poundsterling pada musim 2009-2010, Barcelona berubah haluan ke Qatar Foundation (yang kemudian terbukti menjadi jembatan emas menuju Qatar Airways) yang memberi mereka kontrak bernilai 125 juta poundsterling.

Keperawanan seragam Barca yang telah sirna itu menandakan perubahan mencolok pada perkembangan bisnis seragam tim sepakbola di era modern ini.

Sementara itu, rival mereka, Real Madrid diketahui mendapatkan sekitar 20 juta poundsterling per tahun dari sponsornya musim lalu, yang merupakan perusahaan online betting terbesar di Eropa, Bwin. Sekarang mereka sudah beralih ke perusahaan maskapai penerbangan yang (lagi-lagi) berasal dari Timur Tengah, Fly Emirates.

Klub-Klub Mulai Menjual Diri

Bahkan saat ini timbul wacana pemakaian lebih dari satu sponsor. Ketika Liverpool menandatangani kerjasama sponsor senilai 80 juta poundsterling dari bank internasional, Standard Chartered, pada tahun 2009, mereka tidak tahu-menahu bahwa tiga tahun setelahnya bank tersebut terkena skandal pencucian uang senilai miliaran dollar.

Kasus yang serupa dengan itu, Newcastle United menemukan diri mereka dalam keadaan yang mencengangkan ketika pada tahun 2012 mereka menandatangani kontrak sponsor dengan Wonga.com, sebuah perusahaan pemberi pinjaman modal dengan bunga yang mencapai 4.000 persen per tahun.

Dengan cerdiknya, perusahaan tersebut berani berjanji untuk mengembalikan nama stadion mereka, dari Newcastle's Sports Direct Stadium, kembali menjadi St. James' Park. Sebuah janji yang sangat menggiurkan untuk para pendukung Newcastle.

Di masa-masa sekarang ini, akan sangat sulit, bahkan tidak mungkin, bagi klub untuk menolak penawaran finansial yang besar dari calon sponsor mereka. Terutama jika klub tersebut memiliki pengeluaran yang luar biasa dalam gaji pemain.

Saat ini Manchester City sedang menikmati keuntungan finansial tersebut dengan posisi mereka di peringkat ke tiga se-Eropa dalam sponsorship dari seragam ini. Etihad Airways menyuntikkan dana segar 20 juta poundsterling per musim untuk dipakai foya-foya oleh City.

Mereka bahkan tidak keberatan untuk memakai nama "Etihad" di seragam dan stadion mereka, padahal "Etihad" dalam Bahasa Arab memiliki arti "Persatuan" atau yang lebih jelasnya, well, "UNITED"! Rival? Gak masalah ah.

Apa yang Sponsor Dapatkan?

Ketika sudah jelas apa yang klub akan dapatkan dari kesepakatan ini,pertanyaan yang timbul adalah, apa yang akan sponsor atau pemberi dana itu dapatkan dari kolaborasi apik ini?

Sederhananya begini, English Premier League itu adalah "alat komunikasi" yang sangat tepat di era modern ini. Pada tahun 2011, Sport+Markt mengestimasi ada total 1,46 milyar orang yang terlibat dalam EPL, atau sekitar 70 persen dari sekitar 2,08 milyar orang pecinta sepakbola di seluruh dunia.

Di antara mereka, 615 juta di antaranya adalah pendukung dari tim-tim top flight. Kemudian audiens dari televisi juga berperan di sini dengan angka yang mencapai 643 juta rumah tinggal.

Dengan angka-angka seperti ini, akan sangat mengagetkan jika perusahaan-perusahaan tajir tidak tergiur untuk masuk ke dalam bisnis besar ini.

Seragam klub lalu menjadi komoditas berharga dan tidak semata-mata karena pendapatan dari dan untuk tim, tapi juga keuntungan yang sponsor dapatkan dari faktor-faktor lainnya.

Bisnis seragam ini seperti menjadi acuan bagi klub untuk menilai potensi mereka dalam menggaet hal-hal lainnya, terutama di sini adalah dalam transfer fee.

Di Spanyol, kasus klasik dari hal ini adalah perekrutan David Beckham ke Real Madrid. Ketika Beckham datang dengan biaya transfer sebesar 24,5 juta poundsterling pada Juni 2003, hanya selama 9 bulan lamanya klub berhasil menjual 1 juta kaus dengan "Beckham" dan nomor 23-nya itu ke publik. Perekrutan Beckham ini langsung terlihat sekali dampak finansialnya bagi El Real.

Seperti kasus yang terulang kembali, pada musim panas 2009 Real Madrid memecahkan rekor transfer (kurang dari sebulan setelah mereka membayar 56 juta poundsterling untuk Kaka) sebesar 80 juta poundsterling untuk pemain Manchester United, Cristiano Ronaldo.

Lagi-lagi, dalam 9 bulan berikutnya dilaporkan bahwa El Real berhasil menjual 1,2 juta kaus "Ronaldo" dengan nomor 9-nya itu kepada publik dengan pendapatan mencapai 100 juta poundsterling.

Efek Seragam Pemain untuk para Pendukungnya

Di Inggris, striker Manchester United, Wayne Rooney, telah membantu dalam hal jumlah seragam yang ia telah jual dengan nama dan nomornya. Sebuah survei oleh Sporting ID, perusahaan yang membuat huruf dan nomor punggung untuk seragam klub sepakbola, menunjukkan bahwa sang striker ada dalam urutan teratas dalam top-selling seragam replika sepanjang sejara Premier League sejak tahun 1992.

Selain faktor Rooney itu sendiri, ada juga faktor kesuksesan Manchester United yang membuat seragam Rooney di United laku keras.

Terbukti bersama Real Madrid, United memimpin dalam penjualan seragam replika dengan rata-rata sebanyak 1,4 juta seragam per musimnya dalam 5 tahun terakhir ini.

Seperti mendapatkan banyak pilihan untuk dibeli, seorang fan yang memang bisa memilih seragam kandang, tandang, seragam ke tiga, bahkan seragam latihan dengan nama pemain yang berbeda-beda.

Namun pengeluaran mereka ternyata (seharusnya) tidak sesederhana itu. Jika kalian menginginkan nama pemain favorit kalian ada di punggung seragam kalian, kalian harus membayar bayaran ekstra juga.

Ada biaya tambahan sebesar satu poundsterling per huruf untuk nama pemain tertentu secara umum di Inggris. jika kalian menginginkan nama Demba Ba dicetak di belakang seragam kalian, beruntunglah kalian. Namun jika kalian menginginkan nama Jan Vennegoor of Hesselink di seragam kalian, yah...

Jan_Vennegoor_of_Hesselink_jerseys

Komentar