Menganalisis Penampilan Perdana Kingsley Coman Bersama Juventus

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Menganalisis Penampilan Perdana Kingsley Coman Bersama Juventus

Oleh: Reza Taufik Maulana


Kingsley Coman, nama itu terdengar asing bagi penonton sepakbola awam dan mungkin penggemar Juventus sekalipun. Namun, aksinya  membela Juventus saat menghadapi Chievo Verona pada pertandingan perdana Serie-A, sabtu lalu membuat pemain ini jadi perbincangan para pengamat sepakbola dan tentunya para Juventini.

Pemain U-19 Prancis yang baru didatangkan secara gratis dari Paris Saint Germain pada bursa transfer musim panas ini memang digadang-gadang sebagai bintang baru yang akan segera bersinar.  Prestasinya selama di tim muda PSG yang dimana ia dinobatkan sebagai pemain muda terbaik selama dua tahun berturut-turut lah menjadi penegas prediksi itu. Dengan pencapaiannya tersebut ia pun menjadi rebutan beberapa klub Eropa pada bursa transfer musim panas kali ini mengingat kontraknya yang habis dengan PSG.

Saat melawan Chievo, sabtu lalu (30/8) Coman diplot sebagai penyerang mendampingi Carlos Tevez. Dengan kemampuan dribble dan kecepatan larinya, Allegri memaksa pemain ini untuk diplot sebagai False Nine.

Capture

Hal ini terlihat dari grafis passing di atas,  dimana ia bergerak keluar dari kotak pinalti, menarik bek-bek lawan dan melakukan passing melebar menuju kedua sayap, kepada kedua wingback, Stephan Lichtsteiner dan Kwadwo Asamoah.

Walaupun secara statistik jumlah passing yang berhasil dilakukan hanya 62% namun kemampuannya menempati posisi yang tepat saat Juventus membangun serangan cukup membantu kedua sayap untuk dapat aktif membantu serangan terutama sayap kanan dimana ia lebih banyak beroperasi.

Selain itu diapun sering memberikan passing pendek berkombinasi dengan Carlos Tevez yang diakhiri dengan troughball.

Tak jarang diapun menciptakan peluang secara mandiri salah satunya ialah attempt yang berhasil diblok oleh Kiper Chievo, Franseco Bardi.  Total pada laga melawan Chievo dia membuat 4 attempt, yg dua diantaranya adalah shoot on target. Sebagai pemain debutan berumur 18 tahun, statistik ini merupakan sebuah pencapaian yang baik.

Hal ini senada dengan penilaian yang diberikan oleh salah satu media olahraga terkemuka Italia Gazzeta Dello Sport yang memberikan nilai 7 kepada Kingsley Coman. Nilai ini sama dengan 3 pemain lain yaitu Paul Pogba, Martin Caceres dan Stephan Lichtsteiner.

Banyak pihak menganggap bahwa ditampilkannya Coman sebagai pemain inti tak lepas dari kondisi para penyerang Juve yang tidak siap tampil karena mengalami cidera seperti Fernando Llorente dan Sebastian Giovinco.

Hal ini ditampik oleh sang allenatore,  Massimiliano Allegri.  Kepada Gazetta Dello Sport dia menegaskan salah satu alasannya menurunkan Coman adalah kemampuan sang pemain untuk bergerak dengan cerdas dan penempatan posisi yang tepat.   Selama berseragam PSG, striker ini adalah penyerang versatile yang bisa berperan sebagai gelandang sayap dan tengah.

Pujian juga meluncur deras dari CEO Juventus, Beppe Marotta. Sosok yang mendatangkan Coman ke Juventus ini menilai Coman mampu bersikap dewasa dan menyatu dengan tim dengan baik.

Apa yang dilakukan Coman ini tentu sebuah anomali, mengingat saat menjalani debutnya dia bermain dalam kondisi demam. Media-media italia mengabarkan bahwa saat bertanding suhu tubuhnya mencapai 38.5?C. Sebuah perjuangan yang berta mengingat suhu tubuh normal manusia adalah 36?C Itulah mengapa malam tadi merupakan sebuah awal dari pertunjukkan panjang sang Kingsley “Hot” Coman yang mulai memikat hati para Juventini dan menjadi bahan perbincangan Juventini di lini masa media sosial.

Semoga debut yang impresif ini Coman pun diharapkan mampu menjadi striker masa depan yang membawa Juventus kembali mengalami kejayaan, mengingat sudah beberapa tahun terakhir tak ada lagi striker yang mampu menggantikan peran Allesandro Del Piero.

Dikirim oleh:

Reza Taufik Maulana, Seorang penonton dan penikmat sepakbola yang berfokus pada Juventus sebagai topik utama. Bisa berdiskusi melalui akun twitter @rezaatm

Tulisan kiriman pembaca lainnya dapat dilihat di sini

Komentar