Belajar dari Sanksi yang Diterima Diego Simeone

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Belajar dari Sanksi yang Diterima Diego Simeone

Delapan pekan bukanlah waktu yang singkat bagi seorang pelatih absen dari bench. Bagaimana pun, kehadiran pelatih di pinggir lapangan bisa menambah motivasi dan konsentrasi para pemain.

Federasi Sepakbola Spanyol, RFEF (Real Federacion Espanola de Futbol), menghukum pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, delapan pertandingan tidak boleh mendampingi Raul Garcia dan kolega. Ini merupakan hukuman dari empat hal yang ia langgar.

Pertama, ia dianggap tidak menghormati wasit karena menepuk bagian belakang wasit keempat. Untuk hal ini, ia dihukum empat pertandingan. Kedua, dia dihukum dua pertandingan karena melakukan protes keras pada wasit. Ketiga, ia memberikan applause saat diusir wasit, dan keempat, dia masih berada di tribun, padahal sudah diusir untuk meninggalkan stadion. Untuk pelanggaran ketiga dan keempat ini ia dihukum masing-masing satu pertandingan.

Simeone sudah tidak mendampingi tim sejak pertandingan perdana Atletico menghadapi Rayo Vallecano. Kini, German Burgos yang akan mengambil alih posisi tersebut. Entah kebetulan atau tidak, yang jelas pertandingan tersebut berakhir imbang tanpa gol. Padahal, musim lalu Atletico membantai klub peringkat 12 tersebut dengan skor 5-0 dan 3-0.

Simeone sebenarnya sudah mencari cara untuk berkomunikasi dengan Burgos. Meski tidak bisa mendampingi tim, ia masih percaya pada kapasitas dan kualitas Burgos untuk memberi instruksi sepanjang pertandingan.

“German (Burgos) memiliki kapasitas dan kepercayaan diri. Itu memberikan saya rasa tenang dan damai karena kami memahami cara bermain sepakbola dengan jalan yang sama. Dia akan mengambil posisi di bench, sementara saya akan menyaksikannya dari tempat lain.”

Selain larangan mendampingi tim, Simeone juga mesti membayar denda 4.805 euro, sedangkan Atletico mesti membayar 2.800 euro.

Meski RFEF memberi waktu bagi Atletico untuk mengajukan banding, tapi Simeone sudah siap untuk menerima sanksi tersebut. “Ketika Anda membuat kesalahan, Anda harus siap untuk membayarnya.”

Apa yang dilakukan Simeone sebenarnya tergolong “normal” terjadi di pertandingan Liga Indonesia, kecuali bagian “menepuk kepala belakang wasit” tentunya. Namun, tidak demikian dengan standar disiplin yang diterapkan federasi-federasi sepakbola Eropa.

Protes Simeone sebenarnya tidak penting-penting amat. Ia hanya mengusahakan agar Juanfran bisa langsung bermain setelah diobati di pinggir lapangan.

Kepribadiannya yang meledak-ledak menjadi batu sandungan. Ia masih sempat-sempatnya bertepuk tangan setelah wasit mengusirnya. Penulis yakin, Simeone pasti mengerti bahwa yang dilakukannya adalah kesalahan besar. Simeone lebih dianggap jahil, ketimbang kasar. Ia tidak melakukan tindak kekerasan di lapangan.

Apa yang terjadi dengan wasit di Indonesia?

Senin (25) lalu, dalam pertandingan Perseru Serui menghadapi Mitra Kukar, pemain dan ofisial tim Mitra Kukar mengejar wasit di akhir pertandingan. Mereka merasa wasit tidak adil.

Pertandingan PSGC Ciamis menghadapi Persipon Pontianak pada Jumat (15/8) lalu, wasit menjadi sasaran pukul pemain. Usai laga, pemain Persipon mendatangi wasit lalu memukulnya. Penonton tuan rumah marah dan memicu pelemparan botol air mineral ke tengah lapangan.

Patut ditunggu, bagaimana reaksi PSSI menyikapi dua kasus yang hanya berselang sepekan tersebut. Semoga mereka bisa bekerja seperti Federasi Sepakbola Spanyol saat menghukum Simeone. Wasit Dari Simeone, kita semua harusnya bisa belajar bahwa wasit merupakan otoritas tertinggi sebagai pengambil keputusan di lapangan. Ia seharusnya diperlakukan sebagai orang yang paling dihormati.

Ini tidak hanya berlaku bagi pelatih ataupun pemain, tapi juga federasi. Mereka harus perduli terhadap nasib wasit, karena wasit adalah wakil federasi dalam sebuah pertandingan.

Meskipun banyak yang mempertanyakan mengapa Simeone dihukum begitu lama. Jawaban pastinya tentu agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi, dan mereka yang melawan wasit akan berpikir dua kali.

Penggemar Atletico pasti iri dengan bekas pelatih spesial yang ada pada foto di bawah ini. Ia hanya dihukum satu pertandingan!

MOU

Sumber ilustrasi gambar: eurosport.com, thehardtackle.com

Komentar