Badut Itu Telah Resmi Kembali ke Inggris

Cerita

by Aqwam Fiazmi Hanifan

Aqwam Fiazmi Hanifan

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Badut Itu Telah Resmi Kembali ke Inggris

Di klub manapun, dalam sebuah kesebelasan dua-tiga pesepakbola biasanya didewakan. Dua-tiga pemain lainnya dijadikan kambing hitam dipersalahkan atas segala hal. Itulah yang lazim dalam sepakbola. Balotelli termasuk sosok yang masuk dalam kategori keduanya. Kadang ia didewakan, kadang pula dicaci maki habis-habisan.

Dan soal cercaan itu tak hanya dari datang dari media atau yang tak suka kepadanya. Yang terburuk bagi seorang pesepakbola ialah mendengar namanya dicemooh para pendukungnya sendiri, Balotelli makan asam garam dengan itu. Kerja kerasnya sepanjang pekan, berlatih dan menyiapkan mental untuk pertandingan, Tetapi selalu dicemooh sebelum pertandingan digelar itulah Balotelli.

Mario Balotelli memang sosok maniak kontroversial. Di Inter Milan dia kerap disamakan dengan "judas". Saat masih berkostum Inter secara terang-terangan di televisi ia mengakui sebagai fans AC Milan yang direlay disebarkan ke seantero negeri. Gara-gara itu ia sempat bertengkar dengan Mourinho. Dengan Materazzi dan Ibrahimovic, Balotelli yang waktu itu masih berusia belasan itu malah sempat baku hantam.

Saat membela Inter, Ballotelli adalah public enemy ternama di kota milan. Sebagai seorang pemain rival tak peduli ia menggemari AC Milan, Milanisti tentu membencinya. Di Inter pun sama, tak terhitung ulahnya yang menyakiti fans inter. Wajar saja butuh pengawalan petugas untuk mengawalnya kemanapun berada.

Tak hanya diluar, di dalam timnya pun Balotelli kadang membuat onar.  "Dia memiliki sel otak tunggal, tidak mungkin bekerja dengan orang sepertinya." Sebuah ucapan Mou yang menyulut perseteruannya dengan Ballotelli saat keduanya masih di Inter Milan.

Tingkahnya yang kocak kadang membuat orang disekitarnya tertawa ketimbang membencinya.  "Saya bisa menulis sebuah buku 200 halaman tentang saya dan Mario di Inter Milan selama dua tahun. Buku itu akan menjadi cerita komedi," katanya.

Saat membela Manchester City, publik Inggris menyebut Balotelli adalah sebuah badut.  Ia kerap disebut sebagai titisan Paul Gascoigne – pemain yang dijuluki Clown Prince of England- Balotelli memang tak  suka melawak seperti Gazza, tapi tingkah lakunya yang dinilai norak dan kampungan membuat itu sebagai lelucon yang kerap dibenci dan ditertawakan orang.

Garry Nevvile menyebutnya sebagai Clown of The Italia. Diboyongnya Mario oleh Mancini ke Inggris bak seperti rombongan sirkus yang hendak manggung di London.  “Dan setiap kali aku ke sirkus selalu ada badut, dan dialah badut itu,” katanya.

Hijrah ke Inggris yang dimana nilai-nilai keagungan moral di junjung tinggi, sikap Balotelli selalu pongah. Sorotan media Inggris yang gemar mengompori kebencian publik kepada pemain kontroversial tak membuatnya berfikir ulang untuk melakukan tindakan-tindakan konyolnya.

Coba kita tengok ulahnya saat bermain di Inggris selama satu musim setengah : Memutuskan tunangan lewat SMS acara di televisi. Berkelahi dengan rekan setimnya. Menabrakan mobil Audi seharga 110.000 Euro yang baru dibeli sehari. Menyebut Jack Wilshare sebagai pemain antah berantah. Tertangkap basah melempar anak panah ke juniornya di City. Sering melanggar jam malam dan kerap berurusan dengan polisi dan masih banyak lagi..dan masih banyak lagi.

Kasus-kasusnya itu membuat publik dan koran inggris punya segudang senjata untuk makin menjatuhkan dirinya. Bukannya memperbaiki diri, si anak bengal ini malah menantang dan bersikap semaunya.

Wartawan Independent Bob Cohen menyebut Mario Balotelli sebagai hal menarik untuk Liga Inggris. Mario adalah gabungan sosok Cantona, Mourinho, Maradonna, Ivan The Terrible, bayi dan remaja manja yang digulung menjadi satu lewat mulut sompral nya, "keeksentrikan" perilaku dan ketidakmampuan menggunakan otaknya. Sekejam itukah media Inggris memandang Balotelli?

“Banyak kedukaan saya ketika berada di Inggris. Dan hal pertama yang saya benci adalah media disana, Karenanya aku pergi dari sana sebagai anak laki-laki, dan aku kembali ke Italia sebagai manusia,"  Kalimat itu meluncur dari bibir Super Mario saat kepindahannya ke AC Milan, Januari 2013 silam. Bagaimana tak panas kuping media Inggris mendengar sindiran itu.

Apa yang diucapkannya itu menjadi gambaran nyata, bahwa dia memang sosok nyentrik yang jadi perhatian dunia. Ulahnya di Liga Inggris yang jadi liga terbaik seluruh dunia membuat majalah sekelas Time pun menyelipkan namanya dalam daftar. '100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia' sepanjang 2012. Pengaruh dalam artian selalu jadi bahan lawakankah? Bisa saja.

Setelah resmi kembali ke Inggris dan  diperkenalkan oleh Brendan Rogers ke pendukung Liverpool kemarin, apakah dia akan dapat perhatian yang lebih-lebih lagi? Namun jika melihat sikapnya yang begitu membenci media Inggris, tak menutup kemungkinan dia akan terus disorot. Menarik dicermati adalah klasul kontrak Balotelli dan Liverpool, aturan tegas yang menyatakan akan memotong gaji si pemain jika dia berbuat onar. Apakah aturan itu dapat mengekang Balotelli? kita tunggu saja..

Komentar