Nasib Trofeo TIM yang Kini Jadi Turnamen Kelas Dua

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Nasib Trofeo TIM yang Kini Jadi Turnamen Kelas Dua

Dini hari nanti (24/08), stadion Cittadel Tricolore, akan menjadi tuan rumah Trofeo TIM ke-14, di mana akan mempertemukan Juventus, AC Milan, dan tuan rumah Sassuolo. Trofeo Tim adalah mini turnamen yang menggunakan sistem round robin dengan 1x45 menit per pertandingan.

Untuk menentukan pemenang turnamen ini, setiap tim yang menang pada 45 pertama akan mendapatkan poin tiga. Jika pertandingan imbang, pertandingan langsung dilanjutkan dengan adu penalti. Kemenangan yang diraih lewat adu penalti ini bernilai dua poin.

Awalnya, turnamen yang pertama kali digelar pada 2001 ini menjadi turnamen pemanasan bagi tiga tim tersukses di Italia, Juventus, AC Milan, dan Inter Milan. Namun pada tahun lalu, Inter memutuskan untuk tak lagi berpartisipasi pada turnamen ini yang kemudian digantikan oleh Sassuolo.

Pemilihan Sassuolo sendiri bukan tanpa alasan. Pada tahun lalu, Sassuolo merupakan tim yang promosi ke Serie A dengan status juara Serie B. Pada tahun ini, Sassuolo kembali menjadi peserta Trofeo TIM karena pada gelaran Trofeo tahun lalu, Sassuolo berhasil keluar sebagai juara.

Turnamen segitiga ini memang tak dianggap terlalu serius oleh tim raksasa seperti Milan dan Juve. Ini terlihat ketika dua tim tersebut selalu memasang banyak pemain cadangan dalam setiap pertandingannya. Maka tak aneh jika Sassuolo yang tak memiliki banyak pemain kualitas bisa menandingi Juve dan Milan sehingga menjuarai Trofeo musim lalu.

Ada beberapa alasan yang membuat Juve dan Milan tak terlalu berambisi pada turnamen ini. Pertama, turnamen ini bukan diselenggarakan oleh FIGC selaku federasi sepakbola Italia, melainkan TIM atau Telecom Italia Media. Di mana turnamen ini hanya bertujuan untuk memasarkan perusahaan TIM itu sendiri pada dunia.

Selain itu, turnamen ini pun menjadi kengerian tersendiri bagi para tim raksasa Italia. Karena mitosnya, tim yang menjuarai Trofeo biasanya takkan meraih scudetto. Dari 13x penyelenggaraan, hanya dua tim yang kemudian berhasil meraih trofi juara Serie A.

Alasan terakhir adalah teror cedera selalu menghantui setiap laga Trofeo ini. Banyak yang menilai bahwa sistem turnamen segitiga dengan 1x45 menit dalam satu hari meningkatkan resiko cedera bagi para pemain (alasan mundurnya Inter dari Trofeo). Ini dikarenakan tim yang kelelahan pada pertandingan pertama, akan menghadapi tim yang tenaganya masih fresh pada 45 menit berikutnya.

Misal, pertandingan pertama mempertemukan Juve melawan Milan. Setelah 45 menit pertandingan, Juve akan menghadapi Sassuolo pada pertandingan kedua. Sedangkan Milan nantinya akan menghadapi Sassuolo setelah pertandingan Juve-Sassuolo berakhir.

Belum lagi beberapa tahun terakhir stadion tempat penyelenggaraan turnamen ini menggunakan stadion-stadion tim menengah yang  tak memiliki kualitas lapangan yang bagus. Pada tahun 2012, tiga pemain Juve, Martin Caceres, Mirko Vucinic, dan Simone Pepe mengalami cedera pada turnamen ini. Pelatih Juve ketika itu, Antonio Conte, menyalahkan kondisi lapangan San Nicola, kandang Bari, sebagai penyebab cedera ketiga pemainnya itu karena permukaan lapangan yang tak rata.

Kejadian itu bukan yang pertama (dan terakhir), beberapa tahun sebelumnya, Marco Materazzi, Christian Chivu, Massimo Ambrosini, dan Zlatan Ibrahimovic, adalah sedikit nama yang menjadi korban Trofeo TIM. Untuk tahun lalu, Fernando Llorente dan Luca Antonini menjadi tumbal berikutnya. Mereka terpaksa tak bisa menjalani pertandingan pembuka Serie A karena menderita cedera.

Oleh karena itu, pada pertandingan dini hari nanti, jangan harap menyaksikan laga seru antar dua raksasa Italia, Milan dan Juve, yang bersaing meraih trofi juara demi menjaga gengsi. Karena dengan teror-teror di atas lah dua tim tersebut biasanya memilih untuk bermain aman dengan tak menurunkan para pemain utama. Dan pada akhirnya, turnamen ini hanya menyajikan laga hiburan belaka.

foto: forzaitalianfootball.com

Komentar