Foto Sepakbola yang Mengubah Fakta

Cerita

by redaksi

Foto Sepakbola yang Mengubah Fakta

Fotografi dan sepakbola adalah kawan lama. Saking lamanya, fotografi jauh mengalahkan pertemanan sepakbola dengan kamera video. Foto tim sepakbola Inggris pertama kali dilakukan pada 1876. Foto tersebut merupakan salah satu foto dengan tema sepakbola tertua yang pernah ada.

Ada ungkapan “satu foto berjuta makna”. Selembar foto dapat membuka kembali ingatan serta imajinasi seseorang. Fotografi adalah cara terbaik dalam memaksa momen berharga untuk terabadikan. Siapa sangka, selembar foto nyatanya malah memperlihatkan fakta sebenarnya.

Berikut kami tampilkan dua foto yang menunjukan fakta sebenarnya,  setelah foto tersebut dicetak.

Tangan Tuhan Maradona

Maradona

Tanpa bantuan mesin pencari, pasti hanya segelintir yang mengenal Alejandro Ojeda Carbajal. Padahal, ialah fotografer yang mengabadikan momen “La mano de Dios” atau “Tangan Tuhan” yang terkenal itu.

Foto ini menjadi legenda karena sudut pemotretan yang begitu pas. Tidak terlalu belakang, tapi juga tidak terlalu samping. Apalagi, saat foto diambil, bola benar-benar tepat mengenai tangan Maradona dan mendahului jangkauan tinju Shilton. Wasit dan hakim garis tidak benar-benar yakin bahwa Maradona menyentuh bola dengan tangan. Kejadian yang begitu cepat, membuat gol tersebut disahkan.

Ketika insiden ini terjadi, tidak ada media Inggris yang berhasil menangkap momen tersebut. Kemarahan fans lantas memuncak saat foto ini dipublikasikan. Ini sekaligus bukti saat Maradona berhasil mengelabui wasit dan Peter Shilton.

Atas keberhasilannya merekam foto ini, Carbajal mendapatkan penghargaan jurnalisme di Meksiko pada 1987.

Brasil vs Chile 1989

Pertandingan Brasil menghadapi Chile pada 1989 merupakan salah satu pertandingan kontroversial dalam sejarah sepakbola. Tim yang menang akan berangkat ke Piala Dunia 1990. Hingga 60 menit awal, Brasil bermain penuh semangat dengan menekan pertahanan Chile. Brasil unggul lewat gol Careca pada menit ke-49.

Tapi bencana itu terjadi pada menit ke-68. Kamera tiba-tiba mengarah ke kiper Chile, Roberto Rojas. Ia tergeletak dengan flare masih menyala di belakang sedangkan asap yang terbakar dari flare mengepul di belakang kepalanya.

Semua pemain Chile mengerubungi Rojas. Darah terlihat mengucur dari dahinya. Tak berselang lama, pemain dan staf Chile keluar lapangan. Mereka menolak bertanding karena menganggap pertandingan tersebut tidak aman.

FIFA lantas melakukan investigasi. Ternyata Rojas sama sekali tidak terkena lemparan flare. Ia melukai dahinya dengan silet yang tersembunyi di balik sarung tanganya.

Tidak ada yang tahu dari mana FIFA mendapatkan kejanggalan tersebut, Jawabannya adalah foto yang diambil Ricardo Alfieri. Dalam foto di bawah ini terlihat bahwa flare tersebut jatuh dua meter di belakang Rojas. Atas hal ini Chile dihukum larangan untuk berpartisipasi dalam Piala Dunia 1994.

Pelatih Chile, Orlando Aravena, mengakui ia terpaksa melakukan hal tersebut untuk mengeliminasi Brasil dari Piala Dunia. Atas hal ini, ia danRojas pun dihukum larangan terlibat dalam aktivitas sepakbola seumur hidup.


Sumber gambar: petapixel.com, fotoshistoricas.

[fva]

Komentar