Cerita Indah Bernama Piala Dunia Brasil Itu Sudah Berakhir

Piala Dunia

by redaksi

Cerita Indah Bernama Piala Dunia Brasil Itu Sudah Berakhir

Gol-gol indah, drama menegangkan, hasil mengejutkan, pahlawan baru, dan penjahat lama: semuanya menjadi satu dalam Piala Dunia 2014 yang berlangsung seperti apa yang diharapkan semua orang.

Sebelum kemenangan Jerman yang menjadi tirai penutup meriahnya Piala Dunia yang berlangsung selama sebulan ini, banyak yang sudah memutuskan bahwa Piala Dunia kali ini layak disebut sebagai Piala Dunia terbaik dalam sejarahnya yang sudah mencapai umur 84 tahun.

Terlepas dari anggapan bahwa Piala Dunia ini merupakan yang terbaik atau bukan, Piala Dunia kali ini tak dapat dipungkiri telah memberikan banyak hiburan bagi pera penikmat sepakbola. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya rataan gol per pertandingan dari gelar Piala Dunia edisi sebelum-sebelumnya.

Hujan gol dimulai sejak gameweek pertama di mana sang juara bertahanan Spanyol secara mengejutkan diluluhlantahkan oleh Belanda dengan skor 5-1. Pada pertandingan itu pun dihiasi oleh gol indah Robin van Persie dengan diving header yang sempurna.

Gol-gol lain pun kemudian saling menyusul. Para pemain seolah berlomba-lomba mencetak gol indah pada Piala Dunia kali ini. Sebut saja solo run Lionel Messi sebelum mencetak gol ke gawang Bosnia, Tim Cahill dengan tendangan voli yang menghujam mistar gawang sebelum gol, lalu tendangan luar kotak penalti James Rodriguez yang membungkam Uruguay, juga tendangan bebas David Luiz di babak perempat final.

�"Sepertinya tim yang datang ke sini bermain untuk mencetak banyak gol,�" kata mantan pelatih Liverpool dan Prancis, Gerard Houllier. �"Beberapa pertandingan seperti sebuah pertandingan basket di mana satu gol diikuti oleh gol lainnya.�"

Tak hanya gol yang menjadi daya tarik Piala Dunia kali ini, para penjaga gawang pun pamer kelihaian di setiap pertandingannya. Di mulai dari penyelamatan gemilang kiper Meksiko, Guillermo Ochoa, yang mengingatkan kita pada penyelamatan gemilang yang dilakukan Gordon Banks kala menggagalkan tendangan Pele pada 1970, hingga jatuh bangunnya Tim Howard dalam menjaga gawang Amerika Serikat dari bombardir serangan Belgia.

Tentunya tak hanya mereka berdua yang mempertontonkan aksi-aksi gemilang di bawah mistar, masih ada nama-nama lain seperti Keylor Navas (Kostarika), Vincent Enyeama (Nigeria), Manuel Neuer (Jerman), dan Claudio Bravo (Cili) yang juga tak mau kalah mencuri perhatian.

Aksi-aksi individu di atas pun akhirnya bermuara pada kejutan-kejutan lain yang menghiasi hasil akhir pertandingan. Spanyol yang difavoritkan kembali menjadi juara, justru kalah dan harus tersingkir lebih awal setelah kalah dari Belanda dan Cili. Tak lama berselang, Inggris dan Italia bernasib serupa karena harus merelakan dua spot teratas grup D pada Uruguay dan Kostarika.

Tereliminasinya Italia dari Piala Dunia kali ini pun menyajikan sebuah kisah lain. Pada pertandingan terakhir babak fase grup melawan Uruguay yang sangat menentukan, Giorgio Chiellini mendapat gigitan dari Luis Suarez. Ini adalah kali ketiga dalam karirnya Suarez menggigit pemain lain.

Pada babak sistem gugur, meski ketegangan meningkat, jumlah gol yang tercipta mulai menyusut. Bahkan empat laga pada babak perempat final hanya menyajikan 5 gol, di mana tiga golnya berasal dari pertandingan antara Brasil melawan Kolombia yang dimenangkan Brasil dengan skor 2-1.

Selain menghasilkan 3 dari lima gol yang tercipta di babak perempat final, laga Brasil kontra Kolombia memiliki momen tersendiri. Pada laga itu, Neymar mengalami retak tulang yang membuatnya absen hingga Piala Dunia usai. Di laga itu pula Thiago Silva menerima kartu kuning kedua, yang membuatnya absen pada laga semi-final.

Apa yang terjadi pada laga Brasil-Kolombia tersebut berdampak buruk bagi Brasil di laga semi-final melawan Jerman. Tanpa hadirnya dua pilarnya tersebut, Brasil dipermalukan Jerman 1-7, di Bela Horizonte, di mana dalam 29 menit, Jerman sudah unggul telak, 5-0.

Piala Dunia Brasil sendiri diakhiri oleh gol Mario Goetze yang menenggelamkan Argentina di stadion Maracana. Selain membuat Jerman meraih gelar juara dunia keempatnya, gol tersebut membuat Piala Dunia kali ini menghasilkan 171 gol, menyamai jumlah gol Piala Dunia 1998 yang digelar di Perancis.

Pada akhirnya Piala Dunia Brasil telah usai. Momen-momen di atas tentunya akan kita rindukan di gelaran Piala Dunia yang akan datang. Semoga aksi-aksi di atas pun dapat kita saksikan di Piala Dunia 2018, yang sedianya akan digelar di Rusia.







[foto: zimbio.com]

[ar]

Komentar