Ketika Kelompok Ultras Kompak Mendukung Perjuangan Palestina

Cerita

by redaksi Pilihan

Ketika Kelompok Ultras Kompak Mendukung Perjuangan Palestina

Gaza kembali memanas setelah Israel meluncurkan rudal ke wilayah Palestina. Mereka berpendapat, Israel sebagai negara yang berdaulat memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan batu militan Palestina. Caranya adalah dengan menaburkan bom di atas langit Palestina.

Kekejian ini tidak hanya menyangkut politik, tapi juga kemanusiaan. Ini pula yang sempat dikumandangkan oleh kelompok suporter Lazio.

Pada 2012 silam di pertandingan Liga Eropa, sejumlah Ultras Lazio membentangkan spanduk bertuliskan "Free Palestine" kala pertandingan menghadapi Tottenham Hotspur. Tidak hanya itu, kumandang "Viva Palestina, viva Palestina" terdengar di 90 menit pertandingan. Mereka pun menumpahkan kekesalannya kepada para pemain Spurs, karena klub yang berbasis di London tersebut dekat dengan Yahudi.

Hal ini sebenarnya merupakan hal yang wajar karena Lazio memiliki pendukung dengan basis sayap kanan yang merupakan mayoritas. Bukan hal yang baru lagi jika mereka sangat membenci Yahudi.

Dari Inggris Raya, suporter Celtic turut memberikan dukungannya bagi Palestina. Di pertandingan terakhir Liga Skotlandia pada musim 2011/2012, sekitar 60 ribu pendukung Celtic memadati stadion. Seperti biasa, mereka menyanyikan sejumlah anthem untuk menyemangati para pemainnya.

Tapi ada satu yang berbeda. Beberapa saat, sebuah banner muncul bertuliskan "Dignity is more precious than food". Di sudut stadion, puluhan bendera Palestina berkibar dan bersatu dengan warna syal serta bendera Celtic: hijau.

Juru bicara fans Celtic mengatakan aksi ini ditujukan bagi warga Palestina. Mereka mengatakan hal ini sebagai solidaritas dan untuk meningkatkan kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang benar. Fans Celtic juga ingin masyarakat Palestina tahu bahwa mereka di Skotlandia terus mendukung mereka.

Apa yang dilakukan oleh fans Celtic dan Lazio ini bukanlah hal baru dalam dinamika kelompok suporter. Hampir seluruh kelompok ultras entah itu beraliran fasis kanan atau sosialisi kiri sekalipun sepakat Palestina mesti dibebaskan. Livorno dan St Pauli misalnya, dua klub yang identik sebagai klub paling komunis dan sosialis ini sering mengibarkan bendera Palestina di stadion saat pertandingan di gelar.

Rival berat Lazio, yakni AS Roma pun sempat membentangkan dukungan "Gaza Resisti" beberapa waktu ini. Di negara-negara eropa timur khususnya negara pecahan Yugoslavia, klub-klub disana melupakan perbedaan untuk mendukung Palestina. Kelompok ultras Partizan Belgrade dan Red Star Belgrade bahkan pernah mengadakan penggalangan dana saat aksi agresi Israel tahun 2008 silam.

Jika di Eropa saja sedemikian kencang, apalagi di negara-negara timur tengah semisal Turki, Mesir, Maroko dan Al Jazair. Dukungan itu kadang diaplikasikan lewat partisipasi secara langsung turun ke Gaza. Seperti yang dilakukan beberapa ultras Mesir yang menyelendupkan bantuan langsung lewat kota perbatasan Mesir - Gaza di Rafah. Nun jauh dari Palestina, tepatnya di Jakarta kelompok pendukung Jakmania sempat membentangkan spanduk dukungan kepada Palestina, 2012 silam.

Ketika kelompok Ultras Eropa yang selalu di cap anarkis dan pembuat onar saja sudah mencoba mengaplikasikan dukungan kepada Palestina. Lalu, apa yang bisa kita perbuat?

Sumber gambar: ibitimes.com

[fva]

Komentar