Cedera Neymar, Duka Rakyat Brasil

Berita

by redaksi

Cedera Neymar, Duka Rakyat Brasil

Rasa marah  menyeruak di berbagai media sosial. Ini adalah buntut dari  cedera yang menimpa salah satu bintang Brasil, Neymar. Maklum,  harapan Brasil untuk meraih gelar Piala Dunia keenam, memang, menumpuk tinggi di bahu pemain berusia 22 tahun itu. Apalagi ia sendiri telah mengatakan selama bertahun-tahun tentang mimpinya memenangkan Piala Dunia di Brasil.

Namun mimipi itu telah sirna bersamaan dengan lutut bek Kolombia, Juan Camilo Zuñiga, yang menyambar tulang belakang Neymar. Kejadian itulah yang  mengakibatkan Neymar harus ditarik keluar dari lapangan menggunakan tandu dan dilarikan ke rumah sakit sambil menangis.

Presiden Dilma Rousseff mengeluarkan surat terbuka kepada Neymar pada sabtu lalu : "Wajahmu terlihat sakit kemarin," tulisnya. "Hati saya terluka, sama seperti hati seluruh rakyat Brasil lainnya.”

"Saya tahu Anda seperti warga Brasil lainnya, Anda tidak pernah menyerah. Bahkan Anda akan sembuh lebih cepat dari yang Anda bayangkan. Lalu kembali mengisi jiwa kami dengan kebahagiaan, sejarah dan keberhasilan," Rousseff berdoa untuk bintang no. 10 Brasil itu.

Halaman Facebook Neymar pun dibanjiri dukungan setiap detiknya, setelah kejadian nahas itu. Apalagi ketika Neymar menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan para fans dan rekan setim lewat video pada laman Facebooknya tersebut.

Video ini kemudian ditayangkan di seluruh televisi nasional. Padahal kala itu hampir semua liputan TV sedang menyiarkan pertandingan babak perempat final lainnya antara Argentina melawan Belgia. Selama paruh pertama, komentator televisi Brasil menceritakan tayangan di mana Neymar meninggalkan tempat latihan tim menggunakan helikopter untuk kembali ke rumah keluarganya di daerah wisata pantai, São Paulo, Guarujá. Namun mereka pun harus tetap menyiarkan jalannya pertandingan. Tayangan Neymar pun akhirnya baru dilanjutkan saat jeda turun minum.

Luiz Bonfim (40) duduk menonton pertandingan Argentina-Belgia lewat sebuah televisi yang menempel di dinding sudut kota Rio de Janeiro: "Itu agresif," Bonfim mencoba menjelaskan kejadian Zuniga yang mencederai Neymar. "Dia harus dihukum."

Cedera Neymar bagi Publik Brasil memang menjadi masalah yang serius. Bagi mereka, Brasil tanpa Neymar bukan lagi tim yang difavoritkan akan meraih gelar juara. Apalagi selain tanpa Neymar, kapten Thiago Silva pun harus absen karena akumulasi kartu saat Brasil melawan Jerman pada babak semi-final. Tentunya itu akan semakin mempersulit langkah Brasil untuk memenangi pertandingan.

Brasil harusnya membuktikan diri pada dunia jika mereka benar-benar sebuah tim bermental juara. Karena jika saja mereka bisa mengalahkan Jerman, akan ada momok lain di final, baik itu Arjen Robben dengan Belanda-nya, maupun Argentina dengan Lionel Messi.

"Sekarang hanyalah keajaiban bagi Brasil. Tanpa Neymar, kami bukan tim favorit. Tim bermain untuk dia," tulis Marlos Mendes, wartawan tabloid Rio O, di akun Facebook pribadinya, pada Sabtu (5/7). "Fred dan Hulk memiliki kesempatan untuk menjadi pahlawan. Saya katakan ini karena saya tidak mengerti apa-apa tentang sepak bola dan karena saya percaya karena seharusnya memang seperti itu."

Mendes mengatakan seperti itu karena teringat pahlawan Brasil lain, Ronaldo da Lima. Pada final Piala Dunia 1998, Brasil dikalahkan Perancis setelah Ronaldo mengalami cedera. Lalu Ronaldo kembali dan memenangkan Piala Dunia 2002 untuk Brasil dengan dua gol di final melawan tim yang juga akan mereka hadapi Selasa nanti: Jerman.

“Brasil membutuhkan pahlawan. Bukan hanya untuk mencetak gol, tetapi untuk mengisi ruang yang ditempati Neymar yang menjadi roh Brasil. Tapi siapa? Brasil sebenarnya memiliki pahlawan lain, yaitu ‘Hulk’ dan ‘The Invicible Man,” tulis Mendes menyindir Hulk dan Fred.

Sangat terlihat sekali bahwa publik Brasil menjadi pesimis setelah Neymar harus absen di laga sisa. Tentunya pemain lain di skuat Brasil saat ini harus menunjukkan bahwa Brasil bukan hanya Neymar seorang. Oleh karena itu, menjadi juara dengan skuat yang ada sudah menjadi kewajiban untuk menjawab keraguan tersebut.

[ar]

Komentar