Skandal Percaloan Tiket di Piala Dunia

Piala Dunia

by redaksi

Skandal Percaloan Tiket di Piala Dunia

FIFA memang penuh kontroversi. Belum habis kontroversi yang dibuat, dengan memberikan sanksi terlalu berat pada Luis Suarez dan mengizinkan Barcelona melakukan lobi-lobi transfer, kini FIFA disinyalir melakukan skandal. Skandal percaloan tiket yang merugikan pihak penyelenggara.

Pihak kepolisian Ri de Janeiro mencium adanya skandal kebocoran tiket pertandingan Piala Dunia. Dalam Operasi Jules Rimet, yang dilaksanakan selama Piala Dunia berlangsung, kepolisian Rio De Janeiro telah menangkap 11 calo tiket. Dan dari percaloan ini, pihak penyelenggara ditaksir mengalami kerugian sebesar 100 juta US Dollar.

Kepolisian Rio memang belum menyebutkan satu nama siapakah dalang dibalik kebocoran ini. Tapi,  menurut hasil penyidikan, calo-calo ini mendapatkan tiket pertandingan dari salah satu petinggi FIFA. Dugaan ini muncul setelah dalam sesi interogasi yang dilakukan kepolisian, para calo mengaku, mendapatkan tiket dari seseorang pria Aljazair yang tinggal di Copacaban Palace Hotel.

Copacabana Palace Hotel sendiri merupakan tempat menginap para pejabat tinggi FIFA selama bertugas di Brasil. Jadi bukan tanpa alasan, jika pihak kepolisian kemudian menduga ada pejabat FIFA dibalik kasus ini.

“Para calo ini, pasti mendapatkan tiket dari orang yang punya akses ke kantor FIFA (Copacabana Palace Hotel), ke stadion, dan juga orang yang mengurus sirkulasi tiket,” ujar Fabio Brucke, penyidik yang menangani kasus ini.

Namun, Delia Fischer, Head of Media FIFA, menyanggah pernytaan pihak kepolisian itu. Menurutnya, kepolisian terlalu dini memberikan kesimpulan. “Bisa jadi bukan FIFA. Kita terlalu sering mengambil keputusan, dan menuduh FIFA ada dibalik kasus semacam ini,” ujarnya.

Memang, kita semua juga tak bisa menyatakan FIFA bersalah dalam kasus ini. Kita juga harus menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. Tapi, toh, kita semua tahu sepak terjang federasi tertinggi sepakbola dunia itu. Terlalu banyak tangan-tangan kotor yang bermain di dalamnya. Mencoba mengais untung dengan mengatasnamakan sepakbola.

Ah, mungkin saja, salah satu pejabat FIFA itu merasa kurang dengan gaji yang diterima dari FIFA selama ini. Mungkin.

(mul)

Komentar