Pengaruh Elo Rating Terhadap Hasil Pertandingan Piala Dunia

Berita

by redaksi

Pengaruh Elo Rating Terhadap Hasil Pertandingan Piala Dunia

Banyak penggemar bola yang tidak menyenangi hasil seri. Terutama jika pertandingan berjalan membosankan dan berakhir tanpa ada tim yang mencetak gol. Ada perasaan yang sulit dituliskan lewat kata-kata. Intinya, tidak ada yang merasa puas dengan hasil seri.

Di pertandingan Piala Dunia, hasil seri yang tidak menyenangkan ada di partai Amerika melawan Portugal yang berkesudahan 2-2. Amerika butuh menang agar mendapat kepastian lolos ke babak 16 besar. Pun dengan Portugal. Mereka butuh kemenangan agar bisa terus bersaing di grup tersebut.

Tapi kini, di babak 16 besar, para penonton tidak perlu khawatir dengan hasil seri. Sistem knock-out round, membuat semua pertandingan pasti akan berakhir dengan hadirnya satu pemenang. Jika 120 menit pertandingan masih seri, adu tendangan penalti, akan menjadi penentu bak hidup mati.

Situs fivethirtyeight menggunakan Soccer Power Index (SPI) untuk meramalkan pertandingan. Ini juga yang digunakan situs tersebut untuk meramalkan setiap pertandingan Piala Dunia tahun ini. Sistemnya mudah, SPI dikalibrasikan dengan hasil pertandingan kompetitif tiap negara yang berlaga sejak 2006. SPI akan memberikan prediksi hasil pertandingan apakah akan seri, menang atau kalah.

Tapi, tidak ada kata seri di fase gugur. SPI membutuhkan beberapa cara untuk mengukur hasil pertandingan yang tidak mungkin berakir seri. Sebelumnya, SPI membuat asumsi yang sangat konservatif dengan membagi pertandingan menjadi 50-50 bagi kedua tim. Ini sama dengan menganggap bahwa hasil di babak perpanjangan waktu, sangatlah acak.

Dalam kasus ini, fivethirtyeight memadukan antara rating SPI dan Elo rating tiap negara.

Faktanya, negara dengan elo rating yang lebih tinggi, diprediksi mampu menang di babak perpanjangan waktu. Tapi tidak dengan tendangan penalti. Elo rating suatu negara tidak memengaruhi performa mereka di adu tendangan penalti.

Sejak 2005, terdapat 54 pertandingan kompetitif yang berakhir seri. Sebanyak 33 pertandingan dimenangi oleh negara yang memiliki elo rating lebih tinggi. Sebanyak 18 pertandingan tidak berlanjut ke adu tendangan penalti karena salah satu tim unggul gol di babak tersebut.

Dari 18 pertandingan yang berakhir di babak extra time, hanya enam pertandingan yang dimenangi negara dengan elo rating yang lebih rendah. Sisanya, negara dengan elo rating lebih tinggi memenangkan pertandingan. Atau dalam babak perpanjangan waktu, tim yang memiliki elo rating lebih tinggi memiliki kemungkinan menang sebesar 66%.

Berbeda jika mereka menghadapi adu tendangan penalti. Dari 36 yang harus diakhiri dengan adu penalti, hanya 21 negara dengan elo rating yang lebih tinggi yang bisa menang, atau presentasi menangnnya sebesar 58%.

Artinya, pertandingan yang berakhir dengan adu penalti, sulit untuk diprediksi jika melihat statistik sejak “Silver Goal” pertama kali diaplikasikan pada 2005. Ini membuat tim dengan elo rating lebih tinggi mesti memenangkan pertandingan sebelum 120 menit berakhir.

Contohnya pada Piala Eropa 2012 saat Inggris menghadapi Italia. Inggirs memiliki elo rating 1957 sedangkan Italia 1852. Ini berarti, Inggris sebagai tim yang difavoritkan untuk bisa menumbangkan Italia. Tapi, apa daya, pertandingan selama 90 menit berakhir seri. Di extra time pun, Inggris belum mampu unggul atas Italia. Pertandingan pun diakhiri dengan adu tendangan penalti. Dan seperti yang kita tahu, Inggris kalah dari Italia lewat adu penalti.

Hitung-hitungan ini akan menjadi lebih menarik jika tim yang berhadapan memiliki perbedaan Elo rating mencapai 100. Tim dengan elo rating lebih tinggi kemungkinan menangnya sebesar 64% di waktu normal. Tapi, akan terus menyusut menjadi 56% setelah memasuki babak perpanjangan waktu. Jika masih belum menang juga, dan harus melakoni adu penalti, kemungkinan menang pun kembali menyusut menjadi 53%.

Ini yang menimpa Yunani kala menghadapi Kostarika beberapa waktu yang lalu. Yunani memiliki elo rating lebih tinggi dengan 1796 sedangkan Kostarika 1707. Yunani memiliki kemungkinan menang 64%, tetapi gagal menang di 90 menit waktu normal. Presentasenya pun terus menurun hingga di adu tendangan penalti.

Yunani hanya memiliki presentase 53% saja di babak ini. Benar saja, Kostarika unggul 5-3 di adu tendangan penalti. Mereka memanfaatkan presentase 47% kemenangan untuk mengalahkan Yunani.

Ada sejumlah faktor yang membuat sepakbola seperti matematika. Meski tidak menghasilkan sebuah akhir yang absolut, namun setiap kemungkinan bisa diprediksi dan dihitung.

Elo Rating Fase Gugur

Sumber gambar: dailymail.co.uk

[fva]

 

Komentar