Otak-Atik Hitzfield Dalam Mengembalikan Performa Swiss

Taktik

by redaksi

Otak-Atik Hitzfield Dalam Mengembalikan Performa Swiss

Diragukan bisa lolos ke babak 16 besar setelah tampil di luar ekspektasi, akhirnya Swiss memastikan diri lolos ke babak 16 besar setelah mengalahkan Honduras 3-0 semalam (25/6). Dengan kemenangan tersebut, Swiss berada di posisi kedua grup E mengungguli Ekuador yang disaat bersamaan bermain imbang 0-0 melawan Perancis.

Pada laga pertama melawan Ekuador, Swiss bermain pas-pasan. Bahkan mereka harus tertinggal lebih dulu lewat gol Enner Valencia. Untungnya dua pemain pengganti, Admir Mehmedi dan Harris Seferovic, berhasil mencetak gol dan membalikkan keadaan.

Pada Piala Dunia kali ini, pelatih Ottmar Hitzfield benar-benar mengandalkan para pemain yang membawa Swiss U-17 menjuarai Piala Dunia U-17 pada 2009. Maka dari itu, ia mengubah formasinya dari 4-4-2 menjadi 4-2-3-1 untuk memaksimalkan pemain-pemain debutan Piala Dunia seperti Valentin Stocker, Granit Xhaka, Admir Mehmedi dan Xherdan Shaqiri.

 swisvsecu


Namun pada laga pertama skema Swiss seperti ini tak mampu membongkar pertahanan Ekuador. Lichtsteiner yang aktif membantu serangan cukup kewalahan dengan cuaca Brasil yang sangat panas dan lembab. Penampilannya pada laga ini pun mengecewakan. Gol Ekuador terjadi karena Licht yang maju mundur mengisi sisi kanan kelelahan sehingga harus melanggar penyerangan Ekuador dari sisi tersebut.

Kemudian tiga gelandang serang –Shaqiri, Xhaka, Stocker- di belakang penyerang tunggal kurang berperan maksimal dalam membangun serangan. Peran Shaqiri yang lebih sering melakukan cutting inside membuat Lichtsteiner yang sering naik menjadi percuma. Tembakan-tembakan jarak jauh lebih menjadi pilihan Shaqiri dalam usahanya mencetak gol lawan.

Stocker dan Drmic bermain under-perform pada pertandingan ini. Peran Stocker di sisi kiri sangat tak terlihat sehingga harus digantikan Mehmedi yang penampilannya lebih baik. Begitu pun Drmic, penyerang asal Nuenberg ini tak mampu menciptakan ruang kosong di lini depan. Ia hanya menunggu di di area kotak penalti untuk mendapatkan peluang.

Kelemahan-kelemahan ini kemudian coba ditambal pada laga kedua Swiss melawan Perancis. Mehmedi dan Seferovic yang mencetak gol pada pertandingan pertama bermain sejak menit pertama. Lalu Shaqiri yang sebelumnya bermain di sisi kanan menjadi bermain di belakang penyerang tunggal.

Inler diberikan kebebasan penuh untuk menguasai lini tengah. Behrami yang menjadi partnernya kali ini lebih difokuskan untuk bertahan.

swisvsfra


Namun taktik ini kembali tak berjalan mulus. Sering naiknya duo fullback –Lichtsteiner dan Rodriguez, berhasil dimanfaatkan oleh lini penyerangan Perancis. Apalagi setelah von Bergen yang terpaksa diganti karena menderita cedera. Phillippe Senderos penggantinya bermain sangat lamban sehingga Rodriguez tak leluasa membantu penyerangan.

Tertahannya Rodriguez untuk melakukan penyerangan membuat serangan dari sisi kiri sangat minim. Berbeda dengan pada laga pertama yang benar-benar mengandalkan sisi ini untuk membongkar pertahanan lawan. Mehmedi seolah kehilangan partner ketika mendapatkan bola. Akhirnya bola lebih sering dialirkan ke tengah yang juga sering mengalami kebuntuan dalam menyerang.

Shaqiri sebenarnya cukup bermain baik pada laga ini. Hanya saja kombinasinya bersama Seferovic kurang maksimal. Shaqiri yang bertugas menjadi penyuplai bola ke dalam kotak penalti kurang mendapatkan bola karena Perancis sangat menguasai ball possession.

Rapuhnya lini pertahanan dan kurang efektifnya lini penyerangan membuat Swiss harus menelan kekalahan telak 5-2. Dua gol yang dicetak Perancis tercipta lewat sisi kanan Swiss yang sering ditinggalkan Lichtsteiner.

Behrami yang diproyeksikan menambal kelemahan itu cenderung bermain lebih ke tengah, berada di depan dua centre back. Posisi ini baru benar benar berfungsi setelah Blerim Dzemaili masuk menggantikan Behrami.

Pada pertandingan ketiga, Hitzfield mengubah gaya permainannya. Sepertinya mantan pelatih Bayern Munich ini telah menyadari kelemahan yang dimiliki Swiss dan tahu cara mengantisipasinya.

Perubahan skema bermain Swiss ini dimulai dari susunan starting line up. Djourou yang kurang klop jika diduetkan dengan Senderos (karena von Bergen cedera), kali ini diduetkan dengan Fabian Schar. Lalu di lini depan, Drmic kembali turun sejak menit awal seperti pada pertandingan pertama.

Perubahan paling signifikan pada skema ini adalah Rodriguez dan Licthsteiner yang biasanya aktif membantu serangan, cenderung lebih mengamankan area sisi pertahanan. Keduanya jarang sekali terlihat melewati garis tengah lapangan.

Behrami dan Inler bermain lebih defensif untuk melindungi lini pertahanan. Tampaknya Hitzfield tak mau lini tengahnya kembali dieksploitasi seperti ketika melawan Perancis. Ketika melawan Perancis, Behrami yang bertugas sendirian di depan area kotak penalti dibuat kewalahan sehingga pemain tengah Perancis, Moussa Sissoko dan Blaise Matuidi, sering merangsek hingga ke area kotak penalti.

swisvshond


Perubahan menjadikan pertahanan Swiss menjadi lebih kokoh dan sulit ditembus pemain Honduras. Lini pertahanan Swiss mencatatkan 17 interception dan 24 clearance. Ketika melawan Perancis, Swiss hanya melakukan 8 interception dan 14 clearance.

Walaupun di atas kertas kekuatan Honduras berada di bawah Perancis, tapi pada laga tadi malam Honduras bermain tampil meyakinkan. Honduras pada pertandingan ini tampil dominan dan menguasai pertandingan. Menurut whoscored.com, penguasaan bola Honduras mencapai 62% hingga 90 menit berakhir.

Bermain di suhu panas dan lembabnya stadion Manaus, membuat Hitzfield tak mau ambil resiko dengan memainkan possession football. Swiss pada pertandingan ini bermain lebih defensif dari dua pertandingan sebelumnya. Skema counter attack pun menjadi pilihan sebagai upaya untuk mencuri gol.

Shaqiri pada pertandingan ini dibebaskan berkreasi oleh Hitzfield. Ia diberi keleluasaan dalam bergerak dan melakukan serangan. Bisa dibilang Shaqiri benar-benar menjadi pusat serangan Swiss pada laga ini. Bersama Drmic yang kali ini tak berperan sebagai target man, keduanya bermain sangat cair saat mengobrak-abrik pertahanan Honduras yang sering ditinggalkan para pemain tengahnya karena ikut membantu penyerangan.

Otak-atik strategi Hitzfield pun membuahkan hasil. Meski hanya sesekali melakukan serangan, tapi setiap serangan Swiss yang mengandalkan Shaqiri benar-benar berpotensi besar menghasilkan gol. Tiga gol pun tercipta yang ketiganya dicetak oleh Shaqiri.

Setelah melalui tiga pertandingan, Hitzfield sepertinya telah menemukan formula agar Swiss bisa bermain maksimal. Shaqiri telah menemukan permainan idealnya dengan diberikan keleluasaan membangun serangan. Lalu dua fullback akan lebih diinstruksikan bermain lebih melindungi sisi pertahanan. Skema ini tentunya akan menjadi modal berharga untuk laga babak 16 besar melawan Argentina nanti.

[ar]

Komentar