Sekelas Pertandingan Piala Dunia pun Tak Bisa Lepas dari Pengaturan Skor

Berita

by redaksi

Sekelas Pertandingan Piala Dunia pun Tak Bisa Lepas dari Pengaturan Skor

Dugaan (akan) terjadinya pengaturan skor di Piala Dunia semakin menguat. Media Inggris, The Guardian, sebelum Piala Dunia pernah memperingati FIFA untuk waspada terkait hal ini. Pertandingan Nigeria menghadapi Skotlandia dalam partai persahabatan, menjadi bukti sahihnya.

Pertandingan yang berakhir seri tersebut diwarnai oleh gol bunuh diri kiper Nigeria yang begitu konyol. Ia melemparkan bola ke arah gawang sendiri.

Nigeria sepertinya menjadi negara yang paling mudah untuk dijual kepada para penjudi. Ini terkuak dalam investigasi yang dilakukan The Guardian dan The Daily Telegraph ketika mereka melakukan investigasi bersama-sama terkait pengaturan skor.

Mereka merekam aktifitas agen FIFA, Christopher Forsythe dan manajemen Ghana U-20, Obed Nketiah. Dalam rekaman tersebut, terlihat mereka berdua tengah melakukan kesepakatan untuk mengatur pertandingan persahabatan.

Diduga telah terjadi aktivitas suap menyuap di antara keduanya. Dalam rekaman tersebut terlihat mereka tengah memastikan bahwa kontrak tersebut telah ditandatangi. Di dalam kontrak tersebut juga terdapat klausul untuk memilih perangkat pertandingan persahabtan, yang bisa membantu jalannya pertandingan.

Federasi Sepakbola Ghana, GFA, dengan cepat merespons isu tersebut. Mereka mengatakan bahwa Forsythe dan Nketiah telah dilaporkan kepada polisi dengan tuduhan penipuan. Dua pria tersebut sempat mendekati Presiden GFA, Kwesi Nyantakyi, dengan sebuah proposal untuk membeli hak pertandingan persahabatan The Black Stars, julukan Nigeria.

Dua pria ini pun dikabarkan muncul di kamp pelatihan Nigeria di Miami. Menurut investigasi tersebut, mereka datang tanpa diduga dan punya tujuan untuk mendiskusikan tawaran mereka. Tawaran ini sebelumnya telah dikirimkan kepada Komite Legal GFA, untuk mendapatkan persetujuan.

“Kami menyatakan bahwa GFA tidak meneken kontrak sebagaimana yang telah kami tunggu sebagai bagian dari respons dari komite legal. Dua pria (yang menawarkan kontrak tersebut) tersebut tidak melakukan perbuatan korup terhadap terhadap GFA maupun perangkat pertandingan.”

Namun, The Telegraph menduga keras bahwa Nyantakyi telah menyetujui proposal tersebut. Mereka akan membayar GFA sebesar 100 ribu pounds untuk setiap pertandingan. Denganini, mereka diberikan kebebasan untuk memilih perangkat pertandingan.

Hal berbeda ternyata diungkapkan Forstyhe dan Nketiah ketika dikonfirmasi The Guardian. Mereka menolak segala hal yang berkaitan dengan pengaturan skor. Nketiah mengatakan: “Ada kesalahan dugaan dan aku tidak akan melakukan hal seperti itu dalam hidupku.”

Pun dengan Fosythe yang menyatakan: “Jujur, semua yang aku katakan pada The Telegraph tentang pengaturan skor adalah sebuah khayalan dari imajinasiku sendiri karena aku begitu naif. Aku bahkan tidak mengetahui sama sekali bagaimana pertandingan selesai.”

Nyantakyi menyatakan dia sama sekali tidak mengetahui perihal kesepakatan pengaturan skor. Dia mengatakan, permohonan pengajuan pertandingan biasanya dilakukan oleh agen pertandingan yang telah memiliki lisensi resmi FIFA.

Hingga saat ini, belum terlihat tanda-tanda adanya pengaturan skor di Piala Dunia 2014.

Ketika gelaran ini berlangsung, ada bukti baru perilah pengaturan skor di Piala Dunia 2010. Hasil investigasi FIFA memperlihatkan bahwa lima pertandingan dan mungkin lebih telah diatur pada ajang yang digelar di Afrika Selatan tersebut. Begitu pula dengan 15 pertandingan persahabatan yang telah diatur.

Keuntungan dari pengaturan skor ini pastilah sangat besar, sehingga bisa mengatur jalannya pertandingan Piala Dunia sekalipun. Bekas mafia judi, Wilson Raj Perumal, mengatakan keuntungan dari pengaturan skor ini mencapai 200 miliar dollar.

Beberapa pertandingan yang melibatkan Nigeria dan Kamerun diduga menjadi target pengaturan skor. Terlebih Kamerun sempat menolak berangkat karena bonus yang belum dibayar.

Lantas bagaimana dengan Piala Dunia yang sedang digelar sekarang? Masihkan ia dikendalikan dari Singapura?

Sumber gambar: dailymail.co.uk

[fva]

Komentar