[Match Analysis] Australia vs Belanda: Taktik 5-3-2 Van Gaal yang Mulai Tak Efektif

Analisis

by redaksi

[Match Analysis] Australia vs Belanda: Taktik 5-3-2 Van Gaal yang Mulai Tak Efektif

Australia berhasil memberi perlawanan sengit kepada Belanda, De Orange yang tampil trengginas saat menghadapi Spanyol tak menciutkan nyali Socceroos untuk bermain terbuka. Babak pertama, malah mereka kalah ball possesion jauh dari Australia 60 : 40.

Dengan memakai sistem 5-3-2, Belanda menurunkan pemain yang sama seperti saat mereka membantai Spanyol. Publik Belanda tentu akan kecewa dengan hal ini mengingat Australia tentu bukanlah Spanyol, kualitas pemain-pemain mereka tentu jauh di bawah kualitas pemain-pemain Belanda. Dan benar saja, pola 5-3-2 yang diterapkan Van Gaal dimatikan lewat pressing ketat para pemain Australia.

Pressing yang Buat Belanda Panik

Socseroos yang lebih memilih bermain terbuka dan langsung menyerang di menit-menit awal.  Mereka memberikan pressing yang ketat terhadap Belanda.  Dengan formasi 5-3-2 maka otomatis pusat serangan Belanda terletak pada Sneijder, partner Sneijder yakni Guzman dan De Jong lebih condong sebagai gelandang bertahan dan sering diam di belakang.

Saat bertahan, Sneijder jarang sejajar dengan Guzman dan De Jong, dia mundur sampai area garis tengah lapang. Kesenjangan inilah yang dimanfaatkan Australia untuk berani melakukan pressing di lini pertahanan Belanda. Tak tanggung-tanggung 4-5 pemain sekaligus melakukan pressing dan man to man marking pada pemain Belanda.  Trio Cahill – Oar – Leckie akan menekan back three Belanda De Vrij – Vlaar – Marthens Indi. Sedangkan Bresciano akan menjaga De Jong, dan Jedinak kepada Guzman

Terlihat ada kepanikan di lini belakang Belanda. Upaya mereka untuk memberikan bola kepada Sneijder – Robben – Van Persie selalu berbuah gagal. Alhasil bola selalu dioper lagi kepada kiper Belanda yakni Jasper Cillessen.Tercatat di babak pertama, ada 15 kali upaya back passes yang dilakukan bek-bek Belanda kepada Cillessen.

Cara Mematikan Van Persis dan Robben

Performa Van Persie dan Robben di babak pertama boleh dikata bermain buru, aliran bola kepada dua pemain ini mampu diblokade lini tengah Australia, keberanian Australia memainkan garis pertahanan pun menjadi salah satu poinnya.

Naiknya backfour otomatis poros ganda di depan pun akan bergeser ke tengah, hal inilah yang leluasa mendorong Sneijder yang semula bermain rapat dengan Robben – Van Persie jadi lebih cenderung sejajar dengan Guzman dan De Jong.  Dan hal itu sudah terlihat sejak menit 15.

Peran untuk mendorong Sneijder itu dilakukan oleh Jedinak. Tak hanya mendorong terkadang  Jedinak pun terlihat melakukan man to man kepada Sneijder, dengan mengikutinya mundur ke area pertahanan Belanda sembari menganggunya untuk tak melakukan passing ke depan. Tugas Jedinak untuk menganggu Sneijder ini diemban pula oleh Leckie. Alhasil sepanjang babak pertama, peran Sneijder bagi tim tak begitu cukup efektif.

Meski minim supply bola, untuk mewanti-wanti pergerakan Van Persie dan Robben plus dua wingback Janmaat dan Blind, pelatih Australia, Ange lebih memilih dua fullback Jason Davidson dan Mc Gowan untuk tak terlalu overlapping naik jauh ke depan.  Saat Van Persie atau Robben bermain melebar maka penjagaan kepada dua striker ini mutlak diberikan pada fullback.

Selain bertugas bertahan tetapi tipikal Australia yang menyerang lewat sayap dengan umpan-umpan crossing,  memaksa dua fullback ini wajib membantu penyerangan. Hal ini terjadi akibat bergersernya winger McGowan dan Oar ke tengah.

Hanya saja untuk mencegah Robben dan Van Persie bergerak bebas maka areak aksi penyerangan Davidson dan Mc Gowan hanya dibatasi sampai pintu masuk ke area final third Belanda. Setelah masuk area itu mereka harus cepat-cepat melepaskan bola, entah itu lewat crossing, troughball atau memberi passing ke tengah.

Kesimpulan

Tau taktiknya tak efektif dan membuat sang singa malah jadi bulan-bulanan kangguru, maka Van Gaal mengganti formasi 5-3-2 menjadi 4-3-3 di akhir penghujung babak pertama.  Masuknya Depay menggantikan Martin Indi mengubah segalanya, terutama dalam hal pengalir bola ke depan.

Kehadiran Depay yang dipasang di depan Sneijder mampu membuat Jedinak terfokus melepas dirinya. Lantas terlihat beberapa kali Sneijder leluasa melenggar berlari tanpa bola ke garis depan mendekat pada Depay.

Pada laga ini Socceroos kalah karena fisik mereka yang habis sebelum laga usai, pressing yang mereka lakukan pada Belanda cukup membuat tim berjuluk Flying Dutchman ini kewalahan.  P

erubahan formasi 4-3-3 yang dilakukan Van Gaal tak banyak merubah serangan Belanda jadi lebih jauh variatif – masih bertumpu pada poros Sneijder. Namun yang jelas hasil pertandingan tadi malam, akan memunculkan sebuah pertanyaan dengan permainan monoton yanbseperti itu pantaskah Belanda dinominasikan jadi pemenang Piala Dunia tahun ini?

Komentar