Fans Kroasia yang Identik dengan Kekerasan

Cerita

by redaksi

Fans Kroasia yang Identik dengan Kekerasan

Piala Dunia 2014 akan segera dibuka dengan pertandingan antara sang tuan rumah Brasil melawan negara Eropa, Kroasia. Kroasia merupakan salah satu kekuatan besar Eropa yang cukup menjadi perhitungan. Mereka berhasil menunjukan kualitas para pemainnya setelah menjadi semifinalis Piala Dunia 1998 di Perancis.

Beberapa pemainnya pun masuk ke jajaran pemain top dunia saat ini seperti Luca Modric, Ivan Rakitic, Mario Mandzukic, dan sang kapten Darijo Srna. Namun dibalik kualitas permainan yang dimiliki Kroasia tersebut, ternyata terdapat satu sisi hitam dari Kroasia.

Presiden UEFA saat ini, Michel Platini, pernah berkomentar mengenai hal ini, “Aku tidak senang dengan Kroasia, mereka memang baik dari segi kemampuan bermain sepakbolanya, namun mereka menjadi tidak baik ketika masuk ke dalam kerumunan mereka.”

Kroasia memang memiliki beberapa catatan hitam dalam beberapa tahun ke belakang. UEFA pernah memberikan hukuman di tahun 2012 saat suporter Kroasia melakukan tindakan rasis kepada Mario Balotelli. Di tahun 2013, bek senior Kroasia, Josep Simunic, harus di skors 10 pertandingan akibat bergabung dalam mengumandangkan yel-yel pro-nazi bersama para suporter. Hal ini kemudian menyebabkan Simunic tidak bisa mengikuti Piala Dunia kali ini.

Pertanyaannya adalah mengapa suporter Kroasia seperti menjadi tempat berkembang biak para pembuat ulah saat pertandingan sepakbola?

Dikatakan bahwa hanya terdapat 2 tempat dimana orang Kroasia dapat mengapresiasikan dirinya, yang pertama saat berada di keramaian, dan yang kedua pada saat pertandingan sepakbola. Saat perang kemerdekaan Kroasia berlangsung pada tahun 1991-1995, unit militer dibentuk langsung dari The Bad Blue Boys, sebuah kelompok suporter Dinamo Zagreb.

Sepakbola juga telah dijadikan Kroasia untuk mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Saat baru merdeka, nama Kroasia langsung melambung tinggi akibat tim nasional mereka berhasil sampai di babak semifinal Piala Eropa 1996 serta semifinal Piala Dunia 1998.

Cerita soal sepakbola menjadi bagian dari perjuangan mereka mendirikan negaranya masih melekat di dalam diri orang-orang Kroasia hingga saat ini. Hal inilah yang kemudian menyebabkan mereka terlihat seperti sangat meledak-ledak di setiap pertandingan sepakbola. Namun sayangnya, semangat meledak-ledak ini sering membuat mereka bertindak berlebihan dan berlaku negatif.

Di Brasil, kebiasaan para suporter Kroasia ini tentu tetap akan menunjukan semangat mengapresiasikan dirinya untuk menunjukan nasionalisme mereka. Hal ini akan menjadi sedikiti ancaman bagi keamanan di Brasil jika para suporter Kroasia menunjukan tindakan yang berlebihan dan menjurus anarkis. Ditambah dengan isu protes yang juga hadir dari masyarakat Brasil sendiri pada pertandingan pembukaan nanti, pihak keamanan memang harus menyiapkan tenaga lebih agar kondisi dapat terkendali.

Patut ditunggu,mungkinkah suporter Kroasia berbuat anarkis di laga perdana nanti?

Sumber gambar: telegraph.co.uk

(abi)

Komentar