Papan Tengah Sudah Cukup Baik Bagi Leicester City

Taktik

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Papan Tengah Sudah Cukup Baik Bagi Leicester City

Leicester City melakukan hal istimewa di musim 2015/16. Tampil dengan status hampir degradasi semusim sebelumnya, anak asuh Claudio Ranieri tampil baik dan berhasil mengakhiri musim di posisi pertama Liga Primer Inggris.

Namun sayang bagi Leicester, kekuatan mereka musim 2016/17 dipastikan akan berkurang. Prediksi tersebut muncul usai salah satu sosok kunci keberhasilan Leicester City menjuarai Liga Primer musim lalu, N’Golo Kante, memilih hengkang ke Chelsea di awal bursa transfer musim ini.

Butuh Pemain Pelapis Berkualitas Setara

Banjir pujian yang diterima Leicester City usai menjuarai Liga Primer musim 2015/16, tak membuat Claudio Ranieri begitu senang. Ia justru merasa pekerjaan rumah yang harus ia kerjakan jelang musim bergulir akan semakin banyak.

Salah satu pekerjaan rumah yang belum selesai dari Leicester City musim lalu adalah tidak adanya pelapis yang memiliki kualitas setara dengan pemain reguler. Seperti yang diketahui, musim lalu Ranieri memiliki ketergantungan terhadap sejumlah nama. Tak heran, Leicester menjadi salah satu kesebelasan yang paling sedikit mengubah formasi dan best eleven-nya

Apa yang ditampilkan oleh Riyad Mahrez dan N’Golo Kante musim lalu bisa menjadi contoh bagaimana ia begitu dieksploitasi oleh Ranieri. Mahrez dan Kante musim lalu pun tampil dalam 37 pertandingan, yang 35 di antaranya mereka mulai sejak menit pertama.

Jika peran Jamie Vardy masih mampu dimainkan dengan baik oleh Leonardo Ulloa dan Wes Morgan mampu ditutup dengan permainan Marcin Wasilewski, siapa pemain yang pernah dipercaya oleh Ranieri menggantikan Mahrez dan Kante?

Hanya Zieler dan Musa yang Bisa Menjanjikan Perubahan

Menyambut musim 2016/17 yang bakal lebih padat ketimbang musim lalu, Leicester langsung bergerak cepat di bursa transfer. Hingga 12 Agustus 2016, The Foxes telah resmi mendatangkan enam nama. Di antaranya adalah Ron-Robert Zieler, Luis Hernandez, Raul Uche, Nampalys Mendy, Ahmed Musa, dan Bartosz Kaputska.

Keputusan Leicester mendatangkan nama-nama di atas memang tak sedahsyat kesebelasan Liga Primer lain, seperti Chelsea, Manchester City, dan Manchester United. Namun, lebih daripada itu, keputusan ini bisa dibilang langkah strategis Leicester untuk menutup beberapa celah mereka di musim lalu.

Zieler jadi contoh pertama. Meski kalah mahal dan pengalaman ketimbang Loris Karius dan Steve Mandanda, namun Leicester tak perlu ragu soal kualitas jika ketiganya diperbandingkan. Menurut Squawka, Zieler unggul dari keduanya soal rata-rata tinjuan, tangkapan, dan penyelamatan per pertandingan.

Selain Zieler, Ahmed Musa juga menjadi pilihan cerdas Ranieri. Pasalnya, di musim lalu, Musa menjadi kunci utama CSKA Moskow untuk meraih gelar Liga Primer Rusia. Kualitas Musa juga ia perlihatkan saat Leicester melakoni laga pra musim melawan Barcelona. Meski saat itu kalah dari Blaugrana, Musa mampu mencetak dua gol, yang sama-sama ia cetak lewat aksi luar biasa.

Sebenarnya masih ada satu nama lain yang pantas diperhatikan, yakni Nampalys Mendy. Ranieri disebut memilih mendatangkan Mendy untuk menggantikan Kante karena selain keduanya berposisi sama, pelatih asal Italia tersebut juga telah mengenal Mendy sebab keduanya pernah bekerja sama di Monaco.

Penampilan Mendy di Nice musim lalu disebut sebagai salah satu alasan mengapa Ranieri memilihnya sebagai suksesor Kante. Namun, tampaknya perlu banyak laga untuk menguji alasan Ranieri mendatangkannya. Karena melihat kesempatan bermain yang diberikan oleh Ranieri di laga melawan Paris Saint-Germain di International Champions Cup dan Manchester United di Community Shield, rasanya terlalu muluk impian untuk mengharapkan adanya Kante di dalam diri Mendy.

Nama-nama baru selain ketiga pemain tersebut, tampaknya tak bakal mendapatkan posisi utama untuk menghuni skuat Leicester City musim 2016/17. Hernandez, Uche, dan Kaputska tampaknya bakal lebih sering berada di bangku pemain cadangan ketimbang menginjakkan kakinya di lapangan.

Tak Akan Banyak Perubahan di Skuat Utama

Mengingat kenyataan bahwa Ranieri tak suka bongkar pasang skuat di Liga Primer musim lalu, rasanya tak akan banyak perubahan yang bakal ia lakukan terhadap Leicester musim ini. Beberapa nama utama yang masih bertahan sepertinya masih akan tetap mengisi pos yang mereka tempati musim lalu, seperti Mahrez, Vardy, dan Wes Morgan.

Berikut prediksi skuat Leicester musim 2016/17:

Dari skuat di atas, hanya nama Ben Chilwell yang tampaknya menjadi nama baru di skuat Leicester City. Prediksi tersebut didasari oleh kesempatan yang diberikan oleh Ranieri kepada bek muda lulusan akademi Leicester tersebut dalam beberapa pertandingan uji tanding.

Selain Chilwell rasanya tak akan ada perubahan signifikan di skuat Leicester. Meskipun, tidak menutup kesempatan bagi pemain-pemain baru, seperti Zieler, Mendy, dan Musa, untuk masuk ke susunan pemain inti untuk musim 2016/17.

Papan Tengah Sudah Cukup Baik

Meski musim lalu mampu merusak prediksi 5000-1 untuk menjadi juara, namun hal tersebut rasanya akan sulit diwujudkan oleh Ranieri dan anak asuhnya musim ini. Selain karena faktor jumlah pertandingan yang akan lebih banyak, Ranieri masih belum menemukan formula yang tepat pasca ditinggal Kante.

Jika harus menempatkan Leicester dalam urutan klasemen, rasanya pos empat besar atau Eropa sekalipun, terlalu muluk. Melihat Leicester yang menjadi bulan-bulanan kesebelasan besar di masa pra musim serta tiga faktor kunci di atas, papan tengah misalnya peringkat delapan, tampaknya sudah cukup baik.

Komentar