Apa yang Akan Dilakukan Leicester Tanpa Vardy?

Taktik

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Apa yang Akan Dilakukan Leicester Tanpa Vardy?

Jamie Vardy dipastikan akan menjalani hukuman satu pertandingan akibat kartu merah yang ia terima di laga melawan West Ham United akhir pekan lalu. Bahkan, hukuman ini bisa saja diperpanjang apabila Vardy memang terbukti melakukan tindakan tidak sportif dalam laga tersebut yang membuat Vardy bisa saja baru kembali merumput pada awal Mei nanti.

Absennya Vardy jelas akan menjadi kehilangan besar bagi Leicester. Vardy merupakan salah satu sosok kunci kegemilangan The Foxes musim ini. Jasa Vardy jelas dibutuhkan di sisa-sisa pertandingan untuk memastikan gelar juara bisa mendarat di Leicestershire.

Sebanyak 22 gol yang dicetak Vardy musim ini merupakan hampir 40 persen dari total jumlah gol yang dicetak oleh Leicester. Gol yang dibuatnya pun tidak sembarangan, tim-tim seperti Mancheseter United, Arsenal, dan Liverpool, sudah pernah merasakan gawangnya dibobol oleh Vardy.

Kemudian pertanyaan besar yang muncul adalah bagaimana Leicester akan bermain tanpa Vardy? Berikut alternatif taktik yang kemungkinan akan digunakan oleh Claudio Ranieri terkait absennya penyerang andalannya tersebut.

Tetap Menggunakan Dua Penyerang

Ranieri menjadikan formasi 4-4-2 sebagai pakem timnya sepanjang musim ini. Ranieri selalu menduetkan James Vardy dan Shinji Okazaki sebagai juru gedor lini pertahanan lawan. Ini menjadi fenomena tersendiri karena formasi tersebut sudah cukup jarang dipakai di Inggris.

Dengan absennya Vardy, Ranieri sebenarnya bisa tetap bisa menggunakan formasi favoritnya. Selain Vardy, tercatat ada pemain lain yang bisa bermain sebagai penyerang. Yaitu Shinji Okazaki, Leonardo Ulloa. Bahkan sebenarnya Nathan Dyer, Jeffrey Schlupp, Riyad Mahrez, bisa saja bermain sebagai penyerang.


Shinji Okazaki memiliki kemungkinan paling besar untuk tampil. Penyerang asal Jepang tersebut merupakan tandem Vardy sepanjang musim ini. Kemudian yang jadi masalah adalah menentukan partner Okazaki di lini depan. Ulloa yang merupakan penyerang utama Leicester musim lalu tentunya menjadi calon paling kuat apabila Ranieri tetap ingin memakai formasi 4-4-2. Namun bila Ranieri mencari pemain yang memiliki tipe yang hampir serupa dengan Vardy tentunya kandidat lain adalah pemain yang lebih sesuai.

Mendorong Riyad Mahrez sebagai Gelandang Serang

Alternatif lain adalah menggunakan Riyad Mahrez sebagai pemain "Nomor 10". Mahrez akan beroperasi tepat di belakang penyerang yang lebih banyak bergerak di sepertiga lapangan akhir bagian penyerangan.


Menggunakan Mahrez di posisi tersebut tentunya menjadi keuntungan tersendiri. Mahrez bisa menggunakan kecepatannya untuk membuat para pemain bertahan lawan lebih sibuk menghentikan dirinya. Atau yang terjadi sebaliknya, Mahrez bisa muncul dari lini kedua begitu serangan menemui jalan buntu.

Menggunakan Tridente

Secara komposisi tim, Leicester memang punya lebih banyak pemain yang berposisi sebagai sayap. Ranieri bisa saja memasang trio pemain di lini serang. Opsi pertama adalah dengan menggunakan Okazaki sebagai penyerang tengah, dan dua pemain lain yang akan menopangnya di sektor sayap.

Komposisi lain juga bisa ditawarkan dengan menempatkan para pelari cepat sebagai trio lini serang. Dengan demikian, akan terjadi pergantian posisi dari para pemain tersebut yang kemungkinan besar akan memusingkan lini pertahanan lawan

**

Ketiadaan Vardy sebenarnya bukan hanya ujian bagi Leicester, tetapi juga ujian bagi Ranieri sebagai pelatih. Pelatih asal Italia tersebut bisa saja cari aman dengan tetap mengusung pakem yang sudah ia gunakan sepanjang musim ini. Tentunya sisi positif dan negatif dari skema yang ia terapkan sudah sangat ia kenali.

Atau, Ranieri bisa bereksperimen dengan pemain-pemain yang ia miliki. Skema baru tentunya akan membingungkan tim lawan yang sebelumnya sudah terbiasa bertemu dengan skema 4-4-2 milik Ranieri. Namun tidak menutup kemungkinan skema baru justru akan menjadi blunder dan membuat tim mengalami hasil negatif.

Pada akhirnya apapun yang dilakukan oleh Ranieri pertaruhannya adalah peluang gelar juara Leicester. Apabila strateginya berhasil, ia akan mencatatkan sejarah, namun apabila gagal ia memupus asa dan harapan siapapun yang berharap Leicester bisa menjadi kampiun Liga Primer Inggris musim ini.

ed: fva

Komentar