Efektivitas Dua Penyerang ala Van Gaal

Taktik

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Efektivitas Dua Penyerang ala Van Gaal

Kini, mayoritas pelatih di Eropa lebih senang menggunakan poros ganda dengan satu penyerang. Posisi penyerang sendiri terkadang bukan berperan sebagai pencetak gol, melainkan pemantul bola atau pengecoh pertahanan lawan. Akibatnya, peran dari penyerang itu sendiri menjadi kurang terlihat. Malah, gelandang serang atau pemain sayap terkadang jauh lebih terlihat perannya.

Namun, berbeda dengan apa yang diterapkan Van Gaal di United. Ia menggunakan dua penyerang dengan alasan "memanfaatkan skill yang dimiliki". Pertandingan menghadapi West Ham United, semalam (27/9), menjadi bukti krusialnya penggunaan dua penyerang tersebut dalam membongkar pertahanan lawan.

Sebelum Wayne Rooney di-kartu merah-kan Lee Mason, Machester United tampil begitu enerjik. Mereka  tampil layaknya tanpa cela. Koordinasi di lini pertahanan sudah berjalan dengan baik. Pun di lini tengah, duet Daley Blind dan Ander Herrera makin meyakinkan.

Sebenarnya, suplai ke lini serang boleh dikatakan tak begitu mulus. Peran Angel Di Maria lebih melebar sementara Rooney bergerak lebih tinggi. Tidak adanya gelandang serang seperti Juan Mata yang turun dan mengoordinasi lini tengah, nyatanya tak berpengaruh begitu banyak terhadap serangan United.

Setelah mengalahkan Liverpool 3-1 pekan lalu, lini tengah West Ham bisa dibilang bermain begitu padu. Trio Alex Song,  Mark Noble, dan Cheikhou Kouyate, seolah menjadi batu karang yang teramat keras untuk dapat ditempus lini serang Liverpool.

Dalam pertandingan menghadapi United, Kouyate tak dapat tampil karena cedera. Posisinya pun diisi oleh Song yang kini beroperasi di sisi kanan, sementara di sisi kiri, Morgan Amalfitano dipercaya untuk bermain lebih melebar. Secara visual, formasi yang digunakan Sam Allardyce berubah dari 4-3-1-2 menjadi 4-2-3-1 untuk mengakomodasi permainan Amalfitano di sayap kiri. Sementara itu, Diafra Sakho bermain lebih melebar dan meninggalkan Enner Valencia sebagai ujung tombak.

Sebenarnya, kunci kemenangan United ada pada cederanya Kouyate. Menempatkan Amalfitano yang secara teknis lebih kuat dalam menyerang, di sisi kiri, membuat gelandang West Ham hanya menyisakan Song dan Kevin Nolan. Itupun pergerakan Song lebih cenderung ke kanan untuk membantu Guy Demel menahan gempuran Angel Di Maria dan Luke Shaw.

Artinya, hanya Nolan yang berada di depan dua bek tengah, Winston Reid, dan James Tomkins.

Pola dua penyerang yang diterapkan Van Gaal dengan memasang Robin van Persie dan Radamel Falcao bisa dibilang berhasil. Van Gaal sebenarnya menempatkan tiga penyerang, dengan Rooney yang bermain lebih dalam sebagai gelandang serang.

Formasi ini menjadi berhasil, karena Rooney lebih sering menunggu di lini tengah, dengan mempercayakan lini tengah United pada Herrera dan Blind. Sebuah hal yang tampaknya sulit terjadi jika Juan Mata yang diturunkan di tempat yang dihuni Rooney. Secara natural, Mata akan turun membantu pertahanan kala United diserang.

Karena hal inilah Reid, Tomkins, dan Noble kelimpungan. Ketiganya masing-masing menjaga seorang pemain United di lini depan. Maka, jika mereka kalah duel, atau lengah dalam menjaga, sebuah hukuman berat akan menanti.

s
Posisi West Ham kala menyerang. Umpan lambung dari Blind atau Herrera dapat langsung menuju lini serang United.

Dari grafis di atas, terlihat bagaimana West Ham akan begitu rentan saat dihajar lewat serangan balik. Falcao dan Van Persie hanya dijaga oleh satu pemain, pun dengan Wayne Rooney yang hanya dijaga Noble.

Kondisi ini semakin parah saat Noble kehilangan konsentrasi. Akibatnya, ia melepaskan penjagaan pada Rooney yang kemudian mencetak gol pertama bagi United. Gol ini tak bisa dilepaskan dari kontribusi Falcao yang menarik perhatian dua bek West Ham, sehingga Rooney berdiri bebas tak terjaga.

Ini merupakan buah dari kelengahan Alladryce dengan menempatkan Amalfitano sejak menit pertama. Sisi kiri pertahanan West Ham menjadi lebih terbuka, meski hanya dieksploitasi hanya oleh Rafael. Dari sisi ini pula dua gol bagi United tercipta.

1Gol1
Proses gol pertama United.

Dari proses gol pertama, bisa Anda lihat di mana posisi Amalfitano, sampai-sampai Cresswell yang harus menekan begitu tinggi? Hal ini yamg membuat Rafael bebas menggiring bola ke sisi kir pertahanan West Ham tanpa ada seorang pun yang mengawal.

Gol ini sebenarya tak lepas dari peran Falcao yang membuyarkan dua bek West Ham yang memilih untuk menjaganya dan melepaskan penjagaan pada Rooney.

Gol kedua United tak lepas dari peran Falcao dan Van Persie. Falcao dan Rooney bergerak menembus pertahanan United dan memberi dua opsi pada Van Persie: menembak langsung atau memberi umpan. Dari sudut sempit, probabilitas untuk dua opsi tersebut hampir sama kuatnya. Dua opsi tersebut sama-sama memiliki keuntungan dan resiko.

Dalam pertandingan semalam, Van Persie lebih memilih melepaskan tembakan akurat ke sisi kanan gawang West Ham. Terlepas dari gol tersebut, terlihat bagaimana trio Roo-RvP-Falcao, benar-benar mengacaukan perhatian lini pertahanan West Ham.

2Gol1
Proses gol kedua Manchester United.

Bisa diambil simpulan bahwa sebenarnya bukan tanpa alasan Van Gaal menggunakan dua penyerang--tiga sebenarnya--dalam formasi United. Ia bukan hanya ingin kemampuan ketiganya terlihat, tapi juga memanfaatkan keduanya sebagai pengecoh konsentrasi bek lawan.

Sumber gambar: squawka.com

Komentar