Mengenal Lebih Jauh Video Tayangan Ulang untuk Wasit

Sains

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Mengenal Lebih Jauh Video Tayangan Ulang untuk Wasit

FIFA, melalui IFAB (International Football Association Board) atau Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional, secara resmi telah memberi restu kepada video tayangan ulang untuk wasit. Sehingga nantinya segala keputusan kontroversial di pertandingan dapat langsung dinilai saat itu juga di lapangan. Penggunaannya sudah bisa dilakukan pada musim depan, tepatnya 1 Juni 2016.

Inovasi ini bukanlah sesuatu yang benar-benar baru karena usulannya sudah ada bahkan sejak 2010 lalu oleh mantan presiden FIFA, Sepp Blatter. Kajiannya juga terus digodok oleh IFAB di pertemuan rutinnya. Kelebihan serta kekurangan dari teknologi ini terus dinilai seiring perjalanan waktu sampai kemudian disetujui.

IFAB beranggapan bahwa hukum di sepakbola memang harus beradaptasi seiring dengan perkembangan teknologi. Bahkan mungkin tanpa kita sadari, teknologi pendukung sepakbola sebenarnya telah berkembang sangat pesat, di antaranya adalah perlengkapan dan penyiaran. Hanya saja mengenai yang berhubungan dengan peraturan memang terkesan lambat.

IFAB adalah yang sebenar-benarnya mengatur pertandingan sepakbola: ya, sebab merekalah yang mereview dan membuat peraturan-peraturan permainan si kulit bundar ini.

Baca: Mengenal Mereka yang Benar-benar Mengatur Sepakbola Dunia




Penggunaan teknologi garis gawang misalnya, IFAB baru memberi restu di sepakbola pada tahun 2012, lalu jadi tren pada Piala Dunia 2014. Bandingkan dengan model yang sama di kriket yang sudah diuji pada 2001 dan tenis di laga resmi pada 2006.

Apa Sebenarnya Video Tayangan Ulang Wasit Itu?

Sederhananya, akan ada asisten wasit tambahan di sebuah pertandingan jika teknologi ini digunakan. Asisten tersebut akan bekerja di depan monitor yang bisa melakukan tayangan ulang dan tersambung langsung lewat alat komunikasi dengan wasit. Asistennya terdiri dari tiga orang ditambah satu administrator yang paham mengenai aturan sepakbola dan tentu saja mengoperasikan monitor tadi.

Bentuk-bentuk kejadian yang bisa ditinjau lewat tayangan ulang hanyalah sebagai berikut:


Gol
Peran asisten tayangan ulang adalah menentukan apakah terjadi pelanggaran atau tindakan lain yang membuat gol menjadi tidak sah. Tinjauan hanya dapat dilakukan setelah bola telah dinyatakan melewati garis gawang, sehingga tidak mengganggu jalannya permainan.

Keputusan Penalti
Tinjauan dilakukan untuk menentukan sebuah pelanggaran atau tindakan lain menghasilkan hukuman penalti atau tidak.

Kartu Merah
Asisten video tayangan ulang meninjau apakah keputusan wasit ketika memberi kartu merah kepada seorang pemain sudah benar atau tidak.

Kesalahan Identitas
Tinjauan ini adalah untuk menghindari kesalahan identitas pemain pada saat memberi hukuman. Misalnya memberi kartu kuning kepada pemain bernomor punggung 12, padahal yang melakukan pelanggaran adalah pemain nomor 21 yang kebetulan berwajah mirip.

Proses tinjauan ini dapat dilakukan oleh wasit di tengah lapangan atau asisten yang berada di depan monitor. Jadi, wasit dapat meminta kepada asisten untuk meninjau sebuah kejadian atau asisten memberitahu wasit bahwa ada kejadian yang perlu ditinjau.

Selanjutnya, sang asisten akan memutar kembali tayangan ulang yang ada dan langsung memberi tahu kepada wasit hasil dari tinjauan tadi lewat alat komunikasi. Lalu wasit dapat langsung memutuskan hasil tinjauan asistennya tadi atau ikut melihat monitor jika dirasa perlu.

Berdasarkan fakta di atas sebenarnya aturan ini tidak akan mengganggu jalannya pertandingan. Wasit berdiskusi dengan asistennya selama 1-2 menit adalah hal lumrah. Juga tidak semua kejadian dapat dilakukan tinjauan, hanya 4 hal krusial tadi berdasarkan keputusan wasit atau asisten video.

An official watches a replay of a Pittsburgh Steelers safety in the fourth quarter of an NFL football game against the New England Patriots in Pittsburgh, Sunday, Oct. 30, 2011. The Steelers appealed the call on the field believing the safety was a touchdown. After review, the ruling on the field stood. The Steelers won 25-17. (AP Photo/Gene J. Puskar) Penggunaan video tayangan ulang untuk wasit pada Liga Nasional American Football (NFL) (AP Photo/Gene J. Puskar)


Kontroversi vs Debat Teknologi yang Sudah Basi?

Semalam akun Twitter @PanditFootball melakukan sebuah survey ke pengikutnya, mengenai video replay ini. Hingga ulasan ini ditulis, sebanyak 60% dari total 2010 responden menyatakan setuju, sisanya tidak.

Mayoritas yang melakukan penolakan mengatakan bahwa penggunaan teknologi ini membuat sepakbola tak lagi humanis. Dianggap seperti mesin atau video games yang bersifat tetap dan pasti. Sebagian lagi menyatakan sisi kontroversial wasit adalah bumbu penyedap yang membuat olahraga ini justru kian populer.

Saya setuju dengan alasan-alasan di atas, namun di sisi lain saya juga punya beberapa pertanyaan. Membiarkan kesalahan agar terjadi kontroversi adalah sebuah konsep yang aneh. Lebih aneh lagi jika sudah diberi penawaran agar tidak ada kesalahan namun ditolak, lalu melakukan protes keras kemudian hari karena wasitnya membuat kesalahan.

Misalnya pemain A melakukan diving dan menghasilkan penalti. Sejumlah suporter tentunya mengecam aksi diving tersebut bahkan meminta wasit yang melakukan kesalahan tadi untuk dihukum, atau mulai dibenci, dikutuk, hingga dilempari botol mineral bahkan sampai dipukul jika menyaksikan dari tribun stadion. Tapi ketika disodorkan teknologi seperti ini, tak sedikit suporter tersebut menolak karena sepakbola lumrah akan kontroversi.

Banyak dari kita yang mungkin punya pandangan seperti di atas. Tapi jika sudah seperti itu, kasihan sekali jadi wasit, diberi peluang membuat salah, tapi disalahkan saat melakukan kesalahan.

Alasan lainnya teknologi ini sudah bisa dipakai di sepakbola adalah teknologi pendukung lain berupa penyiaran yang semakin berkembang. Format gambar kian jelas dan mudah dijangkau di mana saja, tak hanya tekel namun sampai rumput yang terbang tersapu tendangan pun bisa terekam.

Karena hal tersebut wasit makin lama akan tampak makin "bodoh" jika melakukan kesalahan. Perlu diingat lagi bahwa penonton terbesar sepakbola modern sekarang adalah di layar televisi, bukan tribun stadion.

Jika mengingat kembali bagaimana awal diberlakukannya teknologi garis gawang, situasinya sebenarnya mirip. Pada awalnya akan terjadi penolakan lalu kemudian perlahan mulai menerima (atau tidak ada pilihan?). Tapi penggunaan teknologi garis gawang sebenarnya juga meninggalkan kekurangan, yang berpotensi muncul juga di penerapan video tayangan ulang ini.

Kekurangan tersebut adalah soal gap pada beberapa liga. Pada musim lalu, Liga Primer Inggris sudah bisa pamer kemewahannya ketika Serie A baru memakainya musim ini. Sementara bagi liga-liga hal ini masih menjadi barang mewah. Bahkan kompetisi sebesar Liga Champions saja belum bisa memakainya karena belum semua kesebelasan yang ikut siap memakai teknologi mahal ini.

Tapi untuk video replay yang akan berlaku, palu sudah diketuk dan yang pasti mulai musim depan paling tidak akan ada beberapa liga atau kompetisi, yang melakukan uji teknologi dan aturan ini. Setuju atau tidak, teknologi akan semakin lekat untuk mereduksi setiap kesalahan dalam sebuah pertandingan.

Komentar