Menikmati Friendzone à la United

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Menikmati Friendzone à la United

Ditulis oleh Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Saga  transfer Pedro dan Nicolas Otamendi yang adalah hiburan tersendiri dalam bursa transfer seminggu terakhir ini.

Seketika, linimasa media sosial saya penuh ratap fans United yang kecewa dengan menyeberangnya dua pemain incaran ke klub tetangga, yang katanya menyebalkan itu. Akun-akun parodi juga tak ketinggalan memasang gambar formasi pemain-pemain buruan United yang batal bergabung ke Old Trafford.

Simak tulisan tentang Pedro dan Otamendi:

Sebab Memilih adalah Tugas yang Tidak Bisa Dihindarkan dari Kehidupan, Pedro!

Pedro, Chicken Wings dan Saatnya Mencari Pengalaman Baru

Mane Pengganti Pedro?

Otamendi, Tandem Baru Kompany

Otamendi dan Jejeran Batu Karang Lainnya di La Liga


Berbicara tentang lini masa, maka kita juga bakal berbicara tentang perkembangan bahasa yang membuat kita memahami kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan keadaan percintaan tertentu. Friendzone, misalnya. Pernah terkena sindrom friendzone ini? Pasti sering.

Setidaknya ketahuilah, teruntuk pria-pria yang mengaku baik hati dan berbudi luhur dan gemar meratap kenapa pujaan hatinya selalu berlabuh bersama pasangan lain yang menurut kalian lebih bajingan, sadarlah, tidak semua yang kita inginkan dan upayakan selalu berakhir dengan keberhasilan.

Kadang pria super baik ini adalah orang yang selalu menyempatkan mengucapkan selamat pagi, siang, sore, malam bahkan selamat tidur untuk gebetan terkasih. Pun tidak lupa, pria berhati emas ini pula yang rela antar-jemput dan menemani sang gebetan tercinta untuk sekadar keluar makan, nonton film atau pergi belanja. Dan pria dengan sifat serupa malaikat ini pula lah yang rela setengah mati meladeni naik pitamnya wanita karena luapan hormn berlebih tatkala tiba waktunya si tamu bulanan menyapa.

Tentunya di konteks tulisan ini, United lah si pria berhati malaikat ini. Dengan gelimang gelar dan sejarah panjang yang luar biasa, apalah Manchester City dan Chelsea di hadapan megahnya Old Trafford dan 20 gelar BPL-nya yang tersohor itu? Manchester United adalah pria baik yang setia melobi, merayu dan mendekati Pedro beserta Otamendi untuk didatangkan ke Old Trafford guna menambal keroposnya lini belakang dan melengkapi barisan serang yang sudah disesaki pemain sekelas Memphis Depay, Juan Mata hingga Wayne Rooney.

Bagi saya, kepergian Pedro ke Chelsea bukanlah suatu hal besar yang harus diratapi. Bukan mensangsikan kualitas Pedro dan kemampuan ambidexterity-nya sehingga fasih dimainkan di kiri atau kanan, tapi kehadiran Pedro memang bukan solusi mutlak untuk menyelesaikan krisis ketajaman lini serang United.

United masih bisa mengalihkan fokus untuk mendatangkan satu penyerang murni (Lewandowski misalnya, kalau doi mau) dan mengembalikan Rooney di posisi gelandang serang, posisi terbaik Rooney di mana menurut hemat saya, jauh lebih efisien dan fleksibel untuk memaksimalkan kemampuan Rooney.

Efek friendzone dengan daya masif justru kepergian Otamendi ke City. Hasil 3-0 kontra Chelsea minggu lalu sudah memberi sekelumit gambaran dahsyatnya potensi serangan City.

Kedatangan Otamendi sebagai salah satu bek terbaik La Liga musim lalu akan membuat Vincent Kompany makin solid di lini belakang. Dan Otamendi lah kegagalan terbesar United di bursa transfer ini. Memang, tidak ada jaminan Otamendi akan langsung bisa beradaptasi dengan gaya main City dan kerasnya Liga Inggris, namun melihat barisan lini belakang United yang konstan memainkan Smalling dan Daley Blind, saya kadang suka prihatin dan banyak istighfar.

Kalau meminjam istilah agen Pedro yang mengatakan bahwa United seperti “tertidur” perihal proses transfer Pedro dari Barcelona, ini mungkin mirip dengan nasib ratusan pria yang kerapkali tertidur setelah berjam-jam main Clash of Clan dan lupa menemani gebetannya keluar malam mingguan, karena kadang kalian tidak pernah tahu siapa yang gebetan kalian temui di luar sana. Kan cinta, konon katanya, terjadi sekejap dan tak terduga. Berpacaranlah sebelum kalian ditinggal pacaran dan cuman kebagian status “mantan gebetan”.

Tidak semua bajingan yang merebut gebetan kalian adalah murni seorang bajingan. Mungkin kalian perlu berhenti sejenak dan mengambil nafas, seperti kata kutipan di buku The Journeys terbitan GagasMedia, “Konon Bumi ini milik mereka yang mau berhenti sejenak untuk melihat-lihat lalu meneruskan perjalanan.”

Nah, di sela-sela pemberhentian sejenak dan melihat-lihat itu kan ndak menutup kemungkinan mata kita atau ekor mata kita akan deg-deg ser saat melihat satu, dua atau tiga wanita yang lalu lalang di hidup kita, ya to? Atau mungkin kalian bisa mencoba berubah menjadi bajingan, ketahuilah, Rangga AADC adalah simbol bajingan sejati yang punya sejarah sukses cium bibir Dian Sastro!

Barangkali, Van Gaal perlu berhenti sejenak mengurus papan taktiknya dan mulai bermain FM untuk melihat kira-kira siapa yang sudi didekati hanya dalam rentang seminggu (mengingat jendela transfer tutup setelah 31 Agustus), untuk kemudian dipinang untuk main di Old Trafford.

Penulis adalah pria manis pengggemar masak-memasak, bisa dihubungi di @isidorusrio_

 

Komentar