Wisuda Sepakbola

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Wisuda Sepakbola

Oleh: Yudhistira Haryo Nurresi Putro

Bagi mereka yang sedang (atau sudah selesai) menempuh pendidikian di perguruan tinggi, ada satu hal yang dianggap momok: skripsi. Namun mau tidak mau, proses pengerjaan skripsi harus dijalani.

Motivasi utama dalam proses pengerjaan skripsi tidak lain dan tidak bukan adalah gelar sarjana. Jika ada motivasi lain seperti wisuda, itu hanya bonus saja. Tapi siapa, sih, yang tidak ingin diwisuda?

Wisud adalah salah satu momen sakral dalam perjalanan hidup seseorang. Pada kesempatan inilah orang tua, saudara, dan teman-teman hadir dan turut berbahagia. Mereka tidak peduli akan menjadi apa Anda setelah wisuda. Yang mereka tahu, prosesi wisuda adalah momen istimewa yang pantas dirayakan.

Bahagianya wisuda kurang lebih sama seperti bahagianya para pendukung klub-klub kecil seperti Bournemouth, Ingolstadt, Capri, dan Frosinone. Keempat klub ini baru saja mencetak sejarah dengan lolos ke divisi tertinggi liga sepakbola di negara mereka masig-masing: Premier League untuk Bournemouth, 1. Bundesliga untuk Ingolstadt, serta Serie A untuk Capri dan Frosinone.

Bagi klub-klub tersebut, promosi adalah bentuk wisuda tersendiri.

Jika para mahasiswa harus berusaha keras selama tiga hingga tujuh tahun untuk dapat menjalani prosesi wisuda, klub-klub ini bekerja keras lebih lama. Mereka berusaha selama puluhan bahkan ratusan tahun untuk momen bahagia ini. Untuk menjadi kebanggaan kota, untuk berbahagia bersama para pendukungnya.

Mereka bisa saja hanya bertahan selama satu musim di divisi tertinggi. Mereka belum tentu mengalami nasib yang menyenangkan. Walau demikian, mereka tetap berpesta. Mereka tetap merayakan wisuda sepakbola walau pada akirnya mereka kembali turun divisi.

Jatuh Setelah ‘Kejayaan Sesaat’

Tidak sedikit klub yang jatuh setelah menikmati kejayaan sesaat. Contohnya adalah kesebelasan asal Inggris, Wigan Athletic, pada musim kompetisi 2012/13. Di akhir musim tersebut Wigan berada dalam situasi yang bertolak belakang. Mereka berpeluang meraih gelar juara Piala FA dan terdegradasi dari Premier League di saat yang sama.

Seperti tertera dalam artikel Pandit Football berjudul “Adrenalin Zona Degradasi”, Emmet Gill, seorang pendukung Newcastle United, pernah berjumpa dengan pendukung Wigan Athletic yang enggan menukar gelar juara Piala FA dengan bertahan di Premier League. Terdengar tidak masuk akal, namun dapat diterima.

Berkompetisi di Premier League dapat dilakukan kapan saja. Mereka dapat kembali menjadi bagian dari Premier League dengan meriah promosi. Namun kesempatan keluar sebagai juara Piala FA belum tentu datang dengan waktu dekat. Wigan akhirnya keluar sebagai juara Piala FA dan terdegradasi dari Premier League.

Meski saat ini Wigan harus menjalani kehidupan di kompetisi divisi tiga, setidaknya mereka memiliki kebanggaan karena pernah menjadi juara Piala FA.

Begitulah hidup. Tak ada salahnya merayakan sebuah pencapaian. Tak ada salahnya merayakan wisuda. Karena belum tentu momen tersebut terjadi untuk kali kedua. Namun patut diingat bahwa wisuda hanyalah perayaan sesaat. Setelah wisuda, Anda akan memasuki dunia yang sebenarnya. Jangan sampai jatuh setelah merayakan wisuda.


Penulis adalah mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis Lanjutan di Politeknik Negeri Jakarta. Tinggal di Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dapat dihubungi lewat akun Twitter @yudhishnp.

Komentar