Dosa Carneiro sebagai Pekerja

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Dosa Carneiro sebagai Pekerja

Oleh: Auliyaurrohman Nuril Afwan


Juara bertahan Liga Inggris, Chelsea, harus memulai musim 2015/2016 dengan kurang baik. Setelah mengalami pertandingan pra-musim yang kurang memuaskan, mereka harus mengalami kekalahan di laga Community Shield melawan Arsenal. Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga tidak berhasil mendapatkan tiga poin pada pertandingan pertama Liga Inggris musim 2015/2016. Swansea berhasil menahan imbang Chelsea dengan skor 2-2.

Kegagalan Chelsea meraih meraih tiga poin melawan Chelsea diperparah dengan dua kejadian pada pertandingan tersebut. Kejadian pertama adalah dikartu merahnya kiper mereka, Thibaut Courtois. Dan kondisi semakin runyam ketika manajer Chelsea, Jose Morinho, mengeluarkan kekuatan kerongkongannya kepada salah satu tim medis Chelsea, Eva Carneiro.

Kejadian bermula saat Hazard dilanggar oleh pemain Swansea. Melihat Hazard yang kesakitan, Carneiro bersama tim medis Chelsea bergegas memeriksa kondisi Hazard. Namun, di sisi lapangan ternyata The Happy One, Mourinho, telah berubah menjadi The Anger One. Mou murka terhadap tindakan tim medisnya karena ia beranggapan Hazard hanyalah kelelahan dan tidak memerlukan bantuan medis. Mou menganggap kehadiran tim medis Chelsea ke lapangan justru merugikan Chelsea (waktu yang terbuang dan kondisi harus bermain dengan delapan pemain outfielder).

Kemarahan Mou yang sampai tersorot kamera ini ditanggapi dengan berbagai reaksi oleh para pecandu sepakbola. Ada yang setuju dengan tindakan Mourinho, ada juga yang membela Carneiro. Carneiro kemudian menulis status di halaman facebooknya. Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan yang ia terima.

Melihat tindakan Carneiro di facebook tersebut, Chelsea justru menjatuhkan hukuman kepada Carneiro. Carnerio tidak diizinkan untuk berada di bangku cadangan dan tidak berada di pinggir lapangan saat latihan serta hotel tim.

Tindakan Chelsea tersebut menuai reaksi yang tajam dari berbagai fans Chelsea, apalagi saat ini Carneiro merupakan salah satu staf favorit para fans Chelsea. Beberapa media Inggris pun menjadikan masalah ini sebagai topik hangat pekan ini. Cukup banyak anggapan yang menyalahkan tindakan yang dilakukan Chelsea dan khususnya Mourinho yang dianggap sebagai biang keladinya. Namun apakah memang salah tindakan Chelsea tersebut?

Pertanyaan sederhana tersebut dapat dijawab dengan melihat status Carneiro sebagai pekerja di Chelsea. Chelsea memiliki aturan bahwa hanya Mourinho (atau asistennya), para pejabat Chelsea, dan para pemain yang dapat berbicara secara publik. Chelsea pun memiliki peraturan tentang penggunaan social media bagi para pekerjanya di mana mereka boleh memiliki akun social media namun tidak boleh mem-posting suatu kritikan terhadap klub atau orang-orang yang mengatur pertandingan. Tindakan yang dilakukan oleh Carneiro dapat dilihat sebagai pelanggaran peraturan tersebut.

Kejadian yang dialami oleh Carneiro sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru di dunia sepakbola. Tidak sedikit pemain yang telah merasakan hukuman akibat kicauannya di media sosial. Hal inilah yang membuat tidak jarang sebuah klub atau seorang manajer melarang penggunaan media sosial oleh para pemain maupun stafnya. Namun karena dilihat sebagai salah satu media untuk mendekatkan diri terhadap para fans maka aturan tersebut pun sedikit demi sedikit diperlonggar.

Penggunaan media sosial pada dasarnya telah menjadi salah satu alat kontrol perilaku karyawan yang digunakan oleh berbagai perusahaan di seluruh dunia. Cukup banyak perusahaan yang menjadikan tindak tanduk seseorang di media sosial sebagai pertimbangan dalam proses rekrutmen. Media sosial juga digunakan perusahaan untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja pada perusahaannya. Kicauan-kicauan para pekerja sedikit menggambarkan apa yang dia rasakan saat bekerja.

Seperti di dunia sepak bola, keberadaan peraturan mengenai penggunaan media sosial juga menjadi hal yang jamak ditemukan di kontrak antara perusahaan dengan pekerja. Biasanya peraturan tersebut mengatur tentang para pekerja dilarang mengumbar permasalahan terkait pekerjaan yang dihadapinya dan segala hal yang berkaitan dengan perusahaan yang mampu memberikan gambaran negatif bagi orang luar. Pada akhirnya hal ini membuat kehati-hatian dalam penggunaan media sosial perlu dilakukan.

Kembali ke masalah Chelsea dan Carneiro. Apa yang dilakukan oleh Carneiro merupakan dosa terhadap kesepakatan kontraknya dengan Chelsea. Meski wajar bagi seseorang untuk mengekspresikan apa yang dirasakannya, namun tetap saja membicarakan hal yang menyangkut perusahaan (Chelsea) bukanlah hal diperbolehkan.

Meski hukuman yang diberikan Chelsea terhadap Carneiro juga dapat dikatakan terlalu berlebihan. Apalagi dengan hukuman tersebut Chelsea harus mencari dokter tim baru untuk berada di bench. Karena tentu saja Chelsea membutuhkan seorang dokter tim saat bertanding.

Lebih jauh lagi, bukan tidak mungkin perselisihan internal Chelsea ini bisa berlanjut di kemudian hari. Pasalnya, bukan hanya Carneiro seorang tim medis Chelsea yang mendapatkan hukuman. John Fearn, fisioterapis Chelsea juga mendapatkan hukuman serupa dengan Carneiro. Hal ini tentu saja dapat mengancam keharmonisan internal Chelsea.

Apalagi, pekan ini Chelsea harus menjalani pertandingan yang cukup berat melawan Manchester City. Tentu saja, selain pemain-pemain yang bermain baik di lapangan, Chelsea juga membutuhkan kinerja staf di pinggir lapangan dalam pertandingan yang penting tersebut.

Penulis merupakan seorang mantan mahasiswa yang jatuh cinta kepada sepakbola dan Chelsea. Berkicau di @afwannuril.

Komentar