Yang Dibutuhkan Götze dari Guardiola untuk Musim Depan

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Yang Dibutuhkan Götze dari Guardiola untuk Musim Depan

Karya Arif Utama


Maracana, Juli 2014. Final yang seharusnya momentum bagi Messi untuk mengantarkan negaranya menjuarai Piala Dunia. Semua orang berekspektasi bahwa ini adalah momentum Messi karena menurut sejarah, tim Eropa tidak dapat memenangkan trofi piala dunia di Amerika Selatan. 


Kemudian datanglah sang pemain muda ini. Dengan jampi-jampi khusus dari Loew: “OK, show the world you are better than Messi and can decide the World Cup”


Maka ia pun masuk ke lapangan. Ia datang menggantikan si pemegang rekor gol Piala Dunia bernomor punggung 11 (Miroslav Klose) pada menit 88. Ia mengemban misi untuk memenangkan negaranya di pertandingan final melawan Argentina.

Siapa yang menyangka bahwa kemudian pada menit 113, ia berhasil menorehkan gol. Tak hanya mencetak gol, ia berhasil mengungguli Messi dalam jumlah trofi Piala Dunia. Hari itu, Messi hanya dapat memandang seberapa dekatnya ia dengan trofi Piala Dunia. Memandang, namun tak dapat memiliki. Piala Dunia itu telah menemui tuannya, tuannya adalah Jerman.

Dan semua berkat Gotze. Hari itu dapat dikenang oleh Gotze sebagai malam terbaiknya sebagai pemain sepakbola. Super Mario juga berhasil memberikan kado pensiun kepada Klose dan Lahm yang paling indah: medali piala dunia.

Namun, untuk klub, musim lalu ia gagal memberikan dampak dan bermain reguler bagi timnya. Efek dari Juara Dunia hanya bertahan ketika Ribery cedera. Ketika Ribery cedera, terutama pada September-Oktober tahun lalu, ia berhasil menunjukkan performa terbaiknya. Ia menunjukkan kepiawaiannya menjadi seorang playmaker dan mendapatkan posisi Robben yang saat itu sedang dilanda cidera. Ia berhasil menjadi tumpuan Pep di saat Robben dan Lewandowski belum menunjukkan penampilan terbaiknya dan Muller sedang istirahat setelah Piala Dunia.

Pasca sembuhnya Ribery, ia pun mulai bermain angin-anginan. Persaingan terasa berat bagi Gotze karena harus bersaing memperebutkan tempat utama di tim dengan salah satu nominasi peraih Ballon d’Or tahun itu. Posisi Ribery yang tak tergantikan membuat Gotze harus mengalah. Hal ini menyebabkan ia sering kehilangan tempat di line-up musim lalu. Ia terus mengalami penurunan penampilan terutama di beberapa bulan terakhir dan kehilangan tempat di skuat Guardiola.

Gotze sebenarnya memiliki kemampuan yang luar biasa. Kemampuan mengiring bola dan mengumpannya tidak dapat diremehkan. Ia diberikan berkah untuk mengecoh pemain belakang lawan dengan skill yang luar biasa dan umpan yang brillian. Namun, di musim lalu, ia seperti kehilangan kepercayaan diri, ia lebih memilih untuk menghindari bek lawan daripada harus melewatinya.

Musim lalu, menurut catatan whoscored, rataan menggiring bolanya kalah dari Robben. Robben mencatatkan 4.5 giringan per pertandingan, sedangkan Gotze hanya 2.4. Bahkan angka ini masih kalah dari Kevin De Bruyne yaitu 2.9, padahal musim lalu Kevin lebih bermain sebagai pengumpan.

Tak hanya giringan, Gotze juga cenderung bermain aman dalam mengimpan. Ia hanya mencatatkan 1.4 operan kunci per pertandingan. Bahkan Lahm yang notabene adalah seorang defender dapat mencatatkan operan kunci lebih tinggi dari Gotze, 1.6 per pertandingan.

Gotze pula tidak dapat bermain dengan mobile. Pergerakan tanpa bolanya terlalu monoton ke tengah sehingga ia tak begitu menjadi ancaman bagi pemain belakang tim lawan. Meski diberkahi versatilitas yang luar biasa, ia seringkali tidak dapat melancarkan inisiatif serangan bagi Bayern.

Beckenbauer pun lantas mengkritisi bagaimana permainan Gotze musim ini.

'He behaves and moves around on the pitch like a youth player. He just stops moving when he loses a duel. This is the behaviour of a child. 'This kind of behaviour does not fit in at Bayern. It is time for him to grow up.”

Di musim keduanya di Bayern, ia gagal total. Ia dianggap sebagai salah satu pemain flop di Bundesliga musim lalu. Dengan label yang tak dapat dibanggakan seperti itu, sudah harga pasti ia harus mengembalikan performanya di musim ketiganya andaikan tak ingin hanya menjadi penghangat bangku cadangan lagi. Di musim ketiganya sudah suatu keharusan untuk menunjukkan kualitas sebenarnya dari Mario Gotze.

Dengan kegagalan musim lalu, tentu akan menguntungkan Gotze untuk mengejutkan timnya dengan perkembangannya. Beruntungnya, musim ini tak akan sesulit musim lalu. Ribery saat ini telah berumur 32. Bukan lagi kandidat peraih Ballon d’Or. Saat ini masih belum jelas kabarnya hingga sampai kapan cederanya akan sembuh.

Meski harus bersaing dengan Douglas Costa, tentu rekrutan Bayern ini harus melalui proses adaptasi dulu. Hal ini akan menguntungkan bagi Mario Gotze karena Gotze sedikit banyaknya sudah hafal bagaimana gaya bermain Bayern. Perbedaan liga Ukraina dan Jerman akan membuat Costa membutuhkan waktu untuk adaptasi.

Selain itu, Gotze juga tahu bagaimana Pep tak segan-segan untuk mencadangkan pemain, tak peduli harganya, selama ia tak sesuai dengan taktiknya. Dengan kondisi seperti ini tentu bisa menjadi berkah sendiri bagi Gotze karena pintu untuk menuju pemain reguler terbuka sedikit lebih lebar. Tentu ini adalah momentum untuk mendapat kepercayaan dari Pep musim depan.

Sebelum mengembalikan kepercayaan sang pelatih, ia harus mengembalikan kepercayaan dirinya. Demi mengusung misi untuk kembali ke performa terbaiknya, Gotze telah mengambil inisiatif untuk mengambil latihan lebih sebelum tur pramusim untuk mengembalikan performanya.

"I always want to reach the maximum and this can help me to bring out a few percent extra," katanya.

Begitulah alasannya mengapa ia begitu merasa ingin melakukan latihan tambahan. Ia pula dibantu oleh pelatih fitnes Bayern, Holger Broich, untuk membuat program latihan yang cocok untuknya. Dengan gigih ia mengambil inisiatif untuk mengambil latihan tambahan agar dapat mengembalikan performa terbaiknya.

Selain dengan program, tentu dukungan dari Pep adalah yang lebih ia butuhkan. Gotze memiliki peran yang jelas ketika ia berada di Dortmund, ia diberikan tanggung jawab dan dipercaya untuk menjaga tanggung jawabnya. Tanggung jawab akan memotivasi pemain. Seperti tanggung jawab yang diberikan Loew kepada Gotze saat serangan Jerman belum membuahkan hasil ke gawang Argentina. Pep perlu memberinya peran dan tanggung jawab kepada pemain ini.

Singkat kata, Gotze perlu merasa diperlukan.

*Kapten tim futsal Beban FC hingga timnya bubar sendiri. Kini tinggal di Jambi Selatan. Bisa dihubungi melalui akun twitter @utamaarif.

Komentar