Dihanyutkan Alkohol ke Laut

Backpass

by Evans Simon

Evans Simon

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Dihanyutkan Alkohol ke Laut

Jika kebetulan sedang di Glasgow, cobalah luangkan waktu untuk mengunjungi Celtic Park. Di sana ada tiga patung: Billy McNeill, Brother Walfrid, dan Jimmy Johnstone. Berjalanlah 11 kilometer ke timur. Ke Old Edinburgh Road. Di sana juga ada patung Johnstone.

“Ia pesepakbola dengan talenta luar biasa,” ujar Sir Alex Ferguson kepada BBC pada 2006. “Terlebih lagi ia seorang pemain dan pribadi yang berani. Saya beruntung pernah bermain melawannya, tapi hingga sekarang lutut saya masih mencoba kembali ke bentuk semula!”

Ferguson hanya satu dari sekian banyak lawan yang menaruh hormat kepada sang pemain sayap. Willie Henderson dan Graeme Souness, keduanya legenda Rangers FC, menunjukkan hormat mereka dengan ikut urunan biaya pembuatan patung Johnstone.

Pada 2012, pendukung Celtic memilih Johnstone sebagai pemain terbaik sepanjang masa. Selama membela Celtic (1961-1975), 129 gol dicetaknya dalam 155 pertandingan. Ia salah satu pemain penting dalam keberhasilan tim menjuarai Liga Skotlandia 9 musim beruntun (1966-1974). Johnstone juga seorang Singa Lisbon.

***

Celtic menjejak Lisbon sebagai kuda hitam. Kebanyakan orang menjagokan Internazionale Milan asuhan Helenio Herrera di final Piala Eropa 1966/67. Namun Celtic menang 2-1 dan menjadi klub Britania pertama yang menjuarai Piala Eropa. Johnstone menempati peringkat ketiga dalam daftar nomine Ballon d’Or.

“Siapa kami? Kami bukan siapa-siapa, hanya sekelompok pemuda. Di sinilah kami sekarang, di Lisbon, bermain melawan Inter Milan yang perkasa,” ujar Johnstone selepas malam ajaib di Estadio Nacional.

Kemenangan atas Inter dirayakan dengan pesta. Menurut pengakuan Johnstone, skuat Celtic mabuk-mabukan sekitar sepekan.

***

Urusan alkohol kemudian menjadi batu sandungan terbesar dalam karier Johnstone. Ia kecanduan minuman keras, terutama setelah tidak membela Celtic.

Diceritakan dalam The Biography of Jimmy Johnstone (karya Jim Black) bahwa sang pemain “menggunakan alkohol sebagai penopang untuk mengatasi sakit hati akibat perpisahan dengan Celtic”. Johnstone bahkan kerap menenggak bir di sela pertandingan, saat mengambil lemparan ke dalam.

Masalah alkohol ini sendiri sebenarnya dimulai setahun sebelum meninggalkan Celtic, sekitar Mei 1974. Johnstone sedang menjalani tugas negara saat itu.

Setelah mengalahkan Wales 2-0 dalam laga Home International Championship, skuat Skotlandia kembali ke tempat pemusatan latihan di Largs, sebuah kota di pesisir barat, nyaris tengah malam. Mengingat pertandingan berikutnya, melawan Inggris, baru digelar empat hari berselang, manajer Willie Ormond memberi para pemain waktu bebas.

Johnstone bersama Sandy Jardine, Eric Schaedler, dan Davie Hay memutuskan pergi ke bar. Setelah beberapa gelas bir, mereka pulang melewati pantai. Melihat dua perahu menganggur, Johnstone yang mabuk langsung naik ke salah satunya. Jardine, dengan maksud bercanda, mendorong perahu ke laut.

Menurut pengakuan Jardine dalam Celtic View, tanda-tanda tak baik baru mulai tampak ketika ombak menggiring perahu semakin jauh dari pantai. Melihat perahu Johnstone tak berdayung, Schaedler dan Hay bergegas naik ke perahu yang tersisa untuk menyelamatkan rekannya.

Misi penyelamatan berakhir prematur karena perahu Schaedler dan Hay ternyata bocor. Johnstone, sementara itu, “berdiri di atas perahunya, yang hanya terlihat seperti titik di kejauhan, dan bernyanyi sekeras-kerasnya.”

Johnstone akhirnya diselamatkan penjaga pantai. Saat tiba di hotel, Johnstone tidak mengerti keributan yang terjadi karena seingatnya, ia pergi memancing.

Hanyutnya Johnstone kemudian ramai diwartakan media-media lokal hingga berpekan-pekan. Asosiasi Sepakbola Skotlandia menjatuhkan “hukuman” dengan memberi mandat tidak memainkan Johnstone di Piala Dunia 1974 kepada Ormond. Skotlandia tersingkir di fase grup.

Komentar