Gravesen, Kekayaan, dan Diidolai Sosok Mike Tyson

Backpass

by Redaksi 26 62587

Redaksi 26

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Gravesen, Kekayaan, dan Diidolai Sosok Mike Tyson

Halaman kedua...

Real Madrid Tak Seperti yang Dibayangkannya

Sir Alex Ferguson harus gigit jari ketika niatnya untuk memproyeksikan Gravesen sebagai suksesor Roy Keane urung terlaksana. Padahal ketika itu, Sir Alex, sangat yakin jika gaya bermain Gravesen sangatlah pas untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh kapten United tersebut.

Namun Gravesen tak tertarik. Ia lebih memilih menerima tawaran Real Madrid yang sedang mencari figur pengganti Claude Makelele yang hijrah ke Chelsea. Hingga akhirnya ia pun diperkenalkan sebagai pemain baru El Real setelah ditebus dengan harga yang cukup murah, yakni 3,5 juta euro.

Memainkan debut di La Liga kala bersua dengan Espanyol, ia menandainya dengan sebuah gol di laga yang berakhir dengan skor 4-0 tersebut. Akan tetapi, gol tersebut nampaknya menjadi gol pertama dan terakhir bagi dirinya selama berseragam Los Merengues. Ketidakmampuannya mengimbangi para superstar macam Zinedine Zidane, Luis Figo, Dan David Beckham, membuatnya lebih sering keluar masuk tim inti El Real.

Mungkin frustrasi akibat sering dibangkucadangankan, membuat tempramennya kembali menjadi-jadi. Ia menjadi sangat arogan dan beberapa kali terlibat permusuhan dengan media. Ia juga sering kali menolak untuk diwawancarai. Di atas lapangan, ia pun tak jarang kedapati beradu argumen dengan rekan-rekannya. Selain itu, ia pun mulai sering melakukan tindakan indisipliner seperti meninggalkan kamp latihan Madrid, dan pernah kedapati ikut berrlatih bersama mantan kesebelasannya di Denmark tanpa seizin pihak Real Madrid.

Gravesen terlibat adu argumen dengan Beckham

Puncaknya adalah ketika ia terlibat adu jotos dengan wonderkid asal Brasil, Robinho. Ketika itu, pelatih baru Madrid, Fabio Capello, sempat dipusingkan oleh kelakuan dua pemainnya tersebut, padahal pelatih asal Italia itu baru saja diperkenalkan sebagai pelatih baru Los Galacticos kurang dari satu bulan lamanya.

Kejadian itu bermula ketika Gravesen melepaskan tekel berbahaya kepada Robinho di dalam sesi latihan game internal. Robinho yang tidak terima dengan tekel tersebut lantas melakukan protes kepada Gravesen. Namun sayangnya Gravesen pun tidak menanggapi protes tersebut dengan kepala dingin, hingga akhirnya cekcok di antara keduanya pun terjadi.

Capello pun langsung turun tangan dengan mengusir keduanya dari sesi latihan. Atas kejadian ini, Gravesen pun akhirnya dijual oleh Madrid ke kesebelasan asal Skotlandia, Glasgow Celtic, beberapa hari kemudian.

Di Celtic, asa Gravesen untuk menampilkan permainannya seperti sedia kala sempat membumbung tinggi. Ia mencetak gol pertamanya pada pertandingan Old Firm Derby melawan Glasgow Rangers. Semenjak itulah namanya kerap kali dielu-elukan para penggemar Celtic berkat kesuksesannya menjadi satu-satunya pencetak gol pada laga tersebut.

Akan tetapi, permaianannya kembali menurun pada laga-laga berikutnya. Ia bahkan sempat dipinjamkan kembali ke Everton selama satu musim penuh di musim 2007-08. Meski demikian, ia tetap gagal untuk memikat hati David Moyes guna merekrutnya kembali secara permanen. Hingga akhirnya, ia pun memutuskan untuk gantung sepatu setelah Celtic memutus kontraknya.

Menjadi Orang Kaya Setelah Pensiun

Banyak media mengatakan bahwa Gravesen telah kehilangan selera untuk bermain sepakbola semenjak nasibnya terkatung-katung di Real Madrid. Di atas lapangan, permaianannya pun cenderung semau dia. Instruksi pelatih kerap kali tidak dipatuhinya. Lantas, hal itulah yang membuat Celtic memutuskan untuk memutus kontraknya meskipun ia memiliki sisa kontrak selama enam bulan di tim yang bermarkas di Celtic Park tersebut.

Selepas diputus Celtic, tidak sedikit pula kesebelasan yang mencoba untuk menggodanya. Copenhagen, disebut-sebut ingin menggunakan jasanya. Begitu pun dengan kesebelasan pertama, Vejle BK, yang mencoba untuk memulangkannya kembali. Tapi tawaran kedua kesebelasan yang berasal dari negaranya itupun ia langsung tolak mentah-mentah. Ia tetep kekeuh untuk gantung sepatu di usianya yang tergolong masih cukup produktif untuk ukuran pesepakbola, yakni 32 tahun.

Setelah gantung sepatu, ia lebih memilih untuk terjun ke dalam dunia bisnis. Tidak seperti kebanyakan para pesepakbola lainnya yang memutuskan untuk banting stir menjadi pelatih atau pemandu bakat, Gravesen lebih memilih untuk menginvestasikan penghasilannya selama bermain ke dalam emas. Langkah yang dilakukan Gravesen mungkin layak untuk ditiru para pesepakbola lainnya, terutatama oleh para pesepakabola dengan pendapatan yang tidak terlalu tinggi. Saat ini total kekayaannya pun diperkirakan mencapai 100 juta euro.

Dan dengan kekayaan yang dimilikinya, Gravesen kemudian mengajak sang istri, yang juga model asal Ceko, Kamila Persse, untuk pindah ke Las Vegas guna menikmati sisa hidupnya dengan bermain poker, blackjack, dan roulette, yang menjadi permainan favoritnya.

Komentar