Arogan, Narsis, Seksis, Rasis, Romantis, Clough

Backpass

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Arogan, Narsis, Seksis, Rasis, Romantis, Clough

Tepat hari ini " 21 Maret" delapan puluh tahun lalu, lahir anak keenam dari pasangan Joseph dan Sarah Clough di Valley Road, Middlesbrough. Brian Howard Clough, begitulah namanya, kemudian tumbuh menjadi seorang penyerang tajam. Dalam 213 pertandingan liga untuk Middlesbrough ia mencetak 197 gol. Kepada Sunderland, Clough mempersembahkan 54 gol dalam 61 pertandingan liga.

Cedera parah pada Boxing Day 1962 membuat Clough mengakhiri karirnya sebelum berkepala tiga. Akhir ketajamannya sebagai pemain, pada akhirnya, menjadi awal kejayaannya sebagai manajer. Hanya dua kali saja, memang, Clough menjuarai First Division. Namun bukan tanpa alasan tentunya ESPN FC menempatkan Clough di peringkat ketiga dalam daftar manajer-manajer terbaik sepanjang masa.

Clough hanya mengumpulkan sedikit gelar juara. Namun ia adalah bukti bahwa kehebatan seseorang tidak begitu saja bergantung kepada berapa banyak piala yang ia persembahkan.

Dengan sentuhan emasnya Clough mampu menciptakan kesebelasan hebat dari kesebelasan yang biasa saja. Derby County, kesebelasan Division Two, berhasil ia bawa ke semifinal European Cup (sekarang Champions League). Sementara itu Nottingham Forest, kesebelasan kecil dari kota kecil, ia bawa menjuarai European Cup dua kali berturut-turut. Di antara kedua final European Cup, Forest juga ia bawa merasakan manisnya kemenangan di pertandingan European Super Cup.

Minimnya prestasi yang dapat dibicarakan membuat Clough dibicarakan dengan cara yang berbeda. Arogan (dan sangat mengagungkan diri sendiri) adalah sifat Clough ??Aku tidak mengatakan bahwa aku adalah manajer terbaik, namun aku jelas berada di kelompok tertinggi, mungkin adalah kutipan paling terkenal mengenai arogansi Clough. Namun itu bukan yang paling tinggi.

Pernah seuatu ketika ia berujar seperti ini: Ketika aku meninggal, Tuhan harus menyerahkan singgasana favoritnya. Sifat narsis yang ia miliki juga membuat pertemuannya dengan Frank Sinatra menjadi pertemuan Sinatra dengannya: Ah, ya, Frank Sinatra. Ia pernah bertemu denganku satu kali.

Tidak ada yang lebih besar dari Clough. Bahkan Sir Alex Ferguson, manajer terbaik di era Premier League, tidak lebih hebat darinya. Untuk semua kuda, penghargaan kesatria, dan gelar juara yang ia miliki, ia tidak pernah memiliki dua hal yang aku miliki. Dan aku tidak sedang membicarakan buah zakar. Cukup masuk akal, mengingat Fergie tidak pernah menjuarai Champions League dua musim berturut-turut.

Tidak pernah pula Clough salah. Jika ia berselisih paham dengan pemain, ujarnya, mereka akan berbicara selama dua puluh menit dan kemudian sama-sama sepakat bahwa Clough benar.

Selain itu, ia juga tidak pernah basa-basi. Jika Clough tidak suka kepada hal apapun, ia akan mengatakannya. Manchester United di Brasil? aku harap mereka terkena diare, ujarnya ketika United lebih memilih bertanding di Piala Dunia antar kesebelasan tahun 1999 ketimbang Piala FA. Selain United, David Seaman dan David Beckham juga tak lepas dari kritik Clough.

David Seaman adalah pemuda tampan namun ia menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bercermin ketimbang memperhatikan bola. Tidak ada yang bisa menjaga gawang dengan rambut seperti itu, ujarnya mengenai penjaga gawang yang terkenal dengan rambut kuncir kuda yang rapi tersebut.

Komentarnya mengenai Beckham malah lebih parah lagi. Tak hanya David, namun Victoria Beckham juga menjadi sasaran mulut pedas Clough. Beckham? Istrinya tidak dapat bernyanyi dan tukang cukurnya tidak bisa memangkas rambut, ujar Clough ketus.

Tak berhenti sampai di situ, Clough melayangkan kata-kata pedas lain mengenai pasangan selebriti tersebut: David Beckham harusnya mengarahkan Posh kepada pelatih bernyanyi karena ia sama buruknya dalam hal itu seperti suaminya dalam urusan sepakbola.

Beberapa kali sempat komentar Clough terhitung kelewatan sehingga terdengar merendahkan perempuan dan kelompok tertentu. Aku suka perempuanku feminin, bukannya melakukan tekel dan berselimut lumpur, ujar Clough mengutarakan pandangan mengenai sepakbola perempuan.

Gelombang kedatangan pemain-pemain asing ke Liga Inggris pun membuat Clough mengeluarkan komentar yang terdengar memojokkan orang-orang Italia dan Perancis. Aku tidak dapat mengeja spaghetti, apalagi berbicara bahasa Italia. Bagaimana bisa aku meminta orang Italia menguasai bola â??" bisa jadi ia malah meremas buah zakarku, ujarnya.

Sementara itu mengenai Arsenal yang dipenuhi pemain Perancis. ia berujar: Aku berani bertaruh ruang ganti mereka akan berbau bawang putih ketimbang obat gosok.

Namun di balik semua itu, Clough berjiwa besar dan romantis. Ia tidak ragu mengakui kehebatan orang lain. Martin Neill ia puji sebagai seorang jenius dan Arsenal kesebelasan yang mematahkan rekor tak terkalahkan milik Forest ia sebut luar biasa. Dan ia menyebut pertemuannya dengan sang istri, Barbara, sebagai hal terbaik yang pernah ia lakukan.

Komentar