Kegagalan-Kegagalan Real Madrid di Final Liga Champions

Klasik

by redaksi

Kegagalan-Kegagalan Real Madrid di Final Liga Champions

Seperti yang kita ketahui, Real Madrid mengincar La Decima atau gelar ke-10 Piala Liga Champions malam nanti. Namun sebenarnya, Laga Final Champions malam nanti merupakan laga Final Real Madrid ke-13 selama kiprahnya di Liga Champions. Itu artinya mereka pernah gagal tiga kali pada partai puncak kompetisi paling bergengsi di Eropa ini.

1962 Melawan Benfica

Pertandinga Benfica melawan Real Madrid pada tahun 1962 ini menyajikan banyak gol tercipta. Kala itu, kedua tim menggunakan formasi yang sama yaitu formasi WM atau 3-2-2-3. Tapi kali ini skuat asuhan Bela Guttman berhasil mengungguli skuat besutan Miguel Munoz.

Final ini merupakan final pertama bagi seorang Eusebio yang empat kali bermain di final bersama Benfica. Di final pertamanya ini ia berhasil mengantarkan Benfica menjadi juara Liga Champions untuk kedua kalinya.

Pertandingan yang berlangsung di Olympisch Stadion, Amsterdam, ini berkesudahan dengan skor 5-3 untuk tim asal Portugal tersebut. Eusebio menjadi bintang pada pertandingan itu. Real Madrid sempat unggul 3-2 pada babak pertama. Namun gol Mario Coluna pada menit ke-60 dan dua gol Eusebio berhasil menggagalkan kemenangan Real Madrid.

1964 Melawan Inter Milan

Pertandingan ini berlangsung di Prater Stadium, Vienna. Untuk pertama kalinya Inter Milan berhasil meraih trofi Eropa ini. Skuat asuhan Helenio Herrera berhasil mengalahkan El Real setelah dua gol Sandro Mazzola dan satu gol Aurelio Milani hanya mampu dibalas satu gol oleh Real Madrid lewat gol yang dicetak Felo.

Ketika itu, Real Madrid yang masih ditangani Miguel Munoz, masih menggunakan formasi yang sama dengan dua musim sebelumnya, yaitu formasi WM. Formasi WM memang menjadi andalan Real Madrid sejak 1956 karena dengan formasi itu mereka berhasil menjuarai lima Piala Eropa secara beruntun.

Namun strategi Helenio Herrera yang terkenal dengan catenaccio-nya ini berhasil mengalahkan strategi WM yang berhasil mengantarkan Madrid dua kali ke final bersama Miguel Munoz. Strategi ini yang kemudian membuat catenaccio berjaya hingga tahun 70-an.

1981 Melawan Liverpool

Bagi Liverpool, final yang diselenggarakan di stadion Parc des Princes ini merupakan final ketiganya di Liga Champions. Sedangkan bagi Real Madrid, laga ini merupakan final ke-9. Dari kesembilan partai final tersebut El Real hanya gagal dua kali dan sisanya menjadikan mereka raja di Eropa.

Untuk melaju ke final, Liverpool berhasil mengalahkan Oulun Palloseura (Finlandia) dengan agregat 11-1 setelah menang 10-0 di leg kedua yang berlangsung di Anfield. Setelah itu mereka menghajar Aberdeen (Skotlandia) 5-0 dan CSKA Sofia (Rep. Ceko) 6-1. Pada partai semi final, Kenny Daglish dkk mendapat perlawanan sengit dari juara Liga Jerman, Bayern Munich. Mereka hanya unggul gol tandang setelah bermain 0-0 di Anfield dan 1-1 ketika mereka bertandang ke kandang Munich.

Real Madrid sendiri pada Liga Champions edisi ini datang dengan status juara La Liga. Di babak pertama ia berhasil mengalahkan Limerick (Irlandia). Kemudian mereka mengalahkan tim asal Hungaria, Honved, sebelum mengalahkan Spartak Moscow di babak perempat final. Di semi final, mereka bertemu dengan raksasa Italia, Inter Milan dan melaju ke final setelah menang agregat 2-1.

Kembali ke partai final, Laga yang di saksikan 48,360 pasang mata ini berakhir tanpa gol pada paruh babak pertama. Liverpool akhirnya mencuri gol pada menit ke-82 lewat Alan Kennedy.Setelah menerima lemparan ke dalam Ray Kennedy, Alan kemudian menggiring bola menyusuri sisi kanan pertahanan El Real dan melewati hadangan bek Real, Raul Garcia Cortes. Kemudian ia melesakkan tembakan keras ke gawang Real yang tak mampu dibendung Agustin Rodriguez.

Kemenangan ini berhasil membawa Liverpool menjuarai Liga Champions untuk ketiga kalinya. Kemenangan ini pula yang membuat Bob Paisley, manajer Liverpool saat itu, menjadi manajer yang berhasil membawa timnya juara Liga Champions sebanyak tiga kali. Rekor yang sampai saat ini belum bisa dipecahkan oleh pelatih manapun.

Dan malam nanti (25/5),  Real Madrid akan kembali melakoni partai final Liga Champions. Lawannya kali ini adalah  Atletico Madrid. Tentunya mereka tak mau kegagalan-kegagalan diatas kembali terulang. Karena Jika Real Madrid menjadi juara, mereka tentunya akan menjadi tim pertama yang meraih 10 gelar juara Liga Champions. Selain itu, kemenangan mereka pun akan menjadikan Carlo Ancelotti, pelatih mereka, sejajar dengan Bob Paisley sebagai pelatih yang tiga kali menjuarai Liga Champions.

Sanggupkah Real Madrid menorehkan tinta emasnya nanti malam?

[ar]

Komentar