Keajaiban Masa Silam Kostarika yang Siap Kembali Terulang

Klasik

by redaksi

Keajaiban Masa Silam Kostarika yang Siap Kembali Terulang

Sehari setelah Kostarika lolos ke babak 16 besar untuk pertama kalinya sejak 1990, seorang pria paruh baya mengunjungi temannya di sebuah rumah sakit. Ia menaiki lift untuk menuju ke lantai 6. Kemudian ia menyusuri setiap ruangan untuk mencari ruangan temannya itu.

Pengunjung lain mengenalinya, ya semua orang di Kostarika cukup mengenalinya. Ia adalah Roger Flores, kapten tim nasional Kostarika pada Piala Dunia 1990. Para pengunjung pun kemudian menebak-nebak tujuan Flores berada di rumah sakit itu.

“Hermidio ada di ruangan itu,” seorang pria memberi tahu Flores.

Ternyata dugaan pria itu benar. Flores memang datang ke rumah sakit itu untuk mengunjungi Hermidio Barrantes, rekan setim Flores di tim nasional Kostarika 1990.

Ia kemudian berbicara dengan perawat menanyakan keadaan rekannya yang merupakan kiper cadangan Kostarika itu. Setelah selesai berbicara, para perawat meminta untuk foto bersama sang bintang 90an tersebut. Ternyata kebintangannya belum memudar.

Flores masih menunjukkan sikap pemimpin meski sudah 20 tahun lebih ban kapten tak melingkar di lengannya. Setelah mengunjungi rekannya tersebut ia menelpon 20 rekan setim lainnya untuk mengabarkan kondisi terbaru Hermidio.

Sebuah tim hebat memang tak lepas dari seorang pemimpin yang hebat pula. Berkat kemimpinan Flores baik di dalam maupun di luar lapangan, Kostarika berhasil mencapai babak 16 besar di Piala Dunia pertamanya.

Ketika itu publik Kostarika sangat mengelu-elukan seluruh pemain yang menjadi bagian tim nasional Kostarika 1990. Publik Kostarika hafal betul nama-nama setiap pemain. 22 nama yang berhasil membuat publik Kostarika bangga walaupun pada akhirnya harus gugur pada babak 16 besar setelah kalah oleh Czechoslovakia.

Kebersamaan para pemain Kostarika kala itu memang menjadi cerita tersendiri bagi publik Kostarika. Mereka terkadang terlibat dalam perkelahian, lalu di lain waktu mereka tampak akur ketika menghadiri acara-acara penting seperti acara pernikahan dan pemakaman. Keluarga masing-masing pemain saling mengenal satu sama lain. Bahkan mereka memarahi satu sama lain jika seseorang minum (minuman beralkohol) terlalu banyak.

Ketika Kostarika berlaga pada Piala Dunia 2014, Flores dan beberapa rekannya sering menyaksikan pertandingan bersama di sebuah tempat umum. Mereka begitu terkenal, bahkan lebih dari itu, mereka sudah dianggap pahlawan rakyat.

Tak jauh dari tempat Flores dan rekan-rekannya duduk, sutradara film terkenal di Kostarika bernama Miguel Gomez menceritakan pada kepada beberapa orang asing bagaimana perjuangan Kostarika 1990 di bawah kepemimpinan Flores ini begitu hidup di dalam memori semua orang.

Kostarika kala itu berlaga di Piala Dunia yang berlangsung di Italia mengalahkan Skotlandia dan Swedia. Hanya kalah melawan Brasil pada babak grup. Sebuah pencapaian yang gemilang mengingat saat itu banyak pemain yang memiliki pekerjaan sehari-hari sebagai supir taksi bahkan petani tebu.

“Apakah anda pernah menyaksikan sebuah film yang mengandung ‘keajaiban’?” tanya Gomez pada orang asing tersebut. “Saya menyaksikannya ketika saya masih berumur 8 tahun.” lanjut Gomez menggambarkan tim nasional Kostarika kala itu.

Masih jelas dalam ingatan Gomez yang kini berusia 31 tahun tentang perjuangan 22 orang yang membawa Kostarika ke tingkat dunia. Dan tanpa kejadian itu, Gomez mungkin sekarang tak bekerja sebagai sutradara untuk film Hollywood. Baginya, Flores dan rekan setim yang lain telah mengajarkan para generasi muda untuk bermimpi.

Beberapa tahun lalu, Gomez bekerja untuk film “Iron Man” yang dibintangi Robert Downey Jr. Ketika ia mengerjakan film tersebut, ia ingin sekali membuat film superhero sendiri di Kostarika. “Siapakah pahlawan yang saya idolai sejak kecil? Adalah mereka semua,” ujar Gomez merujuk pada Flores dkk.

Dan impian itu telah terwujud. Gomez telah membuat sebuah film berjudul ‘Italia 90s’ yang tayang perdana baru-baru ini. Ia mengundang seluruh tim yang menjadi bagian Kostarika 1990 untuk menyaksikan film tersebut.

Bagi Flores dan rekan-rekannya yang menyaksikan film itu seolah menimbulkan sebuah gelombang nostalgia. Mereka langsung merindukan kembali saat-saat di mana mereka masih bermain bersama. Istri dari Gomez pun tersenyum melihat momen tersebut. “Bermain sepakbola adalah mimpinya, dan kemudian kakinya melakukannya,” ujarnya mengenang.

Momen yang paling mengharukan dalam film itu bagi Flores adalah ketika mendengar lagu kebangsaan Kostarika diputar pada Piala Dunia 1990. Padahal hingga saat ini, Flores selalu menghindari lagu ini karena selalu membawanya ke memori 24 tahun lalu.

“Saya merasakan segalanya ketika mendengarkan lagu ini,” ujar Flores sambil menenggak minuman dan tersenyum, menikmati lagu berjudul ‘Noble patria, tu hermosa bandera’ yang berarti ‘Noble homeland, your beautiful flag’ ini.

Ketika mendengarkan lagu yang berbahasa Spanyol ini ia selalu mengingat ayahnya yang meninggal 15 tahun yang lalu. “Ketika saya kembali dari Piala Dunia, ia menarik, memeluk dan menciumiku. Sebuah perasaan yang luar biasa.” Flores mengisahkan.

Perasaan sukacita kemenangan pun dalam sekejap menguap dalam dirinya. Namun di saat yang bersamaan ia pun memiliki sedikit penyesalan. Ia tahu bahwa pada 1990 itu adalah satu-satunya kesempatan baginya untuk berbuat sesuatu yang lebih bagi negaranya. Ia yang menjadi kapten ketika itu memiliki perasaan yang menghantui karena telah gagal berprestasi lebih baik.

“Kadang-kadang saya bertanya pada diri saya sendiri ‘apakah saya telah melakukan yang terbaik? Bagaimana jika saya berjuang lebih keras kala itu?’ Flores kembali berkisah. ‘Pertanyaan itu selalu saya tanyakan berulang-ulang, pada diri saya sendiri.”

Ia pun kemudian kembali mengingat ketika ia pulang dari Italia. Ketika itu pilot membawa pesawat yang membawanya terbang rendah, berada di bawah kumpulan awan. Di daratan, orang-orang terlihat berada di luar rumah untuk menyambutnya. Mereka menengadahkan kepalanya ke atas, memandangi pahlawannya yang sedang terbang di langit.

Setiap orang membawa cermin yang membuatnya berkedip karena pantulan sinar matahari. Ketika Flores melihat itu, ia melihat tanah Kostarika seolah berkilau. Rakyat Kostarika sepertinya ingin menunjukan bahwa berkat prestasi Flores dan kawan-kawan pada Piala Dunia 1990, Kostarika telah menunjukan kilaunya di dunia.

sumber: espnfc.com & historiadelfutbolimagenees.blogfree.net

[ar]

Komentar