Dilematisme Antara Kiper Mahal atau Murah di FPL

Fantasy Premier League

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Dilematisme Antara Kiper Mahal atau Murah di FPL

Memilih seorang penjaga gawang di Fantasy Premier League menghadirkan sebuah dilema antara memilih penjaga gawang dengan harga mahal sepertinya halnya David De Gea (Man United, £5.8) atau kiper dengan harga murah seperti Jonas Lössl (Huddersfield, £4.6) atau Nick Pope (Burnley, £4.6). Ketiganya adalah tiga kiper dengan poin tertinggi di FPL sampai GW12.

Berselisih 12 poin antara peringkat pertama penjaga gawang dengan peringkat keduanya di tabel poin FPL sampai GW12, nampaknya sepintas kita akan memilih nama De Gea untuk menempati posisi kiper di skuad FPL kita.

Namun apa kita pantas membeli Lössl atau Pope yang harganya cukup murah untuk menempati posisi kiper di tim FPL kita? Mari kita melihat perbandingan penampilan ketiga kiper tersebut di 12 gameweek terakhir.

***

David De Gea (Man United, £5.8) tidak pernah absen dari skuat utama United di 12 pertandingan terakhir. Penampilannya itu berhasil membawa United berada di peringkat kedua dengan poin 26 dari delapan kali menang, dua imbang, dan dua kekalahan dengan hanya kemasukan enam gol. De Gea telah menghasilkan 68 poin (10 poin bonus) dan menghasilkan delapan kali nirbobol.

Sementara dalam hal melakukan penyelamatan, kiper utama timnas Spanyol ini tercatat melakukan 37 penyelamatan (19 tendangan dari dalam kotak penalti dan 18 tendangan dari luar kotak penalti) dengan total persentase penyelamatan mencapai 85,7%. Lalu De Gea juga tercatat menerima tembakan (shot on target) sebanyak 42 kali dari lawan.

Melihat catatan ini, bisa dikatakan walaupun harganya yang paling mahal untuk seorang penjaga gawang (De Gea adalah kiper termahal di FPL) rasanya cukup setimpal dengan poin yang akan kita raih dengan mengharapkan dari nirbobol. Tapi, mari kita lihat statistik yang ditorehkan dua nama kiper yang cukup murah yang saya sebutkan sebelumnya, Lössl dan Pope.

Jonas Lössl (Huddersfield, £4.6) memiliki harga £4.6 di FPL dan merupakan salah satu kiper dengan harga yang cukup murah yang bermain secara reguler (di samping Rob Elliot dari Newcastle United). Tapi walaupun harganya murah, poin FPL yang ia raih berada di peringkat dua di bawah De Gea dengan poin 56.

Melihat poin, memang Lössl tertinggal jauh dari De Gea. Namun sebenarnya Lössl di setiap pertandingan terbilang sangat baik. Lössl termasuk ke dalam jajaran kiper dengan penyelamatan terbanyak dengan total 31 kali penyelamatan di mana 20 kali penyelamatan dari tendangan (unggul dari De Gea) dan 10 kali penyelamatan dari tendangan dari luar kotak penalti. Lalu kiper asal Denmark ini pun memiliki catatan menerima tembakan dari lawan sebanyak 46 (lebih banyak dari De Gea).

Dalam hal nirbobol, Lössl cukup menjanjikan karena dari 12 pertandingan ia telah meraih lima kali nirbobol. Melihat dari jumlah kebobolan, kiper Huddersfield ini memang kalah jauh dari De Gea. Ia kemasukan 17 gol (De Gea enam gol). Memang apabila kita mengharapkan nirbobol, De Gea memiliki peluang lebih besar daripada Lössl karena De Gea menerima tembakan lebih sedikit dari Lössl. Tapi apabila kita mengincar poin saves maka Lössl bisa diharapkan.

Nama ketiga, yaitu Nick Pope (Burnley, £4.6), cukup menarik perhatian karena penjaga gawang berusia 25 tahun ini berhasil menggantikan Tom Heaton yang mengalami cedera. Berkat penampilannya ini, Burnley berhasil berada di peringkat tujuh sementara ini. Dari delapan penampilannya, Pope telah meraih 53 poin dan berada di peringkat ketiga poin terbanyak penjaga gawang.

Melihat dari catatan statistik, Pope lebih baik daripada Lössl dan De Gea. Total penyelamatan yang dilakukan Pope di sembilan pertandingan sebanyak 39 kali. Lebih banyak dari De Gea (37) dan Lössl (31). 39 penyelamatan yang ia lakukan itu terdiri dari 20 melakukan penyelamatan dari dalam kotak penalti (unggul dari De Gea dengan 19) dan 19 tendangan luar kotak penalti (unggul dari Lössl dan De Gea). Ia pun tercatat mendapatkan tembakan sebanyak 43 kali dan persentase penyelamatannya mencapai 88,4%; lebih baik dari De Gea (85,7%).

Satu kesamaan antara Lössl dan Pope daripada De Gea adalah harga mereka berdua yang lebih murah dibandingkan kiper Manchester United tersebut. Lantas, apakah sebaiknya kita memilih penjaga gawang murah saja daripada yang mahal?

Di FPL, harga tidak selalu sebanding dengan hasil

Untuk menjawab pertanyaan pamungkas di atas, selanjutnya saya akan coba bandingkan ketiga kiper ini dalam meraih poin nirbobol. Satu kali nirbobol memiliki poin 4 untuk kiper (dan juga bek) di FPL.

Yang pertama, De Gea telah mencatatkan delapan kali nirbobol berhasil meraih 57 poin (dari total 68 poin) dan apabila diambil rata-rata, De Gea menghasilkan 7,1 poin dari delapan nirbobol. Lalu Lössl mencatatkan lima kali nirbobol dengan poin 38 (dari total 56) dan rata-rata menghasilkan 7,6 poin. Lalu nama ketiga yaitu Pope mencatatkan 40 poin (dari total 53 poin) dari lima nirbobol dan rata-rata poin yang didapat adalah 8 poin per pertandingan.

Dari catatan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa walaupun Pope dan Lössl memiliki torehan nirbobol lebih sedikit dari De Gea, tapi rataan poin kedua kiper “murah” itu memiliki rataan poin melebihi De Gea. Berarti Pope dan Lössl ketika menorehkan poin nirbobol akan berpeluang mendapatkan “poin plus plus” karena dari menerima tembakan keduanya lebih banyak daripada De Gea dan berpotensi mendapatkan poin saves (kiper mendapatkan satu poin untuk setiap tiga penyelamatan).

Sementara, De Gea tetap akan mendapatkan poin nirbobol (4 poin) plus bermain lebih dari 60 menit (2 poin) tanpa mendapat "poin plus plus" karena penyelamatan yang ia catatkan tidak sebanyak Lössl dan Pope.

Dari penjelasan di atas, saya bisa mengatakan bahwa memilih penjaga gawang “murah” rasanya cukup setimpal daripada harus memilih penjaga gawang yang harganya mahal seperti De Gea (£5.8) atau penjaga gawang mahal lainnya seperti Thiabaut Courtois (Chelsea, £5.4), Hugo Lloris (Spurs, £5.5) dan Ederson Moraes (Man City, £5.5).

Baik De Gea, Lössl, dan Pope adalah kiper jago di dunia nyata dan FPL. Tapi tanpa bermaksud merendahkan kesebelasan masing-masing, Lössl dan Pope bermain di kesebelasan kecil. Jujur saja, sulit bagi kita berharap kesebelasan kecil mencatatkan nirbobol secara rutin. Hal yang sama berlaku untuk Lössl dan Pope.

Bedanya, mereka berdua memiliki "keuntungan terselubung" karena bermain di kesebelasan kecil, yaitu karena mereka akan mendapatkan banyak tembakan dari lawan-lawan mereka, setidaknya lebih banyak daripada mereka yang bermain di kesebelasan besar yang dominan.

Karena mereka mampu tampil baik, maka dari itu mayoritas tembakan yang mereka terima itu berhasil mereka selamatkan untuk kemudian menghasilkan "poin plus plus" berupa saves, serta dalam perspektif yang lebih besar mampu menghasilkan poin bonus. Itulah kenapa saya mengatakan bahwa sangat pas kita untuk menggunakan kiper dengan harga murah daripada kiper dengan harga yang mahal.

Selain itu, hasil sisa dari pembelian kiper murah bisa kita gunakan untuk membeli pemain lainnya yang cukup berkualitas. Dalam jangka panjang dan di dunia realita (bukan fantasi), Man United mungkin akan menjadi kesebelasan yang finis di papan atas dengan angka kebobolan yang rendah, sementara Huddersfield dan Burnley mungkin akan berada di papan bawah dan kebobolan banyak gol.

Tapi ini FPL, "Fantasy" Premier League, bukan "Reality" Premier League, di mana angka saves, menit bermain, dan poin bonus, bisa jadi membuat seorang manajer berada di papan atas. Jadi, di gameweek-gameweek selanjutnya bakal pakai kiper murah atau kiper mahal, nih?

Harga pemain akurat per 22 November 2017.

Komentar