Editorial

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Jadi, pelatih Britania adalah mereka yang “jago kandang”? Bisa jadi. Mari lihat lagi fakta berikut: Di luar liga domestik mereka, manajer asal Italia menjadi juara di luar Italia sebanyak enam kali, Portugal dan Belanda lima kali, Prancis tiga kali, Spanyol dan Jerman sekali.

Tidak ada satupun manajer asal Britania yang pernah memenangkan La Liga, Bundesliga, Serie A, ataupun Ligue 1 dalam 21 tahun terakhir.

Jika kita memisahkan Britania menjadi Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, kemudian menunjuk bahwa Liga Primer Inggris adalah milik Inggris, maka 21 gelar Liga Primer sudah dimenangkan oleh orang asing dari 21 kali pergelaran terakhirnya: 12 oleh manajer asal Skotlandia, serta tiga oleh masing-masing manajer asal Prancis, Portugal, dan Italia. Bandingkan dengan Italia yang hanya pernah dimenangkan tiga kali oleh manajer asing, empat kali kejadian di Jerman, dan 11 di Spanyol.

Siapa yang akan menyusul Neville?

“Seringkali di Inggris, kami berpikir bahwa sepakbola hanya dimainkan di sini (di Inggris),” kata Gary White, manajer kelahiran Southampton yang sekarang menangani kesebelasan negara Guam. “Tapi kenyataannya adalah, Inggris hanya bagian kecil di peta dunia. Sampai Anda meninggalkan benua (Eropa), Anda baru sadar jika sepakbola adalah permainan global yang dimainkan oleh jutaan orang dimanapun.”

Dengan banyak kesempatan (secara matematis) bagi para manajer asal Britania untuk bekerja di luar Britania, akan sangat disayangkan jika para manajer Britania hanya berkutat di liga domestik. Kalau di Liga Primer, boleh, lah. Tapi kalau hanya di Championship, League One, League Two, non-liga, liga Skotlandia di luar Liga Primer Skotlandia, Liga Wales, atau Liga Irlandia Utara, akan sangat sayang sekali.

Akan sangat menarik melihat jejak Gary Neville dan Phil Neville di Valencia nanti. Semoga tidak senasib seperti Moyes di Real Sociedad dan bisa setidaknya mengikuti jejak Sir Bobby Robson (Barcelona), Chris Coleman (Real Sociedad dan Larissa), John Toshack (Real Madrid, Be?ikta?, dan Wydad Casablanca), Lawrie Sanchez (Apollon Smyrni), Steve Nicol (New England Revolution), Tony Adams (Gabala), dan John Gregory (Maccabi Ahi  Nazareth, Ashdod, dan FC Kairat), sampai Ray Wilkins (Yordania), Peter Taylor (Bahrain),  Peter Reid, dan Bryan Robson (keduanya sempat menjadi manajer Thailand).

Mereka semua  adalah para manajer Britania yang bisa dibilang sudah malang-melintang di negara selain Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.

Jadi, pertanyaannya bukanlah “Apakah mereka bisa sukses di luar negeri?” melainkan “Ayo, siapa lagi yang ingin menyusul ke luar negeri?”. Brendan Rodgers mungkin? Atau Moyes lagi?

Sumber: Squawka, The Telegraph, The Guardian

Gambar: RTE

Komentar