Giant Flag Anne Williams: Dari Senayan, Dan Kini di Anfield

Cerita

by redaksi

Giant Flag Anne Williams: Dari Senayan, Dan Kini di Anfield

Anne Williams, wanita tangguh. Memperjuangakan keadilan dan kebenaran. Melawan pemerintah Inggris yang telah menutup kebenaran di balik sebuah tragedi kemanusian, tragedi Hillsborough.

Anne Williams memang seorang ibu, tak ada bedanya dengan ibu-ibu lain. Ibu yang dikarunia anak lelaki penggemar bola. Fans Liverpool FC.  Ibu yang tak pernah mengira bahwa anak kesangannya, Kevin, akan jadi salah satu korban yang meninggal pada tanggal 15 April 1989 silam.

Cerita tentang Anne bisa Anda baca di sini

Anne memang begitu menginspirasi. Tak hanya di Liverpool ataupun di Inggris sana. Pun begitu dengan yang ada di Indonesia.

Atas jerih payah dan perjuangannya Anne Williams yang tak pernah lelah, seorang fans Liverpool FC asal Indonesia yang tergabung dalam komunitas BIGREDS, Sammy Iroth, sengaja membuat sebuah bendera besar untuk menyambut kedatangan Liverpool ke Indonesia tahun lalu. Sebuah bentuk apresiasi fans Liverpool dari Indonesia untuk mereka yang memperjuangakan kebenaran di balik sebuah tragedi kemanusiaan.

Dalam bendera itu terpampang  wajah Anne Williams, dengan tulisan IRON LADY dibawahnya. Sebagai ungkapan satir untuk mantan Perdana Mentri Inggris, Margareth Tatcher. Maklum, mantan PM Inggris itu memang seakan sengaja membiarkan kasus itu berlarut tanpa ujung.

flagsJPG

Tapi, siapa sangka, bendera yang sedianya hanya akan dikibarkan di tribun stadion Gelora Bung karno itu kini justru ada di Liverpool. Terkembang gagah di tribun The Kop, Anfield.

Ya, bendera itu memang sengaja diminta oleh salah satu rombongan media yang datang meliput Liverpool Tour pada tahun 2013 lalu.

Dan kini, bendera itu sudah hampir semusim ada di Liverpool. Amatlah jauh dari Indonesia. Namun, jarak bukanlah halangan untuk siapa saja yang hendak menunaikan tugas menegakkan keadilan. Jarak memang bukan halangan bagi siapa saja untuk mendukung siapa saja yang hendak melawan lupa.  Untuk mereka yang hendak melawan kejamnya tirani tangan besi penguasa.

Yap, Justice has never been done. But their memories still carry on.

Dan hari ini, tepat 25 tahun sudah tragedi itu berlalu. Dan harapan kita semua masih sama, agar tragedi semacam itu tak akan pernah terulang kembali. Karena, nyawa seseorang tentu lebih berharga daripada sebuah pertandingan apapun.

(mul)

Komentar