Suka dan Duka yang Membentuk Ronaldo

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Suka dan Duka yang Membentuk Ronaldo

Halaman kedua, lanjutan dari halaman sebelumnya

“Cristiano tak begitu khawatir dengan penyakitnya. Ia tak ingin menganggap bahwa penyakitnya tersebut merupakan penyakit yang serius. Justru saya lah yang benar-benar ketakutan,” ungkap Dolores.

Dolores memang patut khawatir saat itu. Penyakit Ronaldo ini tergolong tidak biasa untuk seorang atlet. Tak sedikit pesepakbola profesional yang meninggal karena serangan jantung bahkan di lapangan, seperti Marc-Vivien Foe, Antonio Puerta, hingga Miklos Feher. Lilian Thuram pun pensiun dari sepakbola setelah mendapati kelainan jantung.

Namun, ternyata operasi jantung Ronaldo berjalan dengan lancar. Perawatan intensif pun dilakukan dengan baik oleh Ronaldo yang tak mau berlama-lama di rumah sakit. Bahkan beberapa hari kemudian Ronaldo memaksa untuk kembali latihan dan menjalani kembali kehidupannya sebagai pemain akademi Sporting Lisbon.

Ronaldo memang begitu profesional dalam menjalani kariernya sebagai pesepakbola. Ia berprinsip bahwa latihan yang keras akan menjadikannya pesepakbola hebat. Dan itu membuahkan hasil ketika pada 2003 ia direkrut oleh raksasa Inggris, Manchester United, dengan nilai transfer kurang dari 13 juta paun.

Baca juga: Pertandingan yang Mengawali Takdir Besar Cristiano Ronaldo

Saat pindah ke Manchester United, di situlah ia baru menyadari bahwa ia bisa menjadi pesepakbola terbaik. Kepindahannya ke kesebelasan yang bermarkas di Old Trafford inilah yang menjadi buah dari segala upayanya dalam terus berlatih.

“Saat itu merupakan pertama kalinya saya naik pesawat. Tapi saat itu juga merupakan momen di mana saya menyadari bahwa saya memang dilahirkan untuk sepakbola,” tukas Ronaldo. “Sebelum saya berusia 21 tahun dan saya berada di Manchester United, saya mulai percaya bahwa saya adalah yang terbaik.”

Kemudian seperti yang kita lihat sekarang ini, Ronaldo membuktikan ucapannya. Ia, bersama Lionel Messi, merupakan pesepakbola terbaik sejagat raya.

Ronaldo Tetaplah Ronaldo

Sejak kecil, Ronaldo begitu dekat dengan keluarga. Rumah yang kecil memang mendekatkan Ronaldo dengan kakak-kakaknya serta kedua orang tuanya. Karenanya meski ia kemudian meraih kesuksesan di Manchester United hingga menjadi pemain termahal di dunia pada 2009 ia tetap tak melupakan keluarganya.

“Keluarga adalah yang paling utama,” tutur Ronaldo yang membelikan masing-masing keluarganya rumah. “Setelah itu, baru sepakbola yang menjadi penting bagi saya. Kemudian uang.”

Hubungan erat Ronaldo dengan keluarganya memang sudah menjadi rahasia umum. Dolores dan kakaknya, terutama Hugo, selalu menonton Ronaldo di stadion. Bahkan Ronaldo tetap mencintai sang ayah yang merupakan pemabuk berat.

Meski kariernya terus menanjak, Ronaldo tetaplah Ronaldo yang bersahaja. Ia sebenarnya lebih suka menyendiri. Ia juga hanya memilih beberapa teman saja. Pemain yang kini membela Real Madrid ini pun tak seperti kebanyakan pemain, di mana ia tidak suka meminum alkohol.

“Di sepakbola saya tidak memiliki banyak teman. Orang yang saya percayai? Tidak banyak. Kebanyakan waktu saya habiskan sendirian. Saya sendiri menganggap diri saya sebagai orang yang gemar menyendiri,” ujar Ronaldo pada film otobiografinya.

“Saya memiliki lingkaran pertemanan tersendiri. Mereka adalah orang-orang yang lama bersama saya. Mereka-lah orang-orang yang saya cari. Saya rela membayari mereka hotel berbintang lima, menyewa pesawat untuk mereka, membayar bar. Saya meminum Red Bull sementara mereka meminum champagne seharga seribu paun per botol. Tak masalah bagi saya, saya senang jika teman-teman saya tersebut senang,” tutur Ronaldo pada wawancara dengan Mirror.

Ronaldo memang terus berkembang menjadi sosok yang luar biasa di sepakbola. Kariernya yang terus menanjak pun membuatnya semakin kaya. Namun ia tetaplah Ronaldo yang bersahaja. Tak heran ia kerap terlibat dengan berbagai aksi sosial. Alasan tak ada tato di tubuhnya pun agar ia bisa terus mendonorkan darahnya, yang ia lakukan beberapa kali dalam setahun. Padahal tato seolah menjadi identitas para pesepakbola dunia saat ini.

“Saya mendapatkan 400 ribu paun per pekan dan saya tidak bisa menghabiskan semuanya. Semuanya bertambah banyak. Kakak laki-laki saya menjalankan klub malam milik saya dan beberapa bar. Saya juga mempunyai hotel. Tapi uang tak mengubah saya, saya tetap orang yang sama.”

Ronaldo memang tak berlebihan mengatakan dirinya tetap tak berubah, tetap bersahaja. Kehidupannya yang mewah saat ini, selain ia tetap mengurus keluarganya, tak membuatnya gila akan perempuan seperti kebanyakan pemain. Setelah berpacaran dengan model seksi Alice Goodwin dan Gemma Atkinson, Ronaldo mulai tak tertarik dengan perempuan glamor. Ia bahkan tak menyukai perempuan yang menggunakan pakaian terbuka untuk menarik perhatian lelaki.

Irina Shayk, model asal Rusia yang pernah menjadi kekasih Ronaldo dalam rentang waktu 2010 hingga 2015, selalu mengenakan pakaian yang lebih tertutup ketika bersama Ronaldo meski adalah model majalah dewasa.

“Banyak laki-laki yang suka pergi ke diskotek. Mereka senang bercinta dengan banyak model, mereka sangat suka berpesta, mereka suka menarik perhatian perempuan dengan champagne. Tapi saya lebih baik berlatih dengan benar. Itulah kenapa pemain muda Inggris sangat buruk, tak seperti di Spanyol. Di Spanyol para pemain muda sangat profesional, para pemain muda mereka lebih baik (dari Inggris),” tukas Ronaldo.

“(Saya tidak menyukai) perempuan yang glamor, perempuan alkoholik, perempuan pemabuk. Bagi saya, perempuan yang mencoba seksi dengan mengenakan pakaian yang menunjukkan dada mereka adalah memalukan,” tambahnya.

***

Ronaldo adalah contoh nyata bagaimana seorang pesepakbola perlu fokus pada kariernya. Hal-hal seperti alkohol, perempuan, pesta, bahkan tato, yang semuanya dekat dengan para pesepakbola yang berpenghasilan luar biasa, bisa merusak karier pemain pesepakbola tersebut.

Ronaldo sadar betul akan hal itu. Mungkin kehidupannya yang berat di masa lalu mendewasakannya lebih cepat. Karenanya tak heran Ronaldo di dalam maupun di luar lapangan selalu mengundang decak kagum banyak orang. Walau bergelimang harta, Ronaldo tetaplah sosok bersahaja dari Kota Madeira.


Artikel ini mendapatkan sedikit pengubahan dari artikel yang lebih dulu tayang di detikSport kolom About the Game.

Komentar