Negara Asia Tenggara Lain Sedang Gencar Melepas Pemainnya ke Luar Negeri

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Negara Asia Tenggara Lain Sedang Gencar Melepas Pemainnya ke Luar Negeri

Saga Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armaiyn ke Selangor FA masih berlanjut. Kali ini bahkan Federasi Sepakbola Asia (AFC) angkat bicara. Melalui Sekretaris Jenderal-nya (Sekjen), Windsor Paul John, AFC bisa saja melakukan investigasi terhadap PSSI terkait polemik Evan dan Ilham ke Selangor FA.

Masalah transfer Evan dan Ilham ke Selangor bermula dari pernyataan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, yang menginginkan kedua mantan pemain Bhayangkara FC itu tetap berkompetisi di Indonesia. Alasannya, agar persiapan Evan dan Ilham yang masuk dalam proyeksi timnas Indonesia di Asian Games 2018 tidak terganggu.

Menurut Edy, bila Evan dan Ilham bermain di Malaysia maka timnas Indonesia akan kesulitan untuk memanggil keduanya dalam masa persiapan di Asian Games 2018, mengingat jadwal kompetisi Malaysia dan Indonesia berbeda. Selain itu, ada ketakutan bahwa permainan Evan dan Ilham bisa terbaca oleh Malaysia, yang akan menjadi salah satu kompetitor Indonesia di Asian Games 2018 nanti.

Terkait permasalahan tersebut, Windsor mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini AFC masih mempelajari kasus tersebut. Menurutnya pelarangan PSSI, melalui Ketua Umumnya, terhadap Evan dan Ilham bermain di Malaysia bersama Selangor FA masih sebatas wacana. Namun AFC bisa saja melakukan investigasi, bila ditemukan adanya pelanggaran aturan AFC dan FIFA terkait keputusan tersebut.

“Tindakan ini sebenarnya sebagai permintaan kepada pemain Indonesia untuk memantapkan tim nasionalnya. Untuk saat ini, kami (AFC) belum bisa mengambil langkah karena semuanya masih sebatas wacana,” terang Windsor seperti dilansir dari Harian Metro.

“Apabila hal tersebut benar-benar diterapkan menjadi peraturan, maka AFC akan melihat dan menilai apakah peraturan tersebut bertentangan dengan peraturan AFC dan FIFA. Jika bertentangan, kami memiliki wewenang untuk melakukan investigasi terhadap PSSI karena setiap pesepakbola bebas untuk bermain bagi klub mana pun di negara mana pun,” sambungnya.

Agak disayangkan sebenarnya bila ada aturan pelarangan bagi pesepakbola Indonesia berkarier di luar negeri. Sebab ada banyak manfaat yang bisa dipetik oleh pesepakbola Indonesia saat berkarier di luar tanah air. Berkarier di luar negeri berpotensi mengembangkan kemampuan mereka.

Pelatih timnas Indonesia, Luis Milla, pernah mengungkapkan kebanggannya saat ada pemain Indonesia yang mendapat tawaran bermain di klub luar negeri. Pernyataan tersebut disampaikan pelatih berkebangsaan Spanyol itu pada awal Desember lalu. Menurut Milla, pemain Indonesia yang bermain di luar negeri bisa berkembang karena di sana mereka akan mendapat banyak pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan olah bolanya.

“Mereka akan lebih dewasa dan belajar tentang hidup. Mereka akan berkompetisi di klub dengan baik. Saya bisa memahami bila ada situasi saat mereka tak bisa datang ketika ada panggilan. Namun saya yakin mereka pasti akan berlatih dengan sangat baik di sana," terang Milla, dilansir dari CNN Indonesia, beberapa waktu lalu.

Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, juga mencoba meluruskan polemik saga Evan dan Ilham ke Selangor FA. Menurut Tisha, PSSI tidak pernah melarang pemain untuk berkarier di luar negeri.

"Yang perlu digarisbawahi di sini adalah kesadaran pemain untuk berkoordinasi dengan PSSI, sebab urusan transfer pemain ke luar negeri itu federasi memiliki peran penting karena areanya PSSI itu memproteksi pemain itu sendiri karena pemain yang bermain di Indonesia adalah tanggung jawab PSSI," katanya, seperti dilansir dari Kumparan.

Hampir semua Negara AFF memiliki pemain yang bermain di luar negeri

Merupakan hal yang jamak bagi sebuah negara memiliki pesepakbola yang berkarier di luar tanah airnya. Negara penghuni lima besar peringkat FIFA (rilis 21 Desember 2017) memiliki ratusan hingga ribuan pesepakbola yang bermain di luar negeri.

Dari data yang dilansir melalui situs Transfermarkt per 1 Januari 2018, Jerman sebagai penghuni peringkat pertama di peringkat FIFA memiliki 781 pemain yang berkiprah di luar negeri, dari jumlah tersebut kebanyakan bermain di Amerika Serikat (191 pemain).

Brasil, negara yang selama ini kita kenal sebagai produsen pesepakbola cakap dunia, bahkan memiliki 2294 pemain yang berkarier di luar negeri. Portugal menjadi negara yang paling banyak disambangi pesepakbola asal Brasil, Tercatat ada 462 pesepakbola Brasil bermain di Portugal.

Sementara di Asia Tenggara, dari 12 negara yang masuk dalam konfederasi AFF, hampir semua memiliki pemain yang berkiprah di luar negeri. Hanya Malaysia yang tidak memiliki satu pun pemain yang berkiprah di luar negeri. Timor-Leste, sementara itu, tak terdeteksi oleh situs Transfermarkt.

Australia tercatat sebagai negara AFF dengan jumlah pesepakbola terbanyak yang berkiprah di luar negeri, dengan total mencapai 226 pemain. Inggris menjadi negara favorit destinasi karier para pesepakbola asal Negeri Kanguru itu – tercatat 52 pemain memilih berkarier di Inggris.

Meski begitu, bagi pesepakbola asal Asia Tenggara, Inggris bukan negara destinasi favorit mereka dalam berkarier. Negara yang banyak disambangi oleh pemain asal Asia Tenggara adalah Jerman. Ada tiga negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, dan Thailand yang kebanyakan pemainnya memilih berkarier di Jerman.

Vietnam, dari total 42 pemain yang berkiprah di luar negeri 31 di antaranya bermain di Jerman, seperti Than-Tan Tran (Westf. Rhynern) dan Phan Nguyen (BW Greifwald). Sementara Filipina dari total 27 pemain sembilan di antaranya merumput di Jerman, seperti Harry Foell (Hansa Rostock), Kevin Esswein (FC Bruchsal), hingga Patrick Hinrichsen (HSV Hamburger III). Kemudian Thailand dari 21 pemain, sembilan di antaranya berkiprah di Jerman juga, seperti Yayar Kunats (E. Norderstedt) serta Wester bersaudara: Natdanai dan Thosaphol yang bermain di FV Engers 07 II.

Meski begitu, kebanyakan dari negara AFF juga tidak merasa alergi bila pemainnya bermain di kesebelasan asal Asia, bahkan sesama Asia Tenggara. Thailand misalnya, yang memiliki Chanatip Songkrasin (Consadole Saporo – Jepang), Jakkit Wachpirom (FC Tokyo - Jepang), dan Thammanoon Salee (Ujeongbu – Korea Selatan) yang bermain di kesebelasan asal Asia.

Bahkan Vietnam, Filipina, Singapura, dan Myanmar memiliki beberapa pemain yang berkarier di negara Asia Tenggara lainnya. Filipina memiliki Alvaro Silva (Kedah FA), Mark Hartmann (Penang), dan Misagh Bahadoran (Kelantan FA) yang merumput di Liga Malaysia. Sementara dua pemain lain seperti Mike Ott (Anthong FC) dan Hikaru Mineigishi (Pattaya United) bermain di Liga Thailand.

Singapura bahkan memiliki enam pemain yang merumput di Liga Malaysia, tiga di Liga Thailand, dan satu Liga Indonesia. Satu-satunya pemain yang merumput di Indonesia adalah Muhammad Ridhuan yang baru saja diumumkan sebagai penggawa anyar Borneo FC. Empat pemain Myanmar bermain Liga Thailand dan empat lainnya berkiprah di Liga Singapura.

Sementara Indonesia, dari data yang terpantau ada sembilan pemain yang memiliki kontrak bersama kesebelasan luar negeri (termasuk Ilham dan Evan). Dari total tersebut, tiga di antaranya merumput di Belanda, sementara sisanya ada di Thailand (Terens Puhiri dan Ryuji Utomo), Malaysia (Evan Dimas dan Ilham Udin), serta Qatar (Andri Syahputra Sudarmanto dan Syaffarizal Mursalin Agri).

***

Isu pelarangan pemain Indonesia bermain di luar negeri tentu menjadi hal yang cukup disayangkan. Melihat fakta di atas, saat ini banyak negara Asia Tenggara yang justru gencar membiarkan para pemainnya merumput di luar negeri agar bakat mereka semakin terasah.

Publik sepakbola Indonesia, hanya bisa berharap bahwa seperti apa yang disampaikan oleh Sekjen AFC, Windsor Paul John, pelarangan pemain Indonesia ke luar negeri baru sebatas wacana. Oleh karenanya, semoga PSSI bisa segera mengizinkan Evan Dimas dan Ilham Udin bergabung dengan Selangor FC yang mengontrak mereka, setidaknya sebagai bentuk profesionalisme kedua pemain maupun PSSI sendiri.

Komentar