Alejandro Gomez, Calon Legenda Baru di Kesebelasan Seribu Dewi

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Alejandro Gomez, Calon Legenda Baru di Kesebelasan Seribu Dewi

Pada tahun 2000-an, Atalanta memiliki Cristiano Doni sebagai motor serangan andalan. Tapi setelah Doni pensiun pada 2011 lalu, belum ada lagi ikon baru bagi Atalanta. Meski begitu, tiga tahun setelahnya, tibalah Alejandro Gomez yang dibeli dengan harga 5 juta euro dari Metalist Kharkiv yang berkarier di Liga Ukraina, yang meneruskan jejak ikonik Doni.

Media Daily Mail mengabarkan bahwa Gomez sempat menolak bergabung kembali ke Kharkiv karena di Ukraina sedang ada peperangan sipil pada 2014 lalu. Alhasil ia memilih kembali ke Serie-A yang tidak asing baginya karena pernah memperkuat Catania dari 2010 sampai 2013 sebelum pindah ke Kharkiv.

Catania memang membuat nama Gomez cukup terkenal di Italia karena penampilannya menonjol. Total, ia mencetak 18 gol selama tiga musim memperkuat kesebelasan dari kawasan Italia Selatan tersebut. Pemain berposisi penyerang kedua dan bisa dimainkan di sayap kiri itu pun mendapatkan banyak incaran dari berbagai kesebelasan Serie-A. Saat itu AC Milan, Genoa, Internazionale Milan dan Napoli meminatinya.

Tapi Gomez gagal bergabung dengan salah satu kesebelasan tersebut. Pemain asal Argentina itu justru lebih memilih tawaran Kharkiv. Pada akhirnya, keputusan masa lalunya itu membuatnya menyesal karena meninggalkan Serie-A. "Saya tidak akan membuat kesalahan seperti empat tahun lalu," imbuh Gomez seperti dikutip dari Football-Italia.

Gomez mengungkapkan hal itu bukan tanpa alasan. Pada musim lalu, Gomez mendapatkan tawaran mahal dari salah satu kesebelasan Liga Tiongkok yang siap menyaingi perburuannya dari Milan, AS Roma dan Inter. Memang ia tampil hebat bersama Atalanta selama Serie-A 2016/2017. Gomez mampu menyarangkan 16 gol dan 10 asis. Kontribusinya itulah yang akhirnya dipanggil membela tim nasional Argentina di bawah asuhan Jorge Sampaoli.

Perolehan itu juga yang membantu Atalanta mengakhiri posisi empat klasemen akhir. Hasilnya, Atalanta berhak tampil di Piala Eropa musim ini. Tapi Gomez justru ditinggalkan rekan-rekan seperjuangannya setelah meraih hasil memuaskan pada musim lalu. Andrea Conti dan Franck Kessie memilih meninggalkan Atalanta untuk bergabung dengan Milan. Padahal dua pemain itu merupakan elemen penting Atalanta selama musim lalu.

Gomez yang tidak kalah banyak mendapatkan tawaran dari kesebelasan lain memilih bertahan. Sekarang ia pun sedang menikmati buah kesuksesannya musim lalu dengan tampil di Liga Europa 2017/2018. Debutnya pada Liga Europa pun begitu manis karena ia menyumbangkan gol pada kemenangan Atalanta menghadapi Everton atas skor 3-0. Pemain bernomor 10 itu pun mengakhiri debutnya dengan sangat emosional.

"Saya telah menunggu momen seperti ini selama hidup saya. Saya bukan anak muda lagi untuk memainkan pertandingan pertama di Liga Europa. Saya sudah 29 tahun dan mengalahkan Everton sangat emosional. Yang terpenting adalah tim ini mampu menghancurkan (Everton) sejak babak pertama. Kami seharusnya bisa mendapatkan satu atau dua gol lagi di babak kedua," sambung Gomez seperti dikutip dari Fourfourtwo Internasional.

Selain Liga Europa, Gomez juga masih bermain dengan kualitas tinggi bersama Atalanta pada Serie-A musim ini. Ia sudah mencetak tiga gol dan dua asis dari enam pertandingan awal Serie-A 2017/2018. Setelah melawan Everton, Atalanta belum terkalahkan dalam tiga pertandingan Serie-A terakhir. Dua kali menahan imbang di kandang Chievo Verona dan Fiorentina serta mengalahkan Crotone dengan skor 5-1. Gomez mencetak dua gol pada kemenangan besar atas Crotone.

Kemudian Gomez kembali membela Atalanta pada pertandingan grup E Liga Europa menghadapi tuan rumah Olympique Lyonnais di Stadion Groupama, Jumat (29/9). Gomez harus tertunduk lesu pada babak pertama karena kedudukan sedang tertinggal 1-0. Namun ia menjadi pahlawan bagi Atalanta atas golnya pada menit 57. Golnya itu membuat kiper Lyon, Anthony Lopes, tidak berdaya menerima eksekusi tendangan bebas hasil kerja sama dengan Remo Freuler.

"Gol ini sangat penting bagi saya, karena saya adalah pemain yang tidak terlalu banyak diketahui di Eropa secara pengalaman. Jadi beberapa di antaranya bisa dimengerti jika tidak mengenal saya. Setelah malam ini, beberapa dari mereka akan lebih tahu siapa saya. Atalanta bertahan dengan baik dan tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat tekanan karena Lyon adalah tim yang sangat kuat dan berpengalaman. Tapi kami ingin terus membuat sejarah. Kami membuktikan bisa kompetitif di stadion manapun," ujar Gomez seperti dikutip dari Squawka.

Terhindar dari kekalahan membuat Atalanta tetap memuncaki klasemen sementara grup E Liga Europa musim ini. Sungguh menjadi awalan yang baik bagi Atalanta yang ditinggal dua pemain penting dan bermain dengan skuat seadanya. Tapi skuat berjuluk La Dea (Sang Dewi) ini begitu luar biasa dengan adanya Gomez yang masih bertahan di sana.

Mantan pemain San Lorenzo itu mengobati kerinduan para pendukung Atalanta yang kehilangan sosok Doni. Sekarang, Gomez adalah motor serangan andalan Atalanta setelah era Doni. Jika Gomez tetap bertahan dan pensiun di Atalanta, sebutan legenda untuknya sangat pantas. Bahkan bisa dibilang saat ini Gomez sudah menjadi legenda di kesebelasan seribu dewi ini.

Komentar