Berakhirnya Pengabdian John Terry untuk Chelsea

Cerita

by Redaksi 26 56555

Redaksi 26

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Berakhirnya Pengabdian John Terry untuk Chelsea

Halaman kedua...

Kejadian itu bermula ketika Zola melepaskan tekel telak kepada Terry. Terry yang merasa tindakan yang dilakukan oleh Zola itu sangat berbahaya tak ragu untuk langsung melancarkan protes terhadap superstar asal Italia tersebut. Keberanian yang dilakukan oleh Terry itu juga lah yang mendasari Zola untuk berkata jika Terry akan menjadi pemain besar yang disegani di Chelsea.

Sementara permainan Terry semakin menjanjikan ketika era kepelatihan dipegang oleh Claudio Ranieri. Musim 2000-2001 adalah di mana ia mulai mendapatkan tempat reguler di tim utama Chelsea. Ia bahkan terpilih sebagai pemain terbaik Chelsea musim itu dan sempat mencicipi menjadi kapten tim di laga melawan Chalrton Athletic di ajang Piala Liga.

Sedangkan status kapten tetap didapatkannya setelah Roman Abramovich mengakuisisi Chelsea. Atau tepatnya ketika tampuk kepelatihan diarsiteki oleh Jose Mourinho. Ketika itu The Special One menunjuk Terry setelah kapten Chelsea sebelumnya, Marcel Desailly, memutuskan untuk pensiun sebagai pemain.

Di musim perdananya menjadi kapten, Terry berhasil membawa Chelsea menjuarai Liga Primer Inggris untuk pertama kalinya dalam 55 tahun terakhir. Di bawah asuhan Mourinho, status Terry pun seketika berubah menjadi salah satu bek terbaik di dunia. Ia pun lantas berhasil menjadi pemain terbaik Liga Inggris 2005, bek terbaik UEFA 2005, 2008, 2009, dan terpilih ke dalam FIFA FIFPro World XI di tahun 2005 hingga 2009.

Hal itu pun membuatnya menjadi satu-satunya yang mampu memenangi bek terbaik UEFA sebanyak tiga kali, juga menjadi satu-satunya bek yang mampu terpilih ke dalam daftar FIFA FIFPro World XI sebanyak lima kali.

Sementara sejak melakukan debut pada tahun 1998 silam, total Terry telah bermain sebanyak 713 pertandingan dan telah memenangi 14 gelar bergengsi bersama Chelsea hingga saat ini. Adapun ke-14 trofi tadi adalah Liga Primer empat kali, Piala FA lima kali, Piala Liga tiga kali, Community Shield dua kali, serta Liga Champions dan Liga Europa masing-masing satu kali.

Karier Terry sendiri sempat ternoda oleh masalahnya di luar lapangan yakni soal perselingkuhannya dengan kekasih mantan rekan setimnya di Chelsea dan timnas Inggris, Wayne Bridge. Hal ini sempat menjadi isu panas pada 2010. Dampaknya, jabatan Terry sebagai kapten timnas dicopot dan digantikan oleh Rio Ferdinand. Namun lebih jauh, kasus ini membuat Terry tercoreng karena perselingkuhannya tersebut membuat Terry dicap negatif sebagai sosok pria yang bisa merebut istri atau kekasih rekan setimnya.

***

Di samping cerita negatif Terry, di dalam lapangan dan segala hal yang berkaitan dengan sepakbola Terry mencontohkan bagaimana seorang pemain yang berdedikasi tinggi untuk klub. Terry merasakan manis dan getir selama membela Chelsea. Loyalitasnya pada Chelsea tentu tak banyak dimiliki oleh orang lain.

Musim ini, Terry hanya bermain lima kali di Liga Primer. Namun ia tak pernah merengek meminta menit bermain yang banyak atau memunculkan isu bahwa ia ingin pindah untuk mendapatkan kesempatan bermain. Tapi sebaliknya, ia rela tak bermain asalkan timnya tetap bermain bagus dan mendapatkan hasil maksimal. Dan setelah melihat Chelsea mampu melaju tanpanya, dengan Terry yang saat ini sudah berusia 36 tahun, ia pun akhirnya bersedia meninggalkan kesebelasan yang ia cintainya ini, demi Chelsea yang lebih baik tentunya.

"Sejujurnya saya berharap tidak bermain musim ini. Mereka terus menang," kata Terry pada BTSport. "Ketika Anda memiliki manajer seperti Conte, ia dengan jujur mengatakan pada saya sejak hari pertama, `Dengar, kamu tidak akan kembali ke tim utama. Pemain-pemain lain sedang bermain bagus, mereka sedang terbang. Kamu tidak lagi memiliki kaki yang kuat [untuk mengimbangi yang lain]. Tapi kamu berada di jalur yang benar, mencintai klub ini`."

Komentar