Sebastian Rudy Berkembang Pesat di Hoffenheim Setelah Alami Kekecewaan Mendalam

Cerita

by Redaksi 33 28141

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sebastian Rudy Berkembang Pesat di Hoffenheim Setelah Alami Kekecewaan Mendalam

Kekecewaan, bagi sebagian orang, bisa menjadi sebuah batu loncatan untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Kecewa boleh, tapi jangan terlarut terlalu dalam. Itulah yang dipercaya oleh Sebastian Rudy.

Sebastian Rudy adalah pemain lulusan akademi VfB Stuttgart. Sekarang, per musim 2016/2017, ia tampil cukup cemerlang bersama klubnya, TSG 1899 Hoffenheim. Tampil sebagai seorang gelandang bertahan, Rudy mampu menghadirkan stabilitas di lini tengah Hoffenheim dengan catatan 3,1 tekel dan 2,8 intersep per pertandingan dari 20 laga yang sudah ia jalani bersama Die Kraichgauer, sekaligus mengantar Hoffenheim sekarang duduk di peringkat lima besar Bundesliga 2016/2017.

Sempat dipanggil oleh Joachim Löw untuk mengikuti seleksi skuat Jerman untuk Piala Eropa 2016, akhirnya Rudy tidak terplih karena ia harus bersaing dengan nama-nama lain semacam Sami Khedira, Julian Weigl, ataupun Toni Kroos yang juga berada di posisi yang sama. Tidak terpilihnya dirinya ini ke dalam skuat timnas Jerman untuk Piala Eropa 2016, membuat Rudy sempat kecewa.

Namun, Rudy punya caranya sendiri untuk bangkit, dan pada musim 2016/2017, tampil gemilang bersama klubnya Hoffenheim.

Bangkitnya Rudy, Sampai Akhirnya Direkrut Bayern München

Seperti halnya pemain pada umumnya, Rudy begitu senang ketika ia mendapatkan panggilan untuk masuk seleksi timnas Jerman untuk ajang Piala Eropa 2016. Ia bahkan beberapa kali mengikuti laga uji tanding timnas Jerman jelang Piala Eropa 2016. Namun, akhirnya ia tidak terpilih masuk ke skuat Jerman untuk Piala Eropa 2016.

"Ketika saya tahu bahwa saya tidak terpilih masuk skuat Piala Eropa 2016, awalnya saya merasa kecewa. Bahkan beberapa minggu sebelum digelarnya Piala Eropa 2016, saya benar-benar merasa sedih," ujar Rudy.

Tapi ia tidak memilih untuk berlarut-larut dalam kekecewaan seperti itu. Ia pun menjadikan kekecewaannya tersebut sebagai motivasi tersendiri baginya untuk meraih kembali tempat di skuat timnas Jerman kelak. Rudy pun perlahan mulai tampil gemilang di Hoffenheim pada ajang Bundesliga 2016/2017 ini. Berkat penampilan apiknya ini, per musim 2017/2018, ia pun resmi direkrut oleh Bayern.

"Saya senang akhirnya kepindahan saya ke Bayern ini selesai prosesnya, bahkan sebelum musim selesai. Sekarang saya bisa benar-benar fokus untuk sisa pertandingan yang akan saya jalani bersama Hoffenheim. Niklas (Süle) pun saya kira punya pemikiran yang sama dengan saya."

"Masalah persaingan di Bayern, saya adalah orang yang tidak akan pindah ke suatu klub jika saya tidak yakin untuk bersaing di sana. Di Bayern, saya kira saya bisa bersaing dengan para pemain lain. Saya ingin menabrak batas permainan saya sendiri," ungkapnya.

Pendapatnya Tentang Julian Nagelsmann, dan Persembahan Terakhirnya untuk Hoffenheim

Permainan gemilang yang Rudy tunjukkan sekarang, tidak lepas dari metode dan strategi yang diterapkan sang pelatih, Julian Nagelsmann. Dalam pandangan Rudy, Nagelsmann-lah pelatih yang telah membentuk permainannya sekarang ini. Pemain yang uga mengidolai Bernd Schneider ini pun mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pelatih berusia 29 tahun tersebut.

"Ia tahu di mana harus menempatkan saya di lapangan. Berkat hal itu, saya pun merasa lebih percaya diri. Ide-ide yang ia miliki, dan juga attitude yang kerap ia perlihatkan sebelum dan sesudah pertandingan membuatnya didukung oleh seluruh elemen tim Hoffenheim. Saya pribadi ingin mengucapkan terima kasih kepadanya, karena ia yang telah membentuk saya menjadi pemain yang seperti sekarang ini. Ia memiliki sesuatu yang istimewa," ungkap Rudy.

Nagelsmann memang sedang menjadi buah bibir saat ini di Jerman. Sempat membawa Hoffenheim tidak terkalahkan selama 17 pertandingan Bundesliuga 2016/2017, ia semakin terkenal sebagai manajer termuda di Bundesliga. Apa yang ia terapkan di Hoffenheim, selain berdampak baik bagi klub, ternyata berdampak baik juga terhadap para pemainnya.

Oleh karena itu, jelang hari-hari terakhirnya di Hoffenheim, Rudy pun mengungkapkan bahwa ia ingin berpisah dengan Hoffenheim secara baik-baik. Bersama klub ini, ia pernah mengalami fase naik turun, bertarung di zona degradasi dan juga bertarung di papan atas klasemen Bundesliga. Ia ingin meraih poin sebanyak-banyaknya dan membawa Die Kraichgauer tetap bertahan di papan atas Bundesliga.

"Dalam sesi latihan klub, saya melihat setiap pemain memiliki motivasi yang tinggi untuk membawa tim ini melaju lebih jauh ke depan. Motivasi seperti ini memang diperlukan agar tim tetap bisa bertahan di papan atas liga. Saya sendiri punya motivasi saya sendiri. Sebelum saya pindah ke Bayern, saya ingin membawa tim ini meraih poin sebanyak-banyaknya supaya tetap bisa berada di papan atas, sebagai bentuk kado perpisahan saya untuk tim ini," ujar Rudy.

"Bersama klub ini, saya mengalami berbagai fase, mulai dari fase naik (bertarung di papan atas Bundesliga) dan fase turun (bertarung di zona degradasi). Klub ini juga yang mendewasakan saya, oleh karena itu saya ingin memberikan yang terbaik untuk klub ini," tutupnya.

Sumber: bundesliga.com

foto: @HomeBayern_

Komentar