David Bentley tak Semewah Mobil Bentley

Cerita

by redaksi

David Bentley tak Semewah Mobil Bentley

Bentley merupakan salah satu perusahaan mobil asal Inggris. Mereka  memproduksi mobil-mobil mewah secara handmade, hal itu yang membuat harga Bentley tergolong tinggi. Bentley didirikan pada 18 Januari 1919 di London Utara dan merupakan salah satu perusahaan mobil tertua di Inggris. Bentley tak hanya unggul dari segi eksklusivitas dan estetika, tetapi juga teruji pada segi ketahanan. Ini terbukti ketika mereka berhasil memenangi enam kali kompetisi balap "24 Hours of Le Mans".

Bentley juga hadir di lapangan hijau, bukan sebagai mobil akan tetapi sebagai seorang sepakbola yang “sebenarnya” berbakat. David Bentley nama lengkapnya. Ia sempat digadang-gadang menjadi bintang masa depan Inggris, bahkan mantan pelatih Inggris, Steve McClaren, pernah mengatakan bahwa Bentley adalah the next David Beckham.

Bentley adalah pemain serba bisa. Posisi aslinya ada di sayap kanan, tetapi juga bisa bermain sebagai gelandang tengah dan juga striker. Hanya saja kenyataan berbicara lain. Kemampuan yang dimiliki Bentley ternyata tak cukup untuk membuatnya bertahan dari kerasnya persaingan di dunia sepakbola.

Bentley telah menunjukan potensinya sejak dini. Ia pernah memperkuat Inggris U-15 dan U-16 dan menjadi kapten di U-18. Kariernya terus berlanjut ketika ia masih dipanggil untuk memperkuat U-21 Inggris. Debutnya di level senior terealisasi saat Inggris melakukan laga kualifikasi Piala ERopa 2008 saat berhadapan dengan Israel, namun ia tak menunjukan permainan apik kala itu.

Bentley memulai kariernya saat menimba ilmu di akademi Arsenal kala usianya masih 13 tahun. Tiga tahun kemudian ia sudah memulainya karirnya di tim senior. Ia memulai pertandingan perdana bersama The Gunners saat berhadapan dengan di ajang Piala FA pada musim 2002/2003. Pemain yang kini berusia 31 tahun tersebut mencetak gol pertamanya pada 24 Januari 2004 ketika tembakan chip-nya tak mampu dijangkau oleh Mark Schwarzer yang kala itu masih memperkuat Middlesbrough.

Akan tetapi selayaknya pemain muda yang berada di klub-klub besar, Bentley harus rela dipinjamkan ke klub lain seperti Norwich City dan Blackburn Rovers. Hingga akhirnya ia memilih untuk hijrah ke klub rival Tottenham Hotspur pada 31 Juli 2008. Meskipun bersama Spurs ia pernah meraih posisi runner up di ajang Capital One Cup pada musim 2008/2009, akan tetapi ia tak menjadi pemain reguler dalam skuat klub yang bermarkas di White Hart Line tersebut. Aaron Lennon yang kala itu menunjukan form terbaiknya menjadi alasan mengapa Bentley tak menjadi pilihan utama pelatih Harry Redknapp.

Nasib buruk ternyata masih menaungi Bentley, seperti halnya Arsenal, Spurs juga meminjamkan jasanya kepada tim-tim lain. Setelah sempat dititipkan di West Ham United dan Birmingham, Bentley sempat juga merasakan atmosfer Liga Rusia ketika memperkuat FC Rostov di musim 2012/2013. Tak lama bermain di liga negara tirai besi tersebut ia kembali lagi ke Blackburn pada 15 Februari, sebelum akhirnya Spurs memutus kontrakya empat bulan berselang.

Kini Bentley sudah gantung sepatu. Keputusan itu diambilnya pada 13 Juni 2014 ketika ia masih berusia 29 tahun. Ironisnya hal tersebut dipilihnya setelah menganggur dan tidak memiliki klub selama lebih dari setahun. Bentley juga pernah mengatakan bahwa sepakbola modern adalah robotic karena pengaruh media dan uang, selain itu juga mudah terprediksi dan terlalu banyak memakai perhitungan angka.

Dua Bentley memulai karirnya di kota yang sama, yakni di London Utara. Akan tetapi keduanya memiliki takdir yang berbeda. Meski keduanya merupakan hal yang eksklusif, akan tetapi David Bentley tidak menunjukan endurance seperti yang ditunjukan Bentley ketika menjuarai 24 Hours of Le Mans. David Bentley diplot menjadi pemain muda yang mewah untuk masa depan Inggris, meski kenyataannya ia tak semewah Bentley.

Komentar