Wawancara Eksklusif Ahmad Jufriyanto: Tentang Menjadi Bek, Hingga Momen Terbaik di Kariernya

Cerita

by redaksi

Wawancara Eksklusif Ahmad Jufriyanto: Tentang Menjadi Bek, Hingga Momen Terbaik di Kariernya

Ahmad Jufriyanto Tohir, atau yang akrab disapa dengan panggilan Jupe, adalah salah satu bek tengah terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Mengawali karier sebagai pemain profesional di klub kota kelahirannya, Persita Tangerang, total Jupe sudah membela empat klub yaitu Arema Malang, Pelita Jaya Karawang, Sriwijaya FC, dan Persib Bandung selama kariernya di sepakbola Indonesia.

Selain sudah malang melintang di dunia sepakbola nasional, Jupe juga sudah pernah mencicipi seragam timnas Indonesia, mulai dari timnas lintas usia sampai timnas senior. Sejak tahun 2005, Jupe sudah membela timnas Indonesia U-21. Ia juga merupakan bagian dari skuat timnas U-23 asuhan Ivan Kolev yang berlaga di ajang Sea Games 2007 Thailand. Sejak tahun 2013, Jupe sudah rutin membela timnas Indonesia senior, dengan catatan sembilan kali penampilan dan mencetak satu gol.

Pada hari Rabu (23/3), tim Pandit Football Indonesia berkesempatan untuk mewawancarai pemain yang juga pernah mengantarkan Sriwijaya FC dan Persib menjadi juara ISL ini. Di bawah balutan baju koko, ia bercerita tentang atribut yang penting bagi seorang bek, juga momen yang takkan dilupakannya selama menjadi pesepakbola.

Awal Mula Menjadi Seorang Bek

Ketika kecil, Jupe mengatakan bahwa ia sama sekali tidak terpikir untuk menjadi bek. Bahkan, keluarganya pun sempat tidak mendukung dan mengatakan bahwa Jupe tidak akan menjadi seorang pesepakbola setelah besar nanti.

“Waktu kecil, mas, badan saya itu kecil, pendek. Malah, keluarga saya sempet bilang kalau saya tidak bakal jadi seorang pesepakbola,” kenangnya. “Terus, sejak itu saya mulai banyak makan, uang hasil ikutan turnamen Soeratin sama Bogasari dikumpulin untuk beli vitamin. Akhirnya, pas saya dewasa badan saya jadi tinggi. Karena badan tinggi inilah, pelatih sering nempatin saya menjadi seorang bek."

Memang, tinggi badan Jupe yang mencapai kurang lebih 1,8 meter membuat dirinya ideal menjadi seorang bek. Selain bek, ternyata Jupe juga handal untuk menjadi bek kiri, kanan, ataupun gelandang bertahan. Namun, dirinya mengungkapkan bahwa ia sudah nyaman menjadi seorang bek.

“Sebagai pemain pro, saya siap untuk ditempatkan di mana saja oleh pelatih. Tapi sejauh ini, saya memang udah nyaman main sebagai seorang stopper, seorang bek,” tambahnya.

Menjadi Bek a la Jupe

Di zaman sekarang, memang menjadi bek tidak harus selalu memiliki keunggulan fisik ataupun memiliki sliding tackle yang selalu dikedepankan untuk membendung setiap serangan lawan. Seorang bek harus juga pandai membaca permainan sehingga seorang bek bisa tahu pemain mana yang menjadi titik serangan dan kemana serangan akan mengarah.

Inilah yang disadari betul oleh Jupe. Ia menyebutkan, bahwa ketika menjadi seorang bek, ada beberapa atribut penting yang harus dimiliki oleh seorang bek. Salah satu dari atribut penting itu adalah pandai membaca permainan dan bisa membaca pergerakan para penyerang.

“Pintar baca permainan. Gak harus selalu ngikutin striker kemanapun. Kadang gak harus kuat atau cepat juga. Intinya pinter baca permainan dan tahu posisi bola dan lawan,” ujarnya.

“Contoh keberhasilannya adalah, kalau pemain depan harus mengumpan kembali ke belakang. Itu salah satu bukti kalau bek berhasil menghalau para penyerang,” tambah pemain yang mengidolakan Nuralim dan Bejo Sugiantoro ini.

Selain itu, Jupe juga mengatakan bahwa seorang pemain sepakbola, salah satunya adalah bek, harus total dalam bertanding agar dapat meraih hasil yang memuaskan. Totalitas inilah yang ia lihat dalam diri Vladimir Vujovic, rekan satu timnya di Persib saat tim PFI menanyakan tipe bek seperti apa yang ia idamkan untuk menemaninya menggalang lini pertahanan.

“Kalau berduet, saya senang dengan tipikal bek kayak Vlado (Vujovic). Ia bisa tetap tenang ketika tim diserang, terus juga bisa membangun serangan dari pertahanan. Terus, totalitasnya dalam bermain di lapangan juga patut dicontoh oleh pemain-pemain lain,” tambahnya.

Penyerang dan Jenis Serangan yang Ditakuti Jupe

Sebagai seorang bek, pastilah selama kariernya Jupe sudah sangat sering mengalami berbagai jenis serangan dan juga bertemu dengan berbagai jenis penyerang. Ketika ditanya, “lebih takut mana, bola crossing atau bola through pass”, Jupe berujar bahwa bola crossing adalah sesuatu yang ia tidak suka.

“Crossing mas. Apalagi kalau crossing nya ditempatin di antara kiper dan bek. Jenis crossing kaya gitu bikin fokus bek jadi terbagi-bagi, ya ke pemain sendiri, pemain lawan, kiper, juga sama bola crossing nya sendiri,” ujarnya.

Hal ini juga sejalan dengan tipikal penyerang yang Jupe takuti, yaitu seorang Cristian Gonzales, penyerang Arema Cronus yang pernah membela Persik dan Persib. Ia mengatakan bahwa striker asal Uruguay itu adalah salah satu striker di Indonesia yang ia takuti.

"Penyerang yang saya takuti, Cristian Gonzales. Dia itu kuat, pinter, meskipun emang usianya udah gak muda lagi. Positioning-nya bagus, body screening-nya juga bagus, pandai buka ruang juga. Terus, dia juga bola atasnya bagus. Itu yang bikin saya waspada kalau lawan dia," ungkapnya.

Memang, dengan tipikal serangan yang ia takuti, yaitu bola crossing, wajar jika ia takut akan Cristian Gonzales. Gonzales yang pandai memanfaatkan bola atas adalah penyerang yang tidak banyak bergerak, tapi sekalinya mendapatkan peluang yang matang, ia bisa langsung mengeksekusi peluang tersebut menjadi gol.

Halaman berikutnya, Momen terbaik dalam karier Jupe

Komentar