Stuart Pearce yang Hijrah ke Kesebelasan Terburuk di Inggris

Cerita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Stuart Pearce yang Hijrah ke Kesebelasan Terburuk di Inggris

Nama Stuart Pearce mungkin tak banyak diketahui orang, bahkan mungkin pendukung Manchester City sudah melupakannya. Padahal, sebelum Sven-Goran Eriksson menjabat sebagai manajer di Manchester biru, Pearce terlebih dulu duduk di posisi tersebut.

Kapabilitas Pearce memang tak cukup baik sebagai pelatih. Beberapa kali ia dipecat atau tak diperpanjang kontraknya saat jadi juru taktik sebuah tim. Terakhir, Pearce diberhentikan dari kursi pelatih klub Divisi Championship, Nottingham Forest per Februari 2015.

Nama Pearce lebih dikenal saat ia masih aktif bermain. Kariernya bahkan bisa dikatakan mirip Jamie Vardy, yang mana keduanya memulai jalan sebagai pemain dari klub amatir, Wealdstone FC. Karier sepakbola Pearce mulai melonjak setelah ia memutuskan hijrah ke Nottingham Forest. Ia bahkan mendapatkan panggilan Timnas-nya untuk pertama kali kala ia bermain untuk lawan sekota Notts County tersebut.

Pengetahuan mendalam Pearce mengenai taktikal dan pengalamannya bermain untuk klub amatir, membuatnya diminta oleh salah satu perusaahan asuransi asal Inggris, Direct Line, untuk menangani klub yang disebut oleh beberapa media lokal sebagai yang “terburuk di Inggris”, Longford FC.

Mengapa bisa muncul julukan tersebut? Media Inggris sendiri tak menyebutkan secara eksplisit alasan menjadikan Longford FC sebagai yang “terburuk di Inggris”, tapi melihat apa yang sudah mereka lakukan di Gloucester Senior League Division Two, rasanya hal tersebut wajar saja.

Dari 21 pertandingan yang sudah mereka jalani di kompetisi level 13 di piramida Inggris tersebut, semuanya berakhir dengan kekalahan. Lebih parahnya lagi, Longford FC memiliki selisih gol yang terbilang istimewa, minus 188.

Tak ayal, Direct Line pun memberikan bantuan secara cuma-cuma bagi Longford. Bahkan, manajer yang juga merangkap sebagai pemain di Longford, Nick Dawe enggan membeberkan alasan Direct Line memberikan bantuan yang begitu besar.

Kehadiran Pearce di Longford tak terlalu mengagetkan bagi pemain klub tersebut. Pearce sempat mengunjungi klub tersebut dan memutuskan akan bermain untuk satu laga. Namun, laga yang sebelumnya dijadwalkan digelar pada Sabtu (6/2) terpaksa ditunda lantaran stadion yang biasa jadi kandang mereka terkena banjir.

Pearce pun mengaku senang berada di klub ini. Dalam wawancaranya dengan Daily Mail, pria 53 tahun ini menjelaskan pengalamannya bermain di hampir semua level kompetisi akan banyak membantunya.

“Saya percaya bahwa sepakbola akar rumput adalah salah satu elemen terpenting dalam pertandingan. Dan hal itu lah yang membuat saya berada di sini,” ujarnya Senin (22/2).

“Saya memulai karier saya bersama klub yang mungkin banyak orang tidak tahu, Wealdstone FC, sebelum bermain untuk Coventry City, dan saya pikir hal itu akan sangat membantu Nick Dawe. Saya berada di sini untuk membantu mengembangkan talenta para pemain muda untuk mencapai mimpinya,” tambahnya.

Ia menambahkan, bahwa pengalamannya kala mendidik pemain City dan Timnas U21 Inggris diyakini akan membuat  ruang ganti Longford semakin baik.

“Ruang ganti yang baik akan membawa tim ini melaju lebih baik ke depannya. Dari situ bisa dilihat, sejauh mana kami mampu berbicara di liga,” pungkasnya.

Beberapa pemain pilar Longford pun menyambut dengan tangan terbuka kedatangan Pearce. Tak hanya mengajarkan mengenai masalah taktikal, Pearce juga kerap memberikan motivasi-motivasi bagi para pemainnya, hingga membuat mereka tampil dengan penuh semangat dan memiliki gairah untuk menang.

“Sesi latihan terasa sangat menyenangkan. Stuart tahu bahwa kami tak memiliki apa-apa. Dan dia memberikan sedikit motivasi untuk menang,” ujar salah satu pemain veteran bernama Psycho.

Lain pemain, lain pula pelatih. Menurut Dawe, yang gagal memberikan satu kemenangan pun bagi Longford musim ini, Stuart memberikan banyak motivasi dan pengaruh yang cukup besar.

“Kedatangan Stuart (Pearce) berpengaruh cukup besar bagi tim ini. Ia orang yang cukup menyenangkan, selain itu ia juga menghormati posisi saya sebagai pelatih dan pemain di sini. Secara keseluruhan, kami belajar sangat banyak darinya,” imbuhnya.

Bagi Longford, kedatangan Pearce memang ibarat durian runtuh. Bukan hanya dia mantan manajer klub yang level-nya jauh di atas Longford seperti City dan Nottingham, tapi ia adalah eks pemain Timnas Inggris, yang pernah tenar.

Keberadaan Pearce bahkan diharapkan untuk memberikan keuntungan secara finansial bagi klub. Dalam beberapa laga kandang yang mereka jalani, klub ini hanya mampu menyedot enam penonton.

Komentar