Terlalu Sering Diving, Pemain Chelsea Mudah Diganjar Kartu Kuning?

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Terlalu Sering Diving, Pemain Chelsea Mudah Diganjar Kartu Kuning?

Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, mencak-mencak usai timnya ditahan imbang 1-1 oleh Southampton, pada Minggu (28/12) malam. Mou merasa timnya dirugikan oleh keputusan wasit yang tidak memberi penalti saat Cesc Fabregas dijatuhkan. Wasit yang bertugas kala itu, Anthony Taylor, malah memberi kartu kuning pada Fabregas karena dianggap pura-pura terjatuh.

Pernyataan tersebut didengar pundit bekas klub Manchester United, Gary Neville. Menurut Neville, Mou sempat menyebut bahwa  Anthony mestinya malu atas kinerjanya. Pelatih asal Portugal tersebut juga melabeli insiden tersebut sebagai “skandal”. Bahkan, ia menyebut “ada operasi untuk menjungkirkan Chelsea”.

Neville, seperti dikutip Dailymail, bicara di Sky Sports. Ia mengatakan Mou seperti telah “menanam benih” untuk sisa musim ini. Neville memprediksi Mou akan diberi denda oleh FA atas komentarnya tersebut.

Mou sendiri menganggap keputusan untuk tidak memberinya penalti adalah hal yang aneh. Pasalnya, ia menganggap pemainnya dijatuhkan dengan sangat jelas. Mou pun menyebutnya seperti ini, “yang satu ini sangatlah besar, seperti (jam) Big Ben.”


Dijegal betulan (Sumber gambar: telegraph.co.uk)

“Wasit ada di sini bukan untuk menerka-nerka, mereka ada di sana untuk melihat. Dia (wasit) menganggap Cesc salah, dan dia (wasit) salah. Pertandingan demi pertandingan, pelatih lain mengatakan kalau pemain Chelsea pura-pura terjatuh,” sesal Mou.

Ini adalah kali kelima di mana pemain Chelsea diberi kartu kuning karena dianggap diving. Sebelumnya, Diego Costa, Gary Cahill, Brainslav Ivanovic, dan Willian, pernah diganjar hal serupa.

“Hal yang paling krusial bukanlah tentang kartu, tapi karena Felipe Luis dan Hazard tengah berada di rumah sakit karena mereka cedera!” keluh Mourinho.

Mou menyebut di liga lain tempatnya pernah melatih, saat ada kejadian serupa, insiden tersebut menjadi topik besar di halaman utama. Koran-koran di sana menyebutnya sebagai “skandal”. Di Inggris, koran-koran akan menyebutnya sebagai “kesalahan yang besar” walaupun memiliki pengaruh yang juga besar terhadap hasil pertandingan.

“Aku senang dengan cara ini, dengan memberi rasa hormat pada wasit. Dia membuat kesalahan besar seperti yang pernah aku lakukan, seperti yang para pemain biasanya dilakukan,” ujar pelatih yang pernah menangani Inter Milan dan Real Madrid ini.

Sesaat sebelum meninggalkan Stadion St. Mary, Anthony dikabarkan sempat meminta maaf pada Mou atas kesalahannya.


Kartu kuning untuk "Simulation" (Sumber: Dailymail.co.uk)

Pelatih Hull City, Steve Bruce, pernah mengutarakan kekesalannya atas aksi diving para pemain Chelsea. Ia menyebutnya “seperti menonton angsa danau ketika menyaksikan Gary Cahill diving”.

Saat itu, Hull City dikalahkan Chelsea 0-2 di Stamford Bridge. Ia pun marah karena wasit tak memberi kartu kuning kedua atas kejadian tersebut. Sebelumnya, Cahill mendapat kartu kuning karena menjegal Sone Aluko. Wasit yang memimpin laga Chelsea kontra Hull, Chris Foy, sebelumnya memberi dua kartu kuning bagi Diego Costa dan Willian karena ketahuan berpura-pura terjatuh.

Usulan Penggunaan Teknologi Video

Permintaan maaf Anthony kepada Mou menyiratkan bahwa ia memang merasa melakukan kesalahan. Jurnalis Telegraph, Henry Winter, dalam artikelnya merasa bahwa wasit perlu bantuan dalam bentuk teknologi video.

Saat pertandingan menghadapi Southampton, dari tayangan lambat dan sejumlah sudut pengambilan gambar, terlihat bahwa bek Southampton, Matt Targett menyentuh kaki Fabregas. Pemain akademi Barcelona itu pun terjatuh karena jegalan tersebut. Kejadian tersebut terekam dengan jelas lewat tayangan lambat dan dari berbagai sudut gambar.

Bagaimana dengan wasit yang hanya punya satu kesempatan dengan waktu berpikir hanya per-mili detik?

Yang jelas, kalau teknologi ini digunakan, setidaknya dapat mengurangi beban psikologis wasit. Pelatih yang tak puas dapat meminta wasit menghentikan pertandingan, dan membuktikannya lewat tayangan lambat. Kalau terbukti, wasit mesti meralat keputusannya, jika tak terbukti, kesempatan pelatih untuk protes dan bicara aneh-aneh berkurang.

Namun, jika teknologi ini digunakan, pemain yang pura-pura terjatuh seperti ini mesti mendapat ganjaran yang setimpal pula.



Komentar