Usmanov Protes Karena Uangnya Tak Dipakai Wenger

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Usmanov Protes Karena Uangnya Tak Dipakai Wenger

“Even an old lady can have a roof falling on her,” kata pemegang saham terbesar kedua di Arsenal, Alisher Usmanov, kepada CNBC. Yang dikatakan oleh Usmanov adalah sebuah peribahasa Rusia, negara tempatnya berdomisili. Sedangkan yang ia maksud sebagai wanita tua adalah manajer Arsenal, Arsène Wenger.

Usmanov secara terang-terangan mengakui bahwa Wenger adalah sosok yang jenius, salah satu yang terbaik di dunia. Namun secara terang-terangan juga ia mengaku sudah lelah terhadap sifat keras kepala yang dimiliki oleh sang manajer asal Perancis.

Secara spesifik, sifat keras kepala Wenger yang membuat Usmanov gemas adalah tentang kebijakan transfer. Sudah bukan rahasia lagi jika Wenger sangat pemilih di pasar pemain. Tidak pernah ia mau mendatangkan pemain, sekalipun pemain tersebut memiliki kualitas kelas dunia, jika ia sudah memiliki pemain dengan tipe yang sama Arsenal. Setiap pemain yang ia miliki harus memiliki karakteristik dan gaya main yang berbeda.

Wenger tidak ingin menghambur-hamburkan uang untuk membeli bintang. Benar memang, dalam dua tahun kebelakang Arsenal telah meninggalkan kebiasaan berhemat dan mulai membeli pemain bintang. Namun jika diperhatikan, dua bintang besar yang didatangkan dalam dua musim terakhir – Mesut Özil dan Alexis Sánchez – memang merupakan pemain yang gaya bermainnya belum dimiliki oleh Arsenal.

Lain hal, belanja besar-besaran yang dilakukan oleh Arsenal dalam dua musim terakhir masih bisa disebut sebagai penghematan jika jumlah dana transfer yang dimiliki oleh Wenger dijadikan pembanding. “Apakah Wenger memiliki uang atau tidak?” tanya Usmanov retoris. “Secara resmi, klub memiliki uang.”

Klub memiliki uang untuk belanja besar-besaran, untuk memperkuat setiap lini, namun Wenger tidak melakukannya. Itulah yang membuat Usmanov merasa gemas. Itu pula yang membuat Arsenal kini kelimpungan. Dalam beberapa pekan terakhir Per Mertesacker berduet dengan Nacho Monreal, yang sejatinya adalah seorang fullback kiri, di jantung pertahanan Arsenal. Calum Chambers dan Kieran Gibbs tidak memiliki waktu untuk beristirahat karena dua pemain belakang lainnya, Mathieu Debuchy dan Laurent Koscielny, masih dibekap cedera. Ini bukan masalah baru. Persoalan klasik seperti ini juga dirasakan oleh Arsenal pada musim lalu. Adalah Bacary Sagna yang saat itu dipaksa bermain sebagai bek tengah.

“Arsenal adalah sebuah impian yang kadang menjadi khayalan dan kadang menyakitkan seperti mimpi-mimpi lain. Tim ini memiliki potensi namun tidak ada evaluasi kritis mengenai kesalahan dan mereka harus menyadarinya. Karena tidak ada sosok jenius yang mampu mempertahankan tingkat kejeniusan yang sama jika mereka tidak menyadari kesalahannya. Anda baru bisa menyingkirkan kesalahan Anda ketika Anda mengakuinya,” ujar Usmanov, masih kepada CNBC, dan masih mengenai Wenger.

Usmanov jelas bukan salah satu pendukung Wenger garis keras, yang selalu lantang menyuarakan kalimat Wenger knows best (yang pada prakteknya juga seringkali digunakan untuk mengolok-olok sifat keras kepala Wenger). Namun ia jelas tidak lebih banyak tahu ketimbang Wenger. Satu kesalahan kecil Usmanov yang membuat nilai dirinya sendiri jatuh adalah sarannya agar Arsenal menjadi seperti Paris Saint-Germain.

You’ve got a point there, Alisher. But you can’t buy class and Arsène knows better than you. Also, you lost me on PSG.

Sepeti itulah kira-kira tanggapan yang akan diberikan oleh para pemuja filosofi Wenger terhadap keinginan Usmanov untuk menjadikan Arsenal sebagai klub yang hanya bisa hidup dan berprestasi dari uang yang diberi, bukan uang yang dihasilkan sendiri.

Komentar