Keisuke Honda, Matahari Terbit di Kota Milan

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Keisuke Honda, Matahari Terbit di Kota Milan

Kran Gol Honda

Keran gol Honda dimulai saat menjalani laga uji coba melawan Valencia. Honda mencetak sebuah gol lewat tendangan bebas cantik. Enam hari kemudian, pemain tim nasional Jepang ini mencetak gol kemenangan bagi Milan kala melawan Juventus pada turnamen Trofeo TIM.

Saat liga bergulir, torehan gol Honda masih terus mengalir. Dalam enam pertandingan pertamanya, empat gol berhasil ia ciptakan. Hanya gawang Juventus dan Cesena yang luput dari sasarannya musim ini.

Akhir pekan lalu, pemain berusia 28 tahun ini kembali menunjukkan kebolehannya dalam membobol gawang lawan. Saat bertandang ke stadion Marc Antonio Bentegodi kandang Hellas Verona, Honda mencetak dua gol.

Dua gol yang diciptakannya itu berarti lebih bagi Honda. Karena selain dengan dua golnya mengantarkan AC Milan meraih tiga poin, tambahan dua golnya ini pun membuat dirinya menjadi top skorer sementara Serie A, bersama Jose Callejon (Napoli) dan Carlos Tevez).

Prestasi ini kembali mengingatkannya pada apa yang ia tuliskan pada esainya 15 tahun lalu. Dalam esai yang berjudul ‘My Dream for the Future’ atau ‘Mimpiku untuk Masa Depan’, Honda memiliki cita-cita menjadi pesepakbola terbaik di dunia.

“Ketika aku tumbuh besar, aku ingin menjadi pesepakbola terbaik di dunia. Tidak, aku akan menjadi yang terbaik!” bunyi salah satu paragraf yang ditulis Honda pada Maret 1999 itu.

Memang, perjalanan Honda untuk menjadi yang terbaik dunia masih panjang. Tapi dengan Honda yang saat ini menjadi top skorer Serie A, setidaknya Honda telah merasakan menjadi yang terbaik di Serie A (dalam urusan mencetak gol).

Ia tentunya harus berterima kasih pada Filippo Inzaghi, pelatih Milan sejak awal musim 2014-2015. Inzaghi bisa memaksimalkan potensi Honda dengan menempatkannya sebagai penyerang kanan. Karena saat masih ditangani Seedorf, Honda kerap ditempatkan sebagai gelandang serang.

Posisi gelandang serang sebenarnya merupakan posisi ideal Honda. Di CSKA Moscow pun ia ditempatkan sebagai gelandang serang, di belakang penyerang. Hanya saja pada musim lalu, ia harus berbagi tempat bersama legenda Milan, Kaka dan pemain pinjaman dari Queen Park Rangers, Adel Taarabt.

Meski ia harus keluar dari zona nyamannya, Honda membuktikan bahwa dengan semangat samurai-nya ia bisa menaklukkan Serie A, menaklukkan sepakbola Italia. Dan ini tentu saja tak hanya baik bagi dirinya, Milan pun ikut senang bukan kepalang dengan apa yang ditunjukkan Honda.

Seperti Jepang yang dijuluki Negeri Matahari Terbit, kemampuan Honda yang sebenarnya pun telah terbit seutuhnya. Ya, gol-gol Honda telah menjadi sinar harapan bagi Milan yang musim sebelumnya berada di masa kelam. Semoga Honda bisa terus mempertahankannya dan mewujudkan impian yang sebenarnya, yaitu menjadi yang terbaik di dunia.

foto: wikipedia.org

Komentar