Manchester City Juara di Old Trafford

Berita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Manchester City Juara di Old Trafford

Manchester United yang menunda Manchester City untuk juara, Manchester United pula yang meresmikan Manchester City untuk juara. Kekalahan 0-1 Setan Merah atas tamunya, West Bromwich Albion, membuat City resmi menjadi juara Liga Primer Inggris 2017/18.

Sepakbola mengajarkan kepada kita untuk tidak serakah. Dihitung secara matematika, statistika, atau ilmu peluang, kans City untuk menjuarai Liga Primer terbuka sangat lebar sejak pekan lalu.

Ketika menghadapi Man United di Etihad Stadium, mereka bisa saja menjadi juara jika berhasil mengalahkan tamunya tersebut.

Menjadi juara dengan mengalahkan rival terbesar dan dengan sisa pertandingan di liga yang masih panjang adalah sebuah cara yang sangat menarik, meski terkesan “rakus” (kebetulan PSV Eindhoven bisa melakukannya pada pertandingan malam ini untuk menjuarai Eredivisie Belanda setelah mengalahkan Ajax Amsterdam 3-0).

Meski sempat unggul 2-0 di babak pertama atas Man United, Man City kemudian kalah 2-3. Tidak sampai di situ, beberapa hari setelahnya Man City disingkirkan dari Liga Champions UEFA oleh Liverpool.

Baca selengkapnya: Pemenang Derbi Manchester adalah Liverpool

Katanya (termasuk kata kami), Man City sedang dalam performa tak baik. Mungkin mereka akan kembali menunda gelar juara karena pertandingan mereka selanjutnya (setelah tersingkir dari Liga Champions) adalah bertandang ke Tottenham Hotspur.

Pada pertandingan Minggu (15/04) dini hari, ternyata The Citizens berhasil menang 3-1 atas Spurs di Wembley. Masih mencoba menerka-nerka, setelah itu, semua orang mengira jika City akan resmi menjadi juara pada pertandingan Liga Primer tengah pekan nanti menghadapi Swansea City.

Hal itu diprediksi terjadi lantaran Man City harus berharap Man United kalah melawan West Brom jika mereka ingin juara secepatnya. Itu hampir mustahil mengingat: (1) Man United sedang bagus-bagusnya, dan (2) West Brom, sang juru kunci yang siap-siap degradasi, sedang butut-bututnya.

“Besok, aku akan main golf dengan putraku,” kata Pep Guardiola, ketika ditanya apakah ia akan menonton pertandingan Man United melawan West Brom sambil berharap West Brom mengalahkan Man United.

Pep tak peduli, sejujurnya ia pesimis West Brom bisa mengalahkan United. Walau demikian, ia sempat menambahkan: “Sepakbola itu tak bisa diprediksi, kamu tahu itu.”

Itu lah kenapa ia main golf, bukan main atau nonton sepakbola, di malam yang sama ketika satu gol dari Jay Rodriguez (“asis” dari Nemanja Matic) membuat Man United dikalahkan oleh sang juru kunci, sekaligus membuat Man City juara.

Liga Primer masih menyisakan empat pekan pertandingan, tapi Man City dan Man United sama-sama masih menyisakan lima pertandingan lagi. Dengan kekalahan ini, Man City unggul 16 poin dari Man United di peringkat kedua. Resmi sudah, secara matematis, Man City tak bisa terkejar lagi.

***

Segala narasi terkerek tinggi saat Man United berhasil menunda gelar juara Man City melalui comeback mereka di Etihad pekan lalu.

Man City melewatkan peresmian juara mereka; seolah tak ada cara juara yang lebih membanggakan bagi Man City -sekaligus juga cara “memberikan gelar juara” yang lebih memalukan bagi Man United- daripada itu.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, Man City bisa juara (meski secara tak langsung) di Old Trafford, di kandang rival mereka, melalui kesebelasan juru kunci pula.

Seharusnya ini memalukan bagi United, meski tak terlalu membanggakan juga bagi Man City; tapi “amunisi” olok-olok fans City kepada fans United sudah bertambah banyak setelah malam ini.

Jose Mourinho juga was-was karena ia bisa mendapatkan pemandangan yang tidak enak di akhir musim nanti: Man City mengangkat trofi Liga Primer, Liverpool mengangkat trofi Liga Champions, Arsenal mengangkat trofi Liga Europa, dan Chelsea atau Spurs (atau Southampton) mengangkat trofi Piala FA.

Meski saat ini hal tersebut masih berupa angan-angan, tak ada salahnya untuk was-was. Benar kata Pep, sepakbola memang tak bisa diprediksi.

Komentar