Misi Hodgson Bersama Klub yang Memperkenalkannya Sepakbola

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Misi Hodgson Bersama Klub yang Memperkenalkannya Sepakbola

Roy Hodgson kembali turun gunung ke dunia kepelatihan. Sempat menganggur selama lebih dari satu tahun, pelatih asal Inggris tersebut telah diumumkan sebagai manajer baru Crystal Palace. Sebelumnya, Palace baru saja berpisah dengan pelatih asal Belanda, Frank De Boer yang menelan empat kekalahan di empat laganya.

Jauh sebelum ini, Roy Hodgson harus mundur dari kursi pelatih Tim Nasional (timnas) Inggris setelah tersingkir dari babak 16 besar Piala Eropa 2016. Kemudian ia dikabarkan diincar oleh klub-klub dari Liga Tiongkok.

Tapi Hodgson lebih memilih berkawan dengan kesunyian. Ia enggan membahas tentang sepakbola, khususnya sepakbola Inggris, sejak mengundurkan diri. Seperti ada kerapuhan psikologis dalam diri Hodgson saat itu. Baru pada Desember 2016 ia mengungkapkan betapa tertekan dirinya oleh media-media di Inggris.

Hodgson mengingatkan pelatih lain bahwa betapa bahayanya media Inggris jika gagal mendapatkan kemenangan. Tapi ia masih menerima keberadaan media televisi yang bisa memperlihatkan perasaan dan suara hatinya sendiri. Penilaiannya itu berbeda dengan media tulis yang menurutnya sangat berbahaya bagi pelatih sepakbola.

"Mereka [media] mengambil kata-kata yang Anda ucapkan dan bisa membuatnya sangat berbeda dengan yang sebenarnya. Tapi Anda tidak akan bisa mengalahkannya. Anda harus menghindari keinginan untuk balas dendam saat berhadapan dengan kelompok media tersebut," imbuhnya seperti dikutip dari Independent.

Daripada kembali ke Inggris, Hodgson pun lebih memilih pergi ke Australia menjadi penasihat staff kepelatihan Melbourne City. Tugas utamanya di sana adalah pengembangan akademi Melbourne City. Di sana, Hodgson justru disambut dengan bahagia oleh Melbourne City.

"Senang sekali bisa mengajaknya. Apa yang seharusnya menjadi percakapan selama 10 menit, berubah menjadi satu jam begitu ia banyak bercerita. Ia di sini sebagai konsultan untuk membantu kami melatih. Kami bisa bertanya banyak kepadanya apapun yang kami butuhkan. Dia punya banyak cerita dan pengetahuan tentang sepakbola. Kami sangat beruntung bisa menghadirkannya di sini, dia punya banyak pengalaman," kata Michael Valkanis selaku pelatih Melbourne City seperti dikutip dari Daily Mail.

Namun ketika isu pemecatan De Boer mencuat, nama Hodgson juga semakin dikaitkan dengan Palace. Pengalaman melatihnya yang mumpuni disinyalir menjadi alasan Palace menunjuknya. Sejak memulai karier sebagai pelatih pada 1976, atau lebih dari 40 tahun lalu, Hodgson telah malang melintang di banyak negara untuk mengasah kemampuan melatihnya. Bersama Palace, total 21 kesebelasan berbeda pernah ia latih.

Sebelum Palace, kesebelasan Liga Inggris yang pernah dimanajerinya adalah Bristol City, Blackburn Rovers, Fulham, Liverpool dan West Bromwich Albion. Sisanya, Hodgson berpengalaman melatih kesebelasan-kesebelasan di luar Liga Inggris. Di Liga Swedia, ia pernah menangani Halmstad, Oddevold, Orebro, Malmo dan Grasshopers. Di Italia, Hodgson pernah menukangi Internazionale Milan dan Udinese. Belum jika dihitung dari Liga Denmark bersama FC Kopenhagen dan Liga Norwegia ketika melatih Viking. Sebelum timnas Inggris, Hodgson juga pernah melatih beberapa kesebelasan negara lainnya seperti Swiss, Uni Emirat Arab dan Finlandia.

Di sisi lain, Hodgson sendiri tidaklah asing dengan Palace karena ia memulai kariernya sebagai pesepakbola di akademi kesebelasan tersebut. Mantan pemain berposisi bek itu bergabung dengan akademi sepakbola Palace pada 1963 sampai 1965.

Ia dipromosikan ke skuat senior pada 1965 dan hanya satu musim di sana tanpa pernah dimainkan. Barulah ia meninggalkan kesebelasan pertamanya itu menuju Tonbridge Angels, Gravesend & Northfleet, Maidstone United, Ashford Town, Berea Park dan pensiun di Carshalton Athletic.

Mungkin atas kenangan di masa lalu juga Hodgson akhirnya menerima pinangan Palace. Ini artinya ia telah kembali ke kesebelasan asalnya setelah 51 tahun berpergian ke kesebelasan lain sebagai pemain maupun pelatih.

Jika berhasil menjaga Palace tetap bertahan di Liga Primer Inggris, Hodgson akan diberikan bonus minimal 1 juta paun. Pria 70 tahun itu sendiri ditawari kontrak selama dua tahun dengan bayaran 2,5 juta paun permusim. Saat ini Palace berada di peringkat 20 dan belum pernah meraih poin satu pun atas seluruh kekalahan tanpa mencetak gol dari empat pertandingan Liga Primer Inggris musim ini. Hodgson kemungkinan sudah bisa menjadi manajer Palace ketika menjamu Southampton di Stadion Selhurst Park pada Sabtu (19/9) mendatang.

Namun sebelum Hodgson resmi kembali ke Palace, berbagai kalangan di media sosial sudah mengkritik rencana tersebut. Bahkan sindiran-sindiran kepada Hodgson dipublikasikan di media-media tulis Inggris, sesuatu yang sempat dikeluhkannya usai mengundurkan diri dari jabatan manajerial terakhirnya. Tapi risiko itu yang harus dihadapi Hodgson. Setidaknya ia harus membuktikan kapasitasnya di kesebelasan pertamanya sebelum memutuskan pensiun.

"Saya pikir ini mungkin pekerjaan terbaik dalam banyak hal yang telah saya lakukan sejauh ini. Jadi tidak ada keraguan saya bisa hancur dengan cara apapun. Sebenarnya, saya rasa pengalaman itu membuat Anda lebih kuat. Dalam sepakbola, bagaimana pun juga Anda akan berpikir untuk melakukan segala hal, ketika hidup Anda berjalan, selalu ada perampok yang bersembunyi di balik bayangan untuk memukul kepala Anda saat tidak mengharapkannya," tutur Hodgson seperti dikutip dari The Guardian.

Memang tak sedikit yang meragukan kapasitas Hodgson meski ia punya segudang pengalaman. Tapi mungkin justru inilah yang akan dipertaruhkan Hodgson sebelum mengakhiri kariernya sebagai pelatih; menyelamatkan klub yang mengawali kariernya di sepakbola dari keterpurukan.

Sumber lain: Empire of the Kop, ESPN FC

Komentar