[Match Analysis] Indonesia U-19 1 - 1 Myanmar U-19

Analisis

by redaksi

[Match Analysis] Indonesia U-19 1 - 1 Myanmar U-19

Tim nasional Indonesia U-19 harus puas dengan hasil imbang 1-1 saat menjamu tamunya Myanmar U-19, di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (5/5) malam.

Pada pertandingan kali ini anak asuh Indra Sjafri dibuat kerepotan dengan pressing ketat yang diterapkan oleh tim Myanmar U-19.  Akibatnya skema permainan Garuda Jaya tak berjalan maksimal terutama pada babak pertama.

Selain itu menjelang akhir pertandingan Indonesia U-19 dibuat frustasi dan cenderung bermain emosional.

Muchlis Hadi mampu membuka keunggulan dengan gol cepat yang ia buat pada empat menit pertandingan berjalan, namun berselang empat menit setelahnya Myanmar mampu menyamakan kedudukan. Skor 1-1 pun bertahan hingga peluit wasit tanda akhir permainan dibunyikan.

Garis Pertahanan Tinggi dan Jebakan Offside Myanmar U-19

Mengandalkan pressing Myanmar U-19 seakan menumpuk pemain mereka di tengah. Menyisakan hanya satu pemain di depan yakni nomor punggung 10 Shine. Selain itu taktik jebakan offside juga diterapkan anak asuh Gerd Friedrich Horst.


Bahkan dalam gambar tendangan bebas diatas, para pemain bertahan Myanmar berani untuk membentuk garis pertahanan tinggi dan dekat dengan posisi bola. Skema ini sebenarnya menguntungkan bagi Indonesia karena mempunyai dua pemain sayap cepat, yakni Maldini dan Muchlis Hadi.

Gol semata wayang yang dilesakkan oleh Muchlis juga terjadi karena skema jebakan offside gagal yang dilakukan pemain Myanmar.


 

Menghentikan Suplai Bola Evan Dimas

Gerd pelatih Myanmar pada konferensi pers seusai pertandingan mengakui telah berhasil mematikan pergerakan dari Evan Dimas. Sebagai pengatur serangan, pemain asal Surabaya tersebut "hanya" menghasilkan 37 umpan sepanjang pertandingan, hampir setengah dari rataannya. Cara yang dilakukan adalah dengan menghentikan suplai bola kepadanya. Hargianto yang bertugas menjemput bola selalu ditempel ketat sepanjang pertandingan. Umpan 1-2 yang biasa diperagakan lini tengah Garuda Jaya juga tidak dapat dilakukan.    


Alternatif Taktik Baru Indra Sjafri

Berbeda dengan pertandingan - pertandingan sebelumnya, baik di Piala AFF, kualifikasi AFC, atau tur uji coba lalu. Pelatih Indra Sjafri meninggalkan pola yang selama ini menjadi skema baku permainan Indonesia U-19, mengandalkan kedua sayap diakhiri dengan cutback. Kali ini para gelandang mencoba masuk melalui tengah dengan mengandalkan umpan terobosan. Bahkan pada babak pertama dimana cara ini terus menerus dilakukan, Indonesia sama sekali tidak melakukan umpan silang. Tidak kurang dari 10 kali umpan terobosan dilakukan dengan kebanyakan melalui bola panjang. Umpan melalui bola panjang terpaksa dilakukan karena Evan Dimas dkk kesulitan masuk ke area sepertiga akhir berkat pressing ketat yang dilakukan Myanmar.  


Umpan sepertiga akhir babak pertama Indonesia (merah)

 

Pada saat babak kedua, Myanmar menurunkan intensitas pressing dengan menurunkan garis pertahanan lebih dalam. Seakan tidak ingin mengulangi kekalahan saat Piala AFF lalu, dimana mereka kehabisan tenaga setelah turun minum.

Hal ini membuat Indonesia lebih bebas memainkan bola di depan kotak penalti Myanmar, namun kokohnya pertahanan yang dilakukan tuan rumah Piala AFC tersebut membuat Garuda Jaya tetap gagal mencetak gol.

 Rasa frustasi juga ditunjukan menjelang akhir pertandingan, para pemain kedua tim terlihat emosional. Puncaknya adalah insiden kartu merah yang diterima Hansamu.

   

(amp)

Komentar