[Short Analysis] ISL: Arema Cronus 2 - 2 Persib Bandung

Analisis

by redaksi

[Short Analysis] ISL: Arema Cronus 2 - 2 Persib Bandung

Puluhan ribu Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan sedikit termenung ketika wasit Suyanto meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Tim kebanggaannya, Arema Cronous, gagal membalaskan dendamnya pada Persib Bandung, setelah kalah 2-3 di stadion Jalak Harupat pada putaran pertama,

Pada laga yang digelar tadi malam (25/5) Arema harus rela berbagi angka dengan Persib di depan pendukungnya sendiri. Bahkan mereka sempat tertinggal lebih dulu lewat dua gol Ferdinand Sinaga pada menit 45 dan 46. Untungnya Gustavo Lopez berhasil mencetak dua gol kemudian pada menit 56 dan pinalti 67.

Hasil imbang ini sejatinya tak menggoyahkan Arema dari puncak klasemen. “Singo Edan” masih nyaman bertengger sendirian di posisi teratas klasemen Liga Super Indonesia dengan raihan 31 poin dari 13 pertandingan. Hanya saja hasil imbang ini menjadi PR tersendiri bagi Arema yang di laga kandang sebelumnya pun tak mampu meraih kemenangan setelah kalah 1-2 oleh Semen Padang.

Performa Arema Cronous

Menghadapi Persib di pertandingan ke-13 nya musim ini, Arema tampil dengan kekuatan penuh. Gustavo Lopez, Victor Igbonefo, Ahmad Bustomi, dan Kurnia Meiga yang pada pertandingan sebelumnya absen, turun sejak menit awal.

Arema masih dalam skema penyerangan seperti biasanya yaitu umpan-umpan pendek yang diarahkan pada Christian Gonzales yang menjadi penyerangah tengah. Hanya saja suplai bola yang biasanya diberikan oleh Gustavo Lopez menemui hambatan karena lini tengah Persib yang bermain dengan dua defensive midfielder. Pertahanan rapat yang diperagakan para pemain Persib memaksa Arema harus melepaskan tembakan jarak jauh dari luar kotak penalti untuk membahayakan gawang Persib yang dijaga I Made Wirawan. Sayang, tendangannya selalu bisa dimentahkan kiper timnas Indonesia tersebut.

Arema terutama terlihat kesulitan jika Gustavo bisa dijauhkan dari final-third. Jika pun Gustavo bisa masuk ke final third, dia tak pernah dibiarkan tanpa menghadapi salah seorang gelandang bertahan Persib, entah Hariono atau pun Taufik. Gonzales atau Beto jadi terisolasi di depan.

Sadar akan kesulitan untuk menembus pertahanan Persib dengan umpan-umpan pendek, para pemain Arema kemudian mulai melancarkan umpan-umpan panjang ke jantung pertahanan Persib pada babak kedua. Gustavo yang kesulitan mencari ruang di depan kotak penalti terpaksa bermain lebih turun ke area tengah lapang dan langsung memberikan umpan direct ke trio penyerang Arema, Christian Gonzales, Beto Goncalves, dan Samsul Arif yang kemudian digantikan Dendi Santoso. Namun Vladimir Vujovic, bek Persib, bermain cukup lugas. Ia berkali-kali mampu menggagalkan serangan-serangan dengan memenangi duel-duel udaranya.

Dua gol Arema tercipta oleh aksi seorang Gustavo Lopez. Pada gol pertama Gustavo berhasil mendapatkan celah di antara back four dan pemain tengah Persib. Ia yang berdiri bebas pun dengan leluasa melesakkan tembakan keras dari luar kotak penalti. Sedangkan satu gol lagi ia cetak dari titik putih setelah I Gede Sukadana dilanggar di area terlarang.

Performa Persib

Persib kembali menurunkan dua gelandang bertahannya, M. Taufiq dan Hariono, secara bersamaan. Sepertinya coach Janur paham betul bagaimana cara menyerang Arema yang selalu terpusat lewat tengah. Dan dengan dua DM ini, berhasil membuat Arema kesulitan melakukan penyerangan.

Persib tertekan sepanjang pertandingan. Para pemain Persib seperti diinstruksikan untuk lebih sabar dan menunggu untuk melakukan serangan balik cepat. Itulah yang kemudian menjadi alasan seorang Djibril yang biasanya menjadi starting line-up malam tadi menjadi penghuni bangku cadangan. Djanur tak memasang target-man dengan mencadangkan Coulibally. Dua striker yang dipasang, Tantan dan Ferdinand, tak berperan sebagai ujung tombak, tapi bergantian menggantung di flank.

Tantan dan Ferdinand yang bermain melebar menjadi kunci bagaimana Persib melakukan serangan balik. Jika kemudian bola dikuasai Tantan di sebelah kiri, maka Ferdinand akan masuk ke tengah. Begitu juga sebaliknya. Terkadang mereka pun bertukaran posisi untuk membingungkan penjagaan yang dilakukan pertahanan Arema. Serangan balik Persib selalu diarahkan ke lebar lapangan, bukan langsung ke jantung pertahanan lawan.

Ketika para pemain tengah Persib mendapatkan bola, mereka lantas mengirimkan bola tersebut ke area flank pertahanan Arema. Flank Arema tercipta setelah Defensive Line Arema ikut naik terpancing posisi Tantan dan Ferdinand yang menunggu bola di dekat area tengah lapangan.

Dua gol Ferdinand yang tercipta pada pertandingan malam tadi menunjukkan keberhasilan strategi ini. Ketika Persib melakukan penyerangan, Ferdinand maupun Tantan berhasil melepaskan penjagaan para pemain Arema dengan bola yang ia giring dari tengah lapangan ke ruang kosong di pertahanan Arema.

Selain itu, pertahanan Persib malam tadi bermain disiplin. Ketika para pemain Arema melakukan penyerangan, para pemain tengah diinstruksikan untuk membantu pertahanan. Konate Makan sering terlihat berada di sisi kanan pertahanan Persib. Malam itu, Konate memang diproyeksikan mengisi pos kanan yang ditinggalkan M. Ridwan.

Pemain Terbaik

Ferdinand Sinaga. Meski Lebih sering mendapat tekanan dari kubu lawan, Persib berhasil mencuri dua gol terlebih dahulu. Ini tak lepas dari kelihaian Ferdinand dalam memaksimalkan setiap kesempatan yang ia dapat. Ia mampu memerankan perannya dan menjadi momok bagi pertahanan Arema yang digalang duo bek tangguh, Thierry Gatthuesi dan Victor Igbonefo.

Momen Krusial

Gol pertama Gustavo Lopez mengubah ritme permainan dan memperkuat kepercayaan diri Arema yang sebelumnya terlihat menurun. Gol pertama Gustavo menjadi titik balik sekaligus menjelaskan lubang yang ditinggalkan Persib. Gol itu lahir karena Gustavo bisa dengan bebas berhadapan langsung dengan back-four. Padahal sepanjang laga, selalu ada minimal satu pemain [Hariono/Taufik] yang akan menutup Gustavo sebelum bisa berhadapan dengan back-four. Lubang yang harus dibayar mahal oleh Persib.

Performa Wasit

Wasit Suyanto berada dalam situasi yang sulit setelah laga ini. Hampir pasti dia akan menghadapi rentetan pertanyaan dari Komite Wasit. Arema tak puas dengan dianulirnya dua gol Arema. Persib jelas berhak kecewa dengan gol penalti Gustavo yang merupakan hasil diving Sukadana. Penalti itu diawali oleh sepak pojok yang juga keputusan yang salah karena Toni Sucipto sama sekali tidak menyentuh bola, padahal hakim garis sangat dekat dengan kejadian.

foto: ongisnade.co.id

[ar]

Komentar