Ini Cara Van Gaal Mempercayai Pemain Muda

Cerita

by redaksi

Ini Cara Van Gaal Mempercayai Pemain Muda

Nama Louis van Gaal makin sering muncul di media setelah disebut-sebut sebagai kandidat terkuat memimpin skuat Manchester United. Dia memang manajer yang bergelimang trofi. Di mana pun memimpin (Ajax, Barcelona, Bayern Muenchen sampai AZ Alkmaar), orang yang kini menjadi pelatih timnas Belanda itu selalu mempersembahkan gelar juara.

Tapi salah satu alasan kenapa van Gaal dianggap tepat untuk bekerja di Old Trafford adalah kepercayaannya pada pemain muda. Nama-nama tenar seperti Thomas Mueller, Xavi dan Iniesta memulai debutnya di tim senior di era kepemimpinannya.

"Anda harus bermain sebagai sebuah tim, bukan individu. Itulah kenapa saya selalu kembali pada visi permainan saya yaitu sistem 4-3-3 karena saya selalu bermain dengan sistem itu. Jika pemain muda bisa melakukannya, maka dia akan saya pilih. Jika itu adalah pemain berusia tua, saya tidak ambil pusing (selama bisa bermain dengan sistem 4-3-3). Umur tidak penting," katanya.

Ketika memimpin Ajax Amsterdam menjuarai Liga Champions pada 1995, dia banyak mempercayai pemain yang saat itu masih belia, dari Seedrof sampai Kluivert. Tapi dia tak segan untuk percaya pada pemain yang sudah tua, seperti Frank Rijkaard, misalnya, yang dianggap sudah habis karirnya di AC Milan.

Kemampuan melihat potensi pemain muda itu juga diperkuat oleh kejeliannya dalam melihat posisi yang tepat bagi seorang pemain. Nama David Alaba kini terkenal sebagai salah satu full-back kiri terbaik dunia. Padahal awalnya Alaba tak mau main di posisi itu. Van Gaal yang mendidiknya agar mau dan berhasil bermain di posisi itu.

"Ketika saya tiba di Bayern Muenchen, saya merasa Schweinsteiger tidak pas bermain melebar. Saya katakan padanya, 'Anda harus bermain di lini tengah'. Begitulah, saya berbicara dengan setiap pemain tentang posisi dan kepribadian pemain dalam tim dan bagaimana ia bekerja dengan rekan-rekannya. Kini dia (Schweini) berperan sebagai holding midlfielder. Badstuber tadinya seorang full-back, saya yang menempatkannya sebagai bek tengah," terang pria kelahiran 8 Agustus 1951 ini.

Tidak heran jika di mana pun van Gaal bekerja, dia akan tetap mempekerjakan setidaknya salah satu staf pelatih di era sebelumnya. Saat datang di Bayern, dia melanjutkan kontrak pelatih Herman Kerland (yang kini juga masih bekerja bersama Pep Guardiola). "Saya harus tahu siapa saja yang bisa masuk (ke tim utama) dari sistem pembinaan dan dia (Kerland) yang memberi tahu nama-nama pemain muda seperti Mueller, Badstuber dan Alaba," lanjutnya.

Untuk alasan itulah van Gaal mencoba meyakinkan manajemen United bahwa dirinya tidak keberatan sama sekali untuk mempertahankan Ryan Giggs yang kini menjabat sebagai manajer sementara.

Komentar