Berkah yang Berakhir Bencana bagi Karius

Backpass

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Berkah yang Berakhir Bencana bagi Karius

Musim 2017/18 bagi Loris Karius adalah berkah yang berakhir bencana. Karius, yang didatangkan dari FSV Mainz 05 di awal musim sebelumnya, menunjukkan perkembangan pesat sepanjang musim pertamanya bersama Liverpool. Berkat kemajuan tersebut Jurgen Klopp tak ragu memercayakan posisi penjaga gawang utama Liverpool kepadanya.

Karius menjawab kepercayaan Klopp dengan penampilan yang cukup baik. Dia membuat banyak penyelamatan penting. Performa apik Karius membawa Liverpool menempati posisi empat klasemen akhir Liga Primer Inggris 2017/18. Karius juga berperan dalam keberhasilan The Reds mencapai final Liga Champions.

Tampil di final Liga Champions bersama Liverpool harusnya menjadi momen indah bagi Karius. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Final Liga Champions malah menjadi bencana yang membawa Karius ke masa paling kelam dalam kariernya.

Karius sebenarnya tampil cukup baik di final Liga Champions melawan Real Madrid. Dia membuat beberapa penyelamatan penting di awal laga. Namun kegemilangan itu tersapu dua kesalahan fatal yang membuat Madrid menang 3-1.

Kesalahan pertama Karius terjadi pada menit ke-50. Dalam situasi yang tidak berbahaya, dia dengan ceroboh memberikan bola kepada Karim Benzema, yang langsung menceploskan bola ke gawang kosong. Kesalahan kedua terjadi di menit ke-83; Karius gagal mengantisipasi tembakan keras Gareth Bale, yang dilepas dari luar kotak penalti, dengan sempurna. Bola lepas dari tangkapan Karius dan meluncur masuk ke gawang.

Baca Juga: Blunder Sebagai Konsekuensi Taktik Klopp

Di akhir pertandingan, Karius terkapar di hamparan rumput hijau Stadion NSC Olimpiyskiy. Tidak satu pun pemain Liverpool menghampirinya; mereka sibuk dengan kesedihan masing-masing. Tak lama berselang, Karius bangkit dan berjalan pelan mengitari lapangan. Sambil terisak dia melambaikan tangan ke arah tribun yang disesaki para pendukung Liverpool, sebagai simbol permintaan maaf.

“Kesalahanku telah membuat timku kalah di final. Aku minta maaf. Minta maaf kepada semua orang. Jika aku bisa kembali ke masa lalu, aku akan melakukannya dengan lebih baik. Aku telah mengecewakan mereka.” katanya kepada TalkSport.

Blunder Karius di final Liga Champions berefek luas. Karius tidak hanya mendapat cemoohan tapi juga ancaman pembunuhan. Karius sempat membela diri melalui keterangan medis yang mengatakan bahwa selama pertandingan Karius mengalami gegar otak setelah mendapat sikutan dari Sergio Ramos.

Meski begitu banyak juga yang memberi dukungan kepadanya. Beberapa rekan satu timnya seperti Dejan Lovren, Sadio Mane, hingga Simon Mignolet ramai-ramai merangkulnya. Begitu pula dengan Mario Balotelli, Eric Bailly, hingga Iker Casillas.

Casillas bahkan tak segan membela Karius. Bekas penjaga gawang Real Madrid itu menyatakan, salah oper hingga penyelamatan yang tak sempurna bisa menjadi blunder yang biasa dilakukan penjaga gawang. Bahkan tak menutup kemungkinan blunder itu dilakukan kiper terbaik dunia.

“Karius pria yang baik dan Anda tidak suka melihat apa yang terjadi, tetapi itu biasa terjadi. Ini terjadi pada Anda, saya mengalami hari yang buruk seperti itu, saya ingat melawan Belanda di Piala Dunia 2014,” katanya dilansir dari Squawka.

Casillas percaya Karius akan menjadi pemain yang lebih baik jika berhasil melewati masalah tersebut. Karius harus belajar dari setiap kesalahan yang ia lakukan. Apalagi ia masih sangat muda—pada 22 Juni ini Karius baru akan merayakan ulang tahunnya yang ke-25.

Kesalahan yang dibuat Karius di final Liga Champions adalah kenangan paling buruk yang takkan bisa dilupakan. Tapi Ia harus bangkit dengan menjadikan kesalahan sebagai pelajaran yang membuatnya berkembang.

Komentar